Keluhan Warga ke Melki Laka Lena Soal RSUD Naibonat yang Amburadul dan Pesan dr. Ben Mboi

125
Atas: Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang juga Ketua DPD I Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama mitra Kemnekes RI dan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe pose bersama masyarakat usai sosialisasi di halaman gedung GMIT Bethania Foeneno, Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Senin (20/11/2023). Foto: SI. Bawa: Kondisi RSUD Naibonat, Kabupaten Kupang. Foto: Dok.RSUDNaibonat

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Warga masyarakat di wilayah Kecamatan Kupang Barat mengeluhkan kondisi RSUD Naibonat, Kabupaten Kupang yang amburadul dan sangat memprihatinkan. Keluhaan warga itu disampaikan kepada Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena di halaman gedung GMIT Bethania Foeneno, Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Senin (20/11/2023).

Melki Laka Lena saat itu bersama mitranya Kementrian Kesehatan RI melakukan sosialisasi Budaya Mutu dan Keselamatan Pasien di Faslilitas Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Kupang. Turut hadir dan memaparkan materi Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Yanti Herman. Acara tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe.

Dalam sesi dialog, sejumlah warga mengeluh tentang kondisi RSUD Naibonat, Kabupaten Kupang. Lenny Babys, salah seorang warga Kupang Barat dalam forum yang dihadiri sekitar 600 orang itu menyampaikan, ketika ayahnya divonis terpapar Covid-19. Oleh pihak Puskesmas menyarankan agar ayahnya dirawat di RSUD Naibonat. “Kami antar bapak di RSUD Naibobat dan hendak dimasukan kedalam ruang isolasi. Anak saya sampai bertengkar dengan perawat dan dokter karena kondisi ruangan di RSUD Naibonat sangat tidak pantas untuk pasien tidur. Kalau ayah saya tidur di kamar RSUD Naibonat, akan sesak nafas dan meninggal bukan karena Covid, tetapi karena kondisi ruangan yang tidak sehat,” sebut Lenny Babys.

Lenny menambahkan, ia dan keluarganya memutuskan untuk ayahnya tetap baring di UGD dan tidak mau masuk ke ruangan perawatan lantaran kondisi ruangan yang sangat tidak layak. “Kami akhirnya paksa pulang ke rumah. Kami pasarah, kalau memang Tuhan ijinkan bapak meninggal maka sebaiknya meninggal di rumah. Tapi Puji Tuhan sampai di ruamh, bapak sembuh,” ujarnya.

Keluhan yang sama disampaikan Ny. Katarina asal Pukdale, Kabupaten Kupang. “Saya pernah antar saudara yang sakit dan dirawat di RSUD Naibonat. Sampai di sana, kondisi kebersihan di RSUD Naibonat sangat tidak diperhatikan, Sehingga sebagai masyarakat kami minta Bapak Melki Laka Lena dan Ibu dokter Yanti Herman dari Kementrian Kesehatan agar memperhatikan kondisi RSUD Naibonat agar pasien bisa lebih nyaman jika dirawat di sana,” katanya.

Melki Laka Lena saat itu menegaskan kepada Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Yanti Herman agar segera menyikapi keluhan masyarakat Kabupaten Kupang soal kondisi RSUD Naibonat saat ini. “Ibu Yanti Herman dengar sendiri keluhan masyarakat ini. Saya sudah berkali-kali melihat langsung kondisi RSUD Naibonat dan sudah berkali-kali pula mendesak Pemerintah untuk memperbaiki semua sapek di RSUD Naibonat. Mulai manajemen, kondisi gedung, fasilitas kesehata, tenaga medis dan juga soal kebersihan dan kenyamanan. Orang Kabupaten Kupang kalau sakit lebih memilih ke Puskesmas dari pada ke RSUD Naibonat,” tegas Melki Laka Lena.

Ketua DPD I Golkar NTT itu bahkan mengatakan Rumah Sakit pemerintah yang terburuk di Indonesia adalah RSUD Naibonat. “Saya sudah berkali-kali memperjuangkan ini tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut untuk perubahan. Hari ini dihadapan pak Wakil Bupati Kupang dan ibu dokter Yanti Herman dari Kemenkes agar segera mungkin memperbaiki kondisi RSUD Naibonat,” kata Melki Laka Lena.

Melki Laka Lena mengatakan, merubah dan memperbaiki kondisi RSUD Naibonat tidak susah. “Buat sisitem kerja yang bagus, dan yang bekerja melayani pasien di sana harus dengan hati. Urus pasien itu harus sama seperti dia urus saudaranya. Itu pesan Pak dr. Ben Mboi dari dulu kala. Buat para dokter, perawat dan semua yang bekerja di Rumah Sakit, perlakukan semua pasien yaatingang itu sama seprti bapaknya, mamanya, kaka, dan adik kandungnya. Itu baru Rumah sakit bisa berubah. Ini pesan Pak dr. Ben Mboi,” sebut Melki Laka Lena.*/)SI

 

Center Align Buttons in Bootstrap