Jelang Musda, Lakalena Masih Menguntungkan Golkar NTT

1130
Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Lakalena

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – DPD Partai Golkar Provinsi NTT bakal  menggelar Musyawarah Daerah (Musda) untuk memilih pengurus baru. Sesuai jadwal, Musda tersebut bakal digelar pada tanggal 2-3 Maret 2020 di Kupang.

Sejumlah nama mulai bermunculan selain Ketua DPD Partai Golkar NTT saat ini Emanuel Melkiades Lakalena. Sebut saja ada Josef Nae Soi (Wakil Gubernur NTT), Jerry Manafe (Wakil Bupati Kupang dan Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Kupang), Muhammad Ansor (Anggota DPRD NTT dan Ketua Harian DPD Golkar NTT, dan Anwar Pua Geno (Mantan Ketua DPRD NTT dan Wakil Ketua DPD I Golkar NTT) adalah sederet kader potensial yang dimiliki Partai Golkar NTT saat ini.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang DR. Ahamd Atang menyebutkan, Golkar merupakan partai papan atas yang mempunyai banyak kader yang mumpuni.

“Sebagai partai yang memiliki sejarah panjang sejak Orde Baru hingga saat ini,  maka Golkar memiliki mekanisme sirkulasi kepempimpinan internal yang relatif sudah mapan,  karena stok kadernya berlapis dan terseleksi.  Golkar telah meletakan sistem sehingga siapapun figur yang terpilih dapat dengan mudah mengendalikan organisasi,” sebut Mad Atang yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Rabu (26/2/2020).

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang DR. Ahmad Atang

Meski demikian, menurut Mad Atang, kepemimpinan Partai Golkar lima tahun ke depan tentu membutuhkan figur yang mampu membangun negosiasi politik karena dalam perjalanan akan terjadi momentum politik seperti Pilgub NTT 2023 dan Pilpres 2024. Pada titik ini,  sebut dia, Golkar membutuhkan figur yang memiliki mobilitas politik yang dinamis.

“Dalam pandangan saya,  tanpa mengintervensi kepentingan politik Golkar, figur seperti Melky Lakalena masih dibutuhkan oleh Golkar NTT saat ini. Selama lima tahun,  duet Melky dan Inhce Sayuna berhasil memimpin partai Golkar,” ujar Mad Atang.

Pengamat politik asal Kedang ini menambahkan, figur lain seperti Yosep Nai Soi, Jefry Manafe, H. Muhammad Ansor dan H. Anwar Pua Geno  merupakan kader potensial yang dimiliki Golkar NTT saat ini. Namun menurut Atang,  posisi Melky masih menguntungkan Golkar karena sebagai anggota DPR RI, Melky mampu membangun komunikasi politik lintas generasi dan lintas vertikal maupun horizontal.

“Selama lima tahun memimpin,  Golkar tidak terjebak dalam politik pragmatis justru memperkuat posisi Golkar sebagai partai papan atas dalam menjaga dinamika politik lokal maupun nasional.  Disini style leadership Melky yang masih mudah dan tegas dalam menegakan marwa partai Golkar baik dalam internal apalagi dengan pihak eksternal,” katanya.

Dia menambahkan, Melky telah mampu meredam konflik internal dengan melakukan reposisi beberapa DPD II tanpa ada gejolak yang berarti.  Oleh karena itu,  dinamika Golkar hari ini dibawah Melky sebaiknya dilanjutkan.  “Tapi semua ini juga tergantung kemauan kader partai Golkar sendiri khususnya para pemegang hak suara di Musda,” pungkasnya.

Mantan Ketua DPRD NTT H. Anwar Pua Geno yang dihubungi terpisah mengaku tidak ingin maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar NTT. “Saya tetap sebagi kader Partai Golkar yang loyal saja terhadap partai tanpa harus memegang jabatan atau posisi puncak di partai. Dan menurut saya, figur muda energik visioner seperti Melki Lakalena layak melanjutkan kepemimpinan sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi NTT pada periode kedua,” sebutnya.

Pua Gno mengatakan, selama beliau masih mau memimpin dan DPD II Partai Golkar Kabupaten/Kota mendukung, maka secara etika kita mendukung Ketua Melki Lakalena. “Apalagi dengan posisi beliau sebagai Anggota DPR RI bisa memperkuat posisi dan peran Partai Golkar dalam membangun dan memajukan daerah dan rakyat NTT,” katanya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap