BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Semangat toleransi yang indah terpancar dari negeri paling Selatan di gugusan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Betapa tidak, seorang tokoh muslim NTT, Haji Mohammad Darwis menyumbangkan berbagai kebutuhan material untuk pembangunan gedung Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Solideo Batuleli, Desa Lidamanu, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao.
“Hari ini kami merasa sangat bersyukur. Sebab, tanpa diduga, ada bantuan yang dikirim kepada kami. Bantuan/sumbangan ini diberikan oleh seorang tokoh, yang walau berbeda keyakinan tapi rela berbagi berkatnya kepada kami, dengan membantu bahan material bangunan. Namanya Pak Haji Mohammad Darwis, yang saat ini beliau tinggal di Kota Kupang,” sebut Gembala Sidang Jemaat GSJA Solideo-Batuleli, Desa Lidamanu Kecamatan Rote Tengah, Pdt. Deldi John Ndaumanu dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com, Minggu (28/11/2021).
Disebutkan Pdt. Deldi, bantuan tersebut dimaknai sebagai campur tangan Tuhan. Pasalnya, ia dan para jemaat yang dipimpinnya tidak pernah mengenal Haji Darwis. “Beliau digerakan oleh Roh Kudus untuk mau membantu kami. Dan ini merupakan suatu hal yang luar biasa, yang Tuhan nyatakan melalui pak Haji Darwis, kepada kami sebagai umat Kristiani,” sebutnya.
Ia memaparkan kronoligis singkat pembangunan gdung GSJA tersebut. “Pada tahun 2019 lalu, atas kesepakatan jemaat, kami merencanakan untuk membangun gedung gereja baru. Sebab, gedung yang selama ini digunakan untuk beribadah, mulai retak pada bagian tembok dan lantai karena kondisi tanah yang tidak mendukung. Sehingga kami sepakat untuk mencari lokasi lain untuk membangun gedung yang baru dengan biaya pembangunan masing-masing Kepala Keluarga (KK) dibebankan biaya senilai Rp. 1.000.000. Namun, dalam perjalananya, mulai mewabah virus Covid-19, dan berdampak pada penghasilan jemaat yang rata-rata berprofesi sebagai petani, yang berjumlah 8 Kepala Keluarga, dengan anggota jemaat (jiwa) kurang dari 50 orang,” sebutnya.
Dijelaskan Pdt Deldi, hingga pada tahun 2020 lalu, melalui persepuluhan padi yang dikumpulkan jemaat, kemudian diuangkan agar bisa membangun, dengan harapan terus melanjutkan pembangunanya. “Tetapi situasi dan kondisi yang belum pulih akibat Pandemi Covid-19, akhirnya pembangunan langsung terhenti, dengan hanya bisa membangun fondasi gedung. Walau demikian, kami masih terus berusaha agar bisa melanjutkan pembangunanya. Sehingga pada pertengahan tahun ini, sekitar bulan Juli, kemudian kami kembali bersepakat untuk melanjutkan, walau belum memiliki dana yang cukup. Dan kami terus membawakan hal itu sebagai pergumulan kami. Karena kami percaya, Tuhan sanggup dengan kuasanya yang maha besar, sanggup dan mampu membuka jalan bagi kami. Sempat terpikirkan oleh kami untuk menggalang dana dengan membuat rantangan. Tetapi hal itu terhalang lagi, akibat kesibukan masing-masing jemaat dalam situasi sulit ini (pandemi Covid-19),” jelasnya.
Ia melanjutkan, pada hari Kamis (24/11/2021) ada seorang anak Tuhan menelponnya. “Anak Tuhan ini mengatakan, ada seorang Haji mau membantu kami untuk menbangun gereja. Bantunya berupa material, yang akan dikirim langsung dari Kupang. Saya sedikit terkejut, bukan karena tidak yakin, tapi ini tentang seorang Haji, dan pasti bukan beragama Kristen. Dan saya hanya bilang ‘Puji Tuhan’, dan merasa sangat bersyukur. Serasa ini sangat mustahil bagi kami. Tetapi begitulah cara Tuhan berperkara. Yang tidak mungkin bagi kami, dibuatNYA menjadi sangat mungkin. Sebab, untuk pak Haji Darwis, secara pribadi saya betul-betul belum pernah kenal beliau. Tetapi mungkin ada orang lain di sekitar kami yang sudah lebih dulu mengenal beliau dan merasa peduli dengan kami. Sehingga kondisi ini bisa sampai diketahui oleh Pak Haji Darwis,” katanya.
Bahkan, melalui panitia juga belum pernah dibuatkan semacam proposal permohonan bantuan kepada beliau. Tetapi, menurut informasi, beliau bisa tahu kendala yang dihadapi, melalui seseorang yang mengkomunikasikan.
“Untuk pelaksanaan pembangunan, harus kami akui bahwa kami betul-betul terbatas. Selain terbatas dengan jumlah jemaat juga terhadap soal pendanaan. Tetapi kami terus berusaha walau dalam keterbatasan. Yang kemudian bisa menyediakan sejumlah material dari hasil swadaya jemaat. Pasir, semen dan juga beberapa staf besi sudah tersedia di lokasi pembangunan (swadaya jemaat). Begitu juga dengan papan cor. Sehingga kami segera melanjutkan proses pembangunan yang sempat terkendala sebelumnya. Dengan kebutuhan yang masih terbatas itu, kemudian Tuhan menyatakan kasihNya kepada kami. Melalui pak Haji Darwis, kami dibantu material bangunan. Jumlahnya sangat banyak dan sangat membantu kami,” kiasahnya.
Ia dan para jemaat sangat bersyukur dan berterima kasih untuk hal yang luar biasa ini. “Betul-betul ini terjadi diluar dugaan, disaat kami sangat membutuhkan, pak Haji Darwis, memberi bantuan. Kami juga rindu untuk menyampaikan rasa terima kasih kami secara langsung kepada pak Haji Darwis. Tetapi karena beiau ada di Kupang, sehingga kami akan menyampaikan lewat telepon, sebelum bertemu langsung. Kami sangat berharap untuk bisa bertemu, dan atas seijin Tuhan, pasti bisa ketemu beliau. Selanjutnya, kami hanya bisa mendoakan Pak Haji Darwis. Kiranya beliau dan keluarganya terus dilimpahkan berkat Tuhan. Apa saja yang dilakukan, dianugerahi berkat kesuksesan,” katanya.
Pdt. Deldi mengatakan, bantuan yang diberikan adalah, Besi 12 mm 30 staf, Besi 8 mm 20 staf, Terpal air 1 bh, Argo 1 bh, Paku 5 kg, Sekop 2 bh, Kawat ikat 5 kg dan Semen 20 sak. “Bantuan ini sudah diserahkan oleh salah satu perwakilan yang diutus oleh Pak Haji Darwis, yakni Haji Pua Djendo dan diterima secara simbolis oleh Gembala Sidang Jemaat GSJA Solideo-Batuleli, Desa Lidamanu Kecamatan Rote Tengah, di lokasi pembangunan gedung gereja yang baru,” pungkasnya.***Laurens Leba Tukan