WAIKABUBAK,SELATANINDONESIA.COM – Manajeman Bank NTT Cabang Waikabubak, sedang melakukan pendampingan kepada para petani padi ladang di desa Wee Tana, Kecamatan Lamboya Barat, Kabupaten Sumba Barat. Desa penghasil padi dengan kualitas premium ini memiliki sekita 200 Ha lahan padi ladang yang saat ini masuk ke tahap penanaman.
“Desa Wee Tana memiliki potensi yang unggul yaitu padi berkelas premium. Kita siapakan kemasan dalam volume 5 Kg, 10 Kg, dan 20 Kg. Selama ini yang menjadi kendala di kalangan petani adalah soal pemasaran, sehingga kita masuk memberikan kemudahan dalam urusan pemasaran,” sebut Pjs. Pimpinan Bank NTT Cabang Waikabubak, Ketut Edy Suryantha kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (11/12/2021).
Disebutkan Ketut Edy, sebelumnya Bank NTT melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang berbagai kemudahan yang kini disiapkan Bank NTT dalam menopang perekonomian masyarakat di desa.
“Saat ini sudah masuk dalam persiapan tanam dan seluruh masyarakat menyambut baik pendampingan yang dilakukan oleh Bank NTT hinga pada pengepakkan atau pakijing dan sampai pemasaran. Dan padi ini setelah dipanen bukan dimol tetapi ditumbuk, sehingga kekhasan dari beras yang dihasilkan itu benar-benar beda degan beras dari wilayah lain. Ini yang menjadikan beras ini beda dan itu letak keistimewaannya,” ujar Ketut Edy.
Dijelaskan, selama ini masyarakat mengalami kesulitan dalam pemasaran karena hanya bekerja sama dengan BumDes di desa Weetana. “Selama ini setelah petani panen, beras premium itu dijual ke BumDes lalu dipasarkan. Namun karena keterbatasan kemampuan keuangan BumDes, karena setiap kali panen banyak stok yang tersedia sehingga membuat BumDes kewalahan. Makanya, kita kerja sama dengan BumDes untuk membantu masyarakat dalam pemasaran. BumDes terima dari masyarakat, lalu Bank NTT yang bantu pemasaran karena kita sudah kerja sama dengan mitra toko kelontong dan toko sembako,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Bank NTT Cabang Waikabubak juga menyediakan agen Laku Pandai di BumDes Weetana untuk memudahkan berbagai transaksi di kalangan masyarakat. “Kita juga sedang menjajaki beberapa desa lain seperti Gaura yang merupakan penghasil coklat, juga desa Rajaka serta sejumlah desa lain yang masing-masing memiliki keunggulan komoditi sendiri. Juga kita lakukan digitalisasi di desa, mulai kalangan anak-anak, kita sosilaisi Tabungan Simpel dan untuk kalangan masayarakat petani kita sosiliasikan skim tabungan Simpeda atau Flobamor,” katanya.
Ditambahkan Ketut Edy, Bank NTT juga menyediakan perangakat Cash Management System (CMS) untuk perangkat di desa. “Karena kalau dilakukan manual maka, akan menghabiskan biaya trasportasi, waktu dan tenaga untuk datang ke Ibu Kota Kabupaten hanya untuk urusan administrasi, setiap bulan. Memang kendalanya di litsrik karena PLN belum masuk sehingga kita bantu dengan menyumbangkan genzet untuk desa. Juga ada digitalisasi untuk masyarakat, kita gabungkan menjadi agen Di@Bisa Bank NTT, karena akan banyak kemudahan dan mendapatkan keuntungan di setiap transaksi,” sebutnya.
Ketut Edy menambahkan, untuk mendukung pemasaran beras premium yang diolah dengan mempertahankan keasliannya dengan ditumbuk agar tetap permium, juga sedang diurus kelayakannya oleh Badan POM dan HAKI oleh Pemda Sumba Barat setelah ada hasil panen untuk diambil sampelnya.
“Kalau di sekolah-sekolah, kita sudah kerja sama dengan Tim Percepatan Akses Kauangan Daerah dengan produk yang namanya satu pelajar, satu rekening dan pada bulan Januari 2022 nanti semua sekolah di Lamboaya Barat sudah punya ptoduk satu pelajar satu rekening,” katanya.***Laurens Leba Tukan