Menko Airlangga Dorong Pelaku Industri Terapkan Ekonomi Hijau untuk Pembangunan Keberlanjutan

153
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. usai menghadiri groundbreaking pembangunan pengolahan nikel rendah karbon di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah,langsung meninjau lokasi persemaian PT Vale Nursery di Sorowako Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (10/2/2023). Foto:ekon.go.id

SOROWAKO,SELATANINDONESIA.COM – Pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas Pemerintah sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan ekonomi hijau. Komitmen Pemerintah dalam menerapkan konsep ekonomi hijau juga melibatkan para pelaku usaha industri, dimana perusahaan industri diwajibkan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dalam proses industri yang dilakukan.

“Ekonomi hijau dalam dokumen perencanaan telah dimasukkan dalam RPJMN 2020-2024 dengan tiga program prioritas, yaitu peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon,” sebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menko Airlangga mengatakan itu usai menghadiri groundbreaking pembangunan pengolahan nikel rendah karbon di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, Menko Airlangga langsung bertolak ke lokasi persemaian PT Vale Nursery di Sorowako Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (10/2/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi komitmen perusahaan untuk melakukan proses industri dengan hasil karbon yang rendah dan diiringi dengan upaya pelestarian lingkungan. Selain meninjau lokasi persemaian, Menko Airlangga juga mendapatkan penjelasan mengenai denah lokasi persemaian serta menanam pohon polonangka yang merupakan tanaman kayu yang tahan akan rayap.

“Ini merupakan wujud nyata dari implementasi green economy dan sustainable forest management,” ujar Menko Airlangga.

Nursery atau penyemaian benih merupakan salah satu implementasi pemberlakuan sustainable forest management. Area nursery tersebut dibangun oleh PT Vale Nursery untuk memenuhi kebutuhan rehabilitasi dan penanaman kembali di kawasan pertambangan. Fasilitas pembibitan seluas 2,5 Ha tersebut dapat memproduksi 700.000 bibit per tahun. Secara keseluruhan, area yang juga memproduksi berbagai jenis tanaman asli dan tanaman endemik yang merupakan bagian dari konservasi keanekaragaman hayati, disiapkan termasuk arboretum dan showcase yakni seluas 13,6 Ha.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, dan jajaran PT Vale Indonesia Tbk. */)ltg/fsr/ekon.go id

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap