Gubernur dan Wali Kota Minta Warga Korban Bencana Disebar ke Rumah Penduduk, BNPB Bayar Rp 500.000/Bulan

218
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore ketika meninjau korban bencana di Kampung Amnuban, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Senin (12/4/2021). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM –  Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wali Kota Kupang, Jefirstson R. Riwu Kore, memantau langsung korban badai seroja di sejumlah titik pengungsian, Senin (12/4/2021). Gubernur Laiskodat menyebut, Pemerintah akan segera menyalurkan bantuan material seperti seng, paku seng dan kayu untuk perbaikan rumah warga yang masuk kategori rusak ringan dan sedang.

“Untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang masih mengancam,saya minta sebaiknya warga tidak dikumpulkan terpusat di kamp pengungsian, tetapi disebar ke rumah-rumah warga yang bersedia menampung mereka. BNPB akan menyiapkan anggaran sewa rumah kurang lebih Rp 500.000/ bulan sambil menunggu relokasi,” sebut Gubernur Laiskodat ketika memantau korban longsor di RT 03, RW 01 Kelurahan Oebufu.

Kelurahan Oebubuf adalah titik pertama dikunjungi Gubernur Laiskodat dan Wali Kota Jefri Riwu Kore. Di wilayah itu ada 167 jiwa dari 34 kepala keluarga yang terdampak bencana badai seroja. Sebagian besar rumah dalam kondisi rusak berat dan tidak dapat ditinggali. Kondisi yang hampir sama juga disaksikan Gubernur dan Wali Kota di Kampung Amanuban, Kelurahan Oebufu.

Gubernur Laiskodat saat itu mengapresiasi Dinas Kesehatan Kota Kupang yang sejak awal pasca bencana telah melakukan rapid antigen para pengungsi di kamp-kamp pengungsian. Menurutnya, jika perlu rapid antigen dilanjutkan dengan tes PCR kepada semua korban yang ada di lokasi pengungsian untuk mengantisipasi penyebaran Covid -9.

“Untuk warga yang rumahnya rusak berat dan tidak dapat digunakan lagi, kita minta kesediaan warga untuk direlokasi di lahan yang sedang disiapkan Pemkot. Pemerintah Kota Kupang akan menyiapkan lokasi kurang lebih 5 hektar untuk relokasi para korban sementara rumah warga tersebut akan dibangun dengan dana bantuan dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” ujar Gubernur.

Tentang tanah untuk relokasi, Gubernur minta agar Pemkot segera membereskan urusan tersebut. Menanggapi permintaan tersebut, Wali Kota yang turut mendampingi Gubernur pada kesempatan itu memastikan akan membereskan secepatnya.

Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore mengatakan, pihaknya siap berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait pengurusan kepastian kepemilikan tanah. Malam sebelumnya Wali Kota telah melakukan pertemuan dengan para camat dan lurah dan menginstruksikan untuk segera menginventarisir tanah milik Pemkot yang masih kosong dan bisa dimanfaatkan.

Lokasi yang potensial sebagai lahan relokasi menurutnya ada di wilayah Manulai 2. Pemerintah Kota Kupang akan segera membereskan urusan administrasi terkait tanah tersebut untuk segera dilaporkan kepada pemerintah pusat. Saat ini menurut Wali Kota dari data yang telah dihimpun petugas di lapangan tercatat kurang lebih 475 warga terdampak badai seroja yang harus direlokasi.

Selain di Kelurahan Oebufu, Gubernur dan Wali Kota bersama rombongan juga menyambangi beberapa lokasi pengungsian lainnya seperti Gereja GMIT Kaisarea BTN di Kelurahan Kolhua, SD Inpres Labat, Kelurahan Bakunase II serta lokasi pengungsian di Gereja GMIT Eden Kisbaki, Kelurahan Manutapen. Rombongan juga berkesempatan meninjau langsung lokasi bencana di RT 09 RW 03 Kelurahan Manutapen, yang sebagian besar rumah warganya rusak berat akibat tertindih pohon tumbang.

Turut serta dalam kunjungan tersebut Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay, SE, M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ir. Elvianus Wairata, M.Si dan segenap pimpinan perangkat daerah terkait serta para camat dan lurah setempat. *PKP-Ans

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap