WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Wilayah pantai utara (Pantura) Kabupaten Sumba Tengah kini menjadi prioritas pembangunan pemerintah Kabupaten Sumba Tengah di masa kepemimpinan Paulus S. K. Limu dan wakilnya Daniel Landa. Pasalnya, wilayah itu merupakan daerah dengan jumlah kemiskinan terbesar di Kabupaten Sumba Tengah.
Pada Jumat, (21/8/2020) Bupati Paulus melakukan panen jagung bersama masyarakat Ngadubolu, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah. Panen jagung itu sebagai perwujudan dari salah satu program Pro Oli Milla yaitu desa mandiri benih.
“Saya sudah langgar kali di Ngadubolu ini sudah berkali-kali dan hari ini kita panen jagung sebanyak 35 ton. Nanti di Lenang kita panen lagi minggu depan 5 sampai 10 hektare, sehingga kalau ini 35 ton nanti di Lenang menjadi sekitar 95 ton, dan luas lahan kita untuk tanaman jagung sekitar 11.800 ha dan membutuhkan bibit 295 ton untuk jagung. Kalau hasil panen ini digabungkan dengan Ngadubolu, Lenang dan Wewuri baru 120 ton berarti ada kurang lebih sekitar 200 ton yang kita butuhkan untuk benih jagung,” sebut Bupati Paulus.
Ia memprioritaskan komoditi benih jagung di wilayah itu karena ketika omong kemiskinan lebih banyak orang miskin di Umbu Ratu Nggay yaitu Tanambanas, Lenang, Ngadubolu dan sekitarnya. “Bukan kita mau jadi Bupati dan Wakil Bupati di Ngadubolu dan Umbu Ratu Nggay, juga bukan untuk memperkuat basis di wilayah ini. Kalau mau perkuat basis ketika Pilkada kami kalah di wilayah ini, kalau omong Tanambanas, hanya di Tanambanas Barat yang menang, sedangkan Tanambanas induk dan Selatan kalah. Kita hanya mau membantu masyarakat di sini lewat membeli benih jagung. Dan 35 ton x 10.000, maka tiga bulan kerja sudah dapat uang 350 Juta,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, benih yang dihasilkan dari wilayah itu sudah melalui uji laboratorium dan layak untuk dijadikan benih.
Bupati menambahkan, tahun ini, Kabupaten Sumba Tengah dijatahi oleh Gubernur NTT program tanam jagung panen sapi (TJPS) pada lahan seluas 11.000 hektar. Dikatakan, semua benih dan alsintan serta pupuk disiapkan untuk Kabupaten Sumba Tengah.
“Biasanya setiap tahun hanya 1.000-2.000 ha, tetapi sekarang 11.000 ha dan kita sepakat, khusus Wailanggati dan juga Katombu kurang lebih sekitar 30 hektar, bila perlu tambah jadi 40 hektar sehingga benih jagung untuk 11.800 ha, sekitar 390 ton harus dihasilkan dari Ngadubolu, Wailanggati dan Katombu. Ini tidak gampang, ini kita beli benih jagung harus dari sini saat musim tanam sekitar 400 ton,” ujarnya.
Disebutkan Bupati Paulus, kalau masyarakat bekerja keras maka dengan lahan 40 hektar, dapat menghasilkan kurang lebih 400 ton maka uang Rp 4 miliar bisa masuk di Ngadubolu hanya dari benih jagung dan harus bisa dilakukan.
Ia juga mengatakan, tahun depan lokasi ini menjadi tempat penangkaran benih bawang. Sehingga Bupati Paulus mengharapkan agar semua elemen bersepakat agar dijaga dan dibuatkan pagar pengaman antara lahan. “Tahun depan kita pusatkan benih bawang di Ngadubolu dan bawang menjadi prioritas. Kita butuh benih bawang kurang lebih 1 ha, nanti perkembangannya ada sekitar 50 hektar benih bawang dari provinsi. Sehingga kalau kita sampai menghasilkan benih bawang untuk Sumba Tengah maka Ngadubolu adalah yang paling baik,” katanya.
Bupati Paulus menegaskan, Bupati dan Wakil Bupati bukan untuk penguatan basis. “Di wilayah ini hanya 500 pemilih yang datang pilih mungkin hanya 300, tetapi kita fokuskan untuk kesejahteraan masyarakat Sumba Tengah, dan di Sumba Tengah khusus pantai utara khusus Ngadubolu, Lenang dan Tanambanas,” katanya.
Ia menegaskan, dalam menjalankan semua program itu bukan untuk mengumpulkan suara demi kepentingan politik. “Politik ada saatnya, kami berpolitik untuk bekerja dan melayani masyarakat di sini. Jika ada yang bilang bahwa yang kita lakukan ini untuk kumpul suara, itu terlalu berpikir kerdil. Kita hanya punya hati untuk melayani dan memberikan cinta kepada wilayah yang paling miskin,” ujarnya.
Disebutkan, hari ini ia datang karena keterpanggilannya untuk melayani Ngadubolu. “Kalau banyak kegiatan di Pantura, karena perhatian kami lebih banyak kepada warga miskin. Bahwa kemuliaan bagi Allah akan nyata ketika orang kecil mengalami keselamatan dari pelayanan kita. Sehingga kalau ingin 35 ton dan menikmati harga yang luar biasa dan bapak mama mengalami keselamatan dari pelayanan kami, itulah kebahagiaan dan keistimewaan kami. Jadi tidak semata-mata untuk kepentingan politik. Politik ada saatnya, kami berpolitik untuk bekerja dan melayani masyarakat di sini,” pungkasnya. *)HumasUmbu
Editor: Laurens Leba Tukan