
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Rabu siang, (25/6/2025), ruang kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena mendadak riuh oleh gagasan dan semangat muda. Para dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Pengurus Daerah Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) NTT datang beraudiensi. Tak sekadar bersilaturahmi, mereka membawa misi yang lebih besar, membangun NTT dari desa, bersama lebih dari 200 mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
“Saya senang dan bangga. Ini bukan sekadar KKN, ini aksi nyata perguruan tinggi menjawab tantangan pembangunan,” ujar Gubernur Melki, menyambut kedatangan rombongan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Agr. Ragil Widyorini, dosen Fakultas Kehutanan UGM yang juga Korwil KKN UGM di NTT.
Program KKN kali ini terasa istimewa. Selain karena skalanya yang besar, dengan mahasiswa yang tersebar di berbagai pelosok NTT selama 50 hari, kolaborasi ini juga menggandeng Universitas Nusa Cendana (Undana) dan difokuskan pada isu-isu strategis: ketahanan pangan, pendidikan anak, mitigasi stunting, serta penguatan ekonomi kreatif lokal.
“Sebagian mahasiswa datang ke NTT dengan biaya sendiri. Ini bukti bahwa mereka tak hanya cerdas, tapi juga punya empati,” kata Prof. Ragil. Ia hadir bersama sejumlah dosen pembimbing lapangan, di antaranya Dr. Priyaji Agung Pambudi dan Muhammad Sulaiman, yang turut menjadi jembatan antara kampus, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Ketua Kagama NTT, Robert Fanggidae, menambahkan bahwa kehadiran alumni UGM tak hanya sebatas mendampingi KKN. “Kami berkomitmen terus hadir, berjejaring, dan membantu mewujudkan program prioritas Gubernur. Kagama bukan sekadar organisasi alumni, tapi juga mitra pembangunan,” tegas Robert.
Gubernur Melki merespons antusias. Ia menyebut bahwa program KKN ini sejalan dengan misi besar Pemprov NTT, terutama dalam pengentasan stunting dan penguatan UMKM desa lewat program One Village One Product (OVOP). “Saya ingin mahasiswa UGM bisa membantu kami dalam menyampaikan pesan perubahan kepada Masyarakat dari gizi keluarga hingga literasi ekonomi desa,” katanya.
Hadir dalam audiensi itu sejumlah pejabat Pemprov, termasuk Kadis PUPR Benyamin Nahak, Kadis Pertanian Joaz Bily Oemboe Wanda, Kadis Kelautan dan Perikanan Sulastri Rasyid, dan Kepala Biro Pemerintahan Doris Rihi.
Kunjungan itu bukan sekadar formalitas. Ini adalah momentum kolaborasi perguruan tinggi, alumni, dan pemerintah untuk menyatukan ilmu, jejaring, dan semangat membangun dari akar rumput. Atau seperti yang dikatakan Prof. Ragil, “KKN bukan hanya pengabdian. Ini panggilan.”*/Astrid/Laurens Leba Tukan