GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT
Beranda / Gubernur NTT / Tangan Gubernur Melki di Balik Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank NTT Rp3 Triliun

Tangan Gubernur Melki di Balik Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank NTT Rp3 Triliun

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika menggelar pertemuan terbatas dengan jajaran Direksi Bank NTT dan pimpinan OPD teknis terkait KUB Bank NTT dengan Bank Jatim di Kupang, Senin (30/6/2025). Foto: Dok.MLL

Gubernur Melki Laka Lena memimpin langsung jalan berliku persiapan akhir KUB Bank NTT dan Bank Jatim, mengantar Bank NTT ke era baru.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Senin siang itu, di ruang rapat tertutup yang sejuk oleh hembusan pendingin udara, para direksi Bank NTT dan sejumlah pimpinan OPD teknis saling mengangguk setelah pembubuhan tanda tangan di atas lembar-lembar dokumen penting. Tak ada gegap gempita. Tapi di balik senyum puas para pejabat perbankan daerah itu, satu nama bergema kuat, Melki Laka Lena, Gubernur Nusa Tenggara Timur, selaku Pemegang Sahama Pengendali (PSP) Bank NTT.

Hari itu, (30/6/2025), Bank NTT resmi memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebuah syarat krusial agar bank daerah tak terdegradasi statusnya dan mampu bersaing dalam lanskap industri keuangan nasional. Langkah itu dicapai lewat finalisasi pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim. Hasil dari proses panjang negosiasi nilai saham dan rasio price to book value (PBV) yang tidak selalu mulus.

Di belakang layar, Gubernur Melki tak hanya menjadi penonton. Gubernur berusia 48 tahun itu turun tangan langsung. Ia memimpin koordinasi antara manajemen Bank NTT dan jajaran pemegang saham pengendali, menggiring proses hingga penandatanganan kesepakatan hari ini.

“Ini bukan sekadar transaksi bisnis. Ini adalah kerja politik pembangunan,” ujar Gubernur Melki Laka Lena usai menerima laporan akhir kesepakatan itu, masih mengenakan kemeja keki lengan Panjang.

Prestasi Gemilang Bank NTT di Panggung Nasional, Raih Nominasi Financial Literacy Award OJK 2025

Langkah berani ini bukan baru pertama dilakukan Gubernur Melki sejak dilantik. Dalam berbagai forum, ia menyuarakan pentingnya financial engineering yang kreatif dan kolaboratif agar NTT tak tertinggal dalam revolusi keuangan dan investasi. Kerja sama dengan Bank Jatim, katanya, bukan sekadar strategi penyelamatan modal, melainkan jembatan ekonomi antardaerah yang membuka ruang hilirisasi produk NTT, perluasan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan daerah.

“Setelah hari ini, arah Bank NTT akan lebih tajam pada pembiayaan sektor produktif, terutama UMKM, pertanian, dan pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat,” ujar Gubernur Melki.

Dikatakan Gubernur Melki, kesepakatan hari ini selain memperluas kerjasama lintas sektor dengan Bank Jatim juga memperkuat kinerja Bank NTT mendukung pelaksanaan One Village One Product (OVOP) yang menjadi orientasi dan program ekonomi NTT ke depan yang mendorong produksi berbasis potensi lokal. “Juga gerakan beli NTT untuk menjaga market NTT tetap memberi ruang bagi produksi barang NTT dijual melalui pasar NTT mart yang dibangun se NTT,” ujarnya.

Gaya kepemimpinan Gubernur Melki memang tak lazim untuk ukuran birokrasi daerah. Ia berani mengintervensi teknis ketika melihat waktu sudah mendesak. Minggu pagi sebelum penandatanganan, ia bahkan menggelar rapat mendadak, memanggil Kepala Biro Ekonomi, Kepala Biro Hukum, Kepala Keuangan, jajaran direksi dan tim legal Bank NTT. “Kalau tak diputuskan hari itu juga, proses bisa mundur berbulan-bulan. Dan kita harus ulang dari awal,” ujar Plt. Direktur Utama Bank NTT, Yohanis Landu Praing yang dihubungi SelatanIndonesia.com.

Menurut Landu Praing, rekomendasi harga saham dan dokumen kesepakatan hanya bisa diteken setelah persetujuan Gubernur. Waktu mepet. Hari ini adalah batas akhir. Langkah berikutnya, yakni Conditional Share Subscription Agreement (CSSA). “Bapak Gubernur tegas dan cepat. Itu yang menyelamatkan proses,” katanya.

Sutra dari Tapal Batas: Kolaborasi Dekranasda Belu dan Bank NTT Menjadi Anyaman Harapan

Dengan CSSA rampung, Bank Jatim selanjutnya akan mengajukan permohonan izin penyertaan modal ke OJK. Dari situ, jalan menuju pemenuhan modal Rp3 triliun resmi terbuka. Bank NTT pun selamat.

Landu Praing menyebut keterlibatan aktif Gubernur Melki Laka Lena sebagai penentu keberhasilan tahapan negosiasi saham dan PBV yang berlangsung dinamis sejak awal tahun. “Tanpa dorongan dan fasilitasi langsung Bapak Gubernur, proses ini bisa tertunda berbulan-bulan,” ujarnya.

Langkah ini sekaligus menegaskan arah baru Bank NTT dalam peta industri perbankan nasional. Dari semula hanya bank pembangunan daerah, kini Bank NTT mulai berani bermitra strategis dan membuka diri dalam konsolidasi pasar regional. KUB bersama Bank Jatim menjadi tonggak pertama dari langkah panjang itu.

Di luar gedung pertemuan, langit Kupang memutih oleh awan musim kemarau. Tapi di ruang pertemuan terbatas itu, optimisme sedang tumbuh. Tak hanya bagi para bankir, tapi juga petani, nelayan, dan pengusaha UMKM di pelosok-pelosok Timor, Flores, Alor, dan Sumba serta kepulauan lainnya yang menanti kucuran kredit dari bank daerahnya sendiri.

“Kalau modal sudah kuat, kepercayaan publik akan tumbuh, dan Bank NTT akan makin mampu hadir di tengah kebutuhan rakyat,” kata Gubernur Melki.

Gubernur NTT Dorong Digitalisasi untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Publik

Langkah Gubernur Melki hari ini mungkin tak langsung terlihat hasilnya. Tapi di atas lembar-lembar dokumen yang diteken siang tadi, tersimpan harapan besar bahwa NTT sedang bergerak menuju kemandirian ekonomi lewat tangan dingin sang gubernur dan kekuatan triliunan rupiah perbankan daerah.*/Laurens Leba Tukan

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement