GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Internasional Olahraga
Beranda / Olahraga / Pembalap Filipina Juarai Etape Delapan Ende–Bajawa, Tour de EnTeTe 2025

Pembalap Filipina Juarai Etape Delapan Ende–Bajawa, Tour de EnTeTe 2025

Para peserta Tour De EnTeTe ketika memasuki Kota Bajawa seteleah melintasi etape delapan Ende-Bajawa pada Jumat (19/9/2025). Foto: Gem

BAJAWA,SELATANINDONESIA.COM – John Patrick Sarmiento Pagtalunah, pembalap asal Filipina, menjadi yang tercepat pada etape 8 lomba balap sepeda internasional Tour de EnTeTe 2025, jalur Ende–Bajawa, Jumat (19/9/2025). Ia finis pertama dengan catatan waktu 3 jam 28 menit 58 detik, disusul rekan senegaranya, Joseph Babaan Javiniar, dan pembalap Indonesia, Muhammad Abdurarahman.

Etape ini dilepas dari depan rumah jabatan Wakil Bupati Ende, Dominggus Minggu Merre, tepat pukul 09.00 Wita. Setelah rolling start sejauh 8 kilometer di pusat Kota Ende, sebanyak 56 riders berpacu menempuh lintasan pesisir selatan Flores hingga mendaki jalur berliku menuju Bajawa, kota sejuk di Kabupaten Ngada.

Jalur sepanjang lebih dari 120 kilometer itu menghadirkan kombinasi panorama laut biru Nangapenda dan tantangan dua tanjakan kategori satu. “Lintasan ini sangat menyenangkan, pemandangan pantai indah, lalu mendaki gunung dengan udara sejuk. Masyarakat pun memberi semangat di sepanjang jalan,” kata Louis Buffin, pembalap yang masih memimpin klasemen umum.

Suasana jalur semakin semarak ketika warga berbondong-bondong memberi dukungan. Di Nangaroro, misalnya, sejumlah remaja putri mengenakan busana adat Ende untuk menyemangati para pembalap. Riuh sorak penonton makin membakar semangat riders, bahkan sebagian warga menyebut para pembalap asing sebagai “bule menggemaskan”.

Joseph Babaan Javiniar juga mencuri perhatian dengan menyalip Muhammad Herlangga di perebutan poin tanjakan. Dengan tambahan 20 poin di etape ini, ia kini mengoleksi total 25 poin dan resmi menjadi “raja tanjakan” sementara. “Saya senang bisa melewati tanjakan berat. Jalannya mulus dan cuaca mendukung,” ujar Joseph yang mengaku sudah jatuh hati pada kopi Bajawa dan berencana membawanya pulang ke Aljazair.

Lipa Songke di Zaman Digital: Antara Adat, Pasar, dan Gengsi

Sementara itu, pembalap muda Indonesia, Muhammad Raihan Maulidan dan Muhammad Syeihan Nurrahmat, tetap mempertahankan predikat terbaik di kategori masing-masing. “Dua tanjakan kategori satu sangat berat, saya sempat ngos-ngosan. Tapi dukungan warga membuat saya bisa bertahan hingga finis,” kata Syeihan.

Tiba di garis finis, para pembalap disambut dengan tarian massal ja’i, khas masyarakat Ngada. Perayaan sederhana itu menjadi penutup manis bagi etape yang memadukan keindahan alam Flores dan ketangguhan fisik para riders internasional.*/Gem/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement