GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Hukrim
Beranda / Hukrim / Sinergi Dr. Umbu Rudi dan Kajari Akwan Anas di Sumba Timur

Sinergi Dr. Umbu Rudi dan Kajari Akwan Anas di Sumba Timur

Anggota Fraksi Golkar DPR RI, Dr. Umbu Rudi Kabunang (pertama dari kiri) pose bersama Kepala Kejaksaan Negeri Sumba Timur, Akwan Anas di Ruang Kerja Kajari Sumba Timur, Kamis (7/8/2025). Foto: Irvan

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Suasana ruang kerja Kejaksaan Negeri Sumba Timur, siang itu terasa lebih cair dari biasanya. Kamis (7/8/2025), bukan hanya menjadi hari kerja baru bagi Akwan Anas, jaksa berdarah Bugis-Makassar yang baru saja dilantik sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Sumba Timur. Tapi juga menjadi panggung awal bagi terjalinnya simpul baru sinergi antara lembaga hukum dan kekuatan politik.

Dr. Umbu Rudi Kabunang, anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Golkar, datang bersilaturahmi. Ia memberikan ucapan selamat bertugas bagi Akwan Anas sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Sumba Timur. Umbu Rudi  Tidak sendiri. Ia didampingi dua tokoh Sumba Timur: Pdt. Abraham Litinau, seorang pemuka agama dan budayawan, serta Umbu Aryad, legislator muda Fraksi Golkar di DPRD setempat.

Percakapan mereka bukan basa-basi birokratik. Topiknya serius, tentang penegakan hukum, pembangunan daerah, dan bagaimana Kejaksaan bisa menjadi mitra aktif dalam menata ulang wajah Sumba Timur.

“Pak Kajari sangat antusias dan siap bersinergi untuk membangun Sumba Timur. Sebagai aparat penegak hukum, beliau ingin ambil bagian secara profesional dalam mendukung program-program pembangunan,” ujar Umbu Rudi.

Kedatangan Akwan memang membawa ekspektasi tinggi. Ia menggantikan Victoris Parlaungan Purba, yang dipromosikan ke Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Serah terima jabatan berlangsung sehari sebelumnya di Kupang, dipimpin Kepala Kejati NTT Zet Tadung Allo, berdasarkan SK Jaksa Agung Nomor 353 Tahun 2025.

Gubernur Melki Kukuhkan Satgas Pengawasan Internal “Ayo Bangun NTT”

Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, yang menyambut langsung kedatangan Akwan di Bandara Umbu Mehang Kunda pada 31 Juli lalu, menyampaikan harapan besar.

“Kami berharap Kejari tetap menjadi garda depan penegakan hukum yang profesional dan proporsional,” katanya kala itu.

Bukan Jaksa Menara Gading

Latar belakang Akwan mencerminkan perpaduan antara akademisi hukum dan aktivisme. Alumni Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun Jakarta ini pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan meniti karier di berbagai titik, dari Kejari kecil hingga menjabat Kabag Tata Usaha Kejati Gorontalo. Pengalaman panjang itu menempanya menjadi jaksa yang disiplin tapi tidak elitis.

”Saya belajar menjadi cekatan, tanggap, dan menjaga sinergi dengan semua elemen,” katanya tenang, namun penuh tekanan makna.

Dari Hutan Bambu Komodo, Gubernur Melki Menyemai Ekonomi yang Pulih Bersama Alam

Akwan sadar, tugasnya di Sumba Timur bukan perkara mudah. Daerah ini tumbuh cepat. Masalah pembangunan, konflik lahan, pengawasan dana desa, hingga persoalan korupsi kecil di lingkup pelayanan publik menjadi perhatian warga. Ia ingin membawa Kejaksaan menjadi lembaga yang terbuka, berintegritas, dan humanis.

“Penegakan hukum tidak boleh jauh dari rasa keadilan publik,” ujarnya mantap.

Langkah awalnya langsung ditandai pertemuan dengan aktor politik dan tokoh adat. Bagi sebagian warga, pendekatan ini memberi sinyal bahwa era jaksa yang duduk di menara gading mungkin akan berganti. Akwan menjanjikan tidak akan ada jarak antara dirinya dengan bawahan maupun masyarakat.

“Saya akan mendisiplinkan jajaran tanpa membedakan siapa pun. Tapi semua tetap dalam suasana yang hangat dan mengayomi,” katanya.

Antara Toga dan Tanggung Jawab Sosial

Bupati Paulus dan Adri Sabaora Menanam Keteladanan di Tanah Palajara

Sinergi awal antara Umbu Rudi Kabunang dan Akwan Anas bisa menjadi modal sosial-politik yang kuat di Sumba Timur. Apalagi, Umbu Rudi selama ini dikenal vokal mendorong peran Kejaksaan dan aparat penegak hukum sebagai pilar keadilan yang partisipatif. Dalam beberapa kesempatan, ia menyuarakan pentingnya integritas lembaga hukum sebagai bagian dari ekosistem pembangunan.

“Kalau pembangunan ingin tuntas, maka hukumnya juga harus bersih dan hadir bersama rakyat,” kata Umbu Rudi.

Sumba Timur kini menanti, apakah kolaborasi ini sekadar seremoni awal atau sungguh menjadi titik balik. Warga berharap, bukan hanya jalan dan jembatan yang dibangun, tapi juga rasa keadilan dan kepercayaan publik yang selama ini sering retak karena birokrasi hukum yang lamban dan kadang tumpul.

Di balik toga Akwan dan jas kuning Umbu Rudi, ada secercah harapan bahwa hukum dan politik bisa berdamai untuk rakyat.*/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement