KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menerima kunjungan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kupang, Yoseph Nahak Klau, Kamis, (3/7/2025). Agenda utama dalam pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi kelembagaan. Di balik perbincangan hangat di ruang kerja Gubernur NTT, terungkap sebuah rencana besar yang bakal mendorong geliat UMKM lokal memasuki fase baru: penyerahan Nomor Izin Edar (NIE) langsung dari BPOM Pusat.
Kepala BBPOM Kupang hadir bersama jajaran, menyampaikan agenda penting: kunjungan kerja Kepala BPOM RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D, ke NTT pada 14 Juli mendatang. Dalam kunjungan tersebut, BPOM akan menyerahkan NIE kepada Pemerintah Provinsi NTT serta perwakilan pelaku UMKM—sebuah langkah strategis yang membuka jalan bagi produk lokal untuk menembus pasar nasional, bahkan internasional.
Gubernur Melki Laka Lena menyambut hangat rencana kedatangan tersebut. Baginya, kerja sama erat antara BPOM dan Pemprov NTT bukan hanya soal regulasi, melainkan bagian dari ekosistem kebijakan pembangunan ekonomi berbasis rakyat. “Program One Village One Product (OVOP) yang sedang kita pacu butuh penguatan standar, termasuk dari sisi perizinan dan mutu produk. Dan di sini, BPOM adalah mitra strategis,” ujar Melki.
Program OVOP, yang menjadi salah satu program unggulan di bawah kepemimpinannya, dirancang untuk mendorong setiap desa di NTT menghasilkan produk khas bernilai jual. Namun, jalan menuju pasar luas tak bisa ditempuh tanpa legitimasi formal seperti NIE. Karena itu, sinergi ini dianggap sebagai langkah penting dalam mendorong UMKM NTT naik kelas.
Kepala BBPOM Kupang menegaskan kesiapan lembaganya dalam menyambut kunjungan pimpinan pusat dan memastikan semua aspek teknis penyerahan izin berjalan mulus. “Kami juga akan fasilitasi edukasi keamanan pangan dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM selama kunjungan berlangsung,” kata Yoseph Nahak Klau.
Jika tak ada aral melintang, penyerahan NIE secara simbolik akan menjadi momen penting yang menandai awal baru—bukan hanya bagi produk lokal NTT, tetapi juga bagi wajah pembangunan berbasis kualitas dan daya saing global dari wilayah ujung timur Indonesia ini.*/BiroAdpim/Laurens Leba Tukan
Komentar