KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Saat ini, jumlah mahasiswa di Nusa Tenggara Timur sebanyak 120.000 lebih yang menyebar di 65 Perguruan Tinggi. Jumlah tersebut merupakan potensi yang harus dimaksimalkan untuk membangun ketangguhan bencana di NTT.
Kepala Pelaksana BPBD NTT, Amborisius Kodo, S.Sos., M.M. mengatakan itu ketika berbicara dalam pemetaan peluang dukungan perguruan tinggi untuk pengurangan risiko bencana di NTT. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Aston Kupang Kamis (3/8/2023).
Penggagas kegiatan tersebut adalah Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi NTT dengan dukungan Program SIAP SIAGA. Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan dari berbagai kampus di Nusa Tenggara Timur itu, didasari oleh kesadaran akan potensi dan peran strategis Perguruan Tinggi dalam mewujudkan penguatan sistem penanggulangan bencana di NTT.
“Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi diharapkan isu-isu pengurangan risiko bencana dapat diterapkan di masing-masing kampus,” sebut Ambrosius.
Disebutkan, Pemerintah Provinsi NTT melalui BPBD NTT telah membangun MoU dengan 2 Perguruan Tinggi yang ada di Nusa Tenggara Timur, yaitu Universitas Nusa Cendana dan Universitas Muhamadiyah.
“Saya berharap agar ke depan ada keterlibatan dan kolaborasi dari semua Perguruan Tinggi di Nusa Tenggara Timur dengan memperkuat penelitian dan publikasi terkait kebencanaan,” katanya.
Ambrosius menambahkan, Pemerintah berterima kasih kepada FPRB pimpinan Norman Riwu Kaho yang mewadahi berbagai kekuatan penthahelix dan telah banyak melakukan praktik baik sesuai kajian dan teori melalui unsur perguruan tinggi.
Hadir pada kegiatan dimaksud, perwakilan dari Universitas Nusa Cendana, Universitas Muhamadiyah, Universitas PGRI, Universitas Katholik Widya Mandira Kupang, dan Politeknik Pertanian NTT. Hadir pula Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT dan Perwakilan dari UPN Veteran Yogyakarta sebagai narasumber, serta media massa, dan lembaga usaha.*/)Yusta
Editor: Laurens Leba Tukan
