GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT
Beranda / Gubernur NTT / Malam Hening di Dharma Loka

Malam Hening di Dharma Loka

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, Wagub Johni Asadoma, Ketua DPRD NTT Emiliana J. Nomleni dan Pimpinan Forkopimda NTT saat malam Renungan Suci di Taman Makam Pahllawan Dharma Loka, Kota Kupang, Sabtu (16/8/2025). Foto: Dio Ceunfin

Gubernur Melki Laka Lena dan Wagub Johni Asadoma Hadiri Apel Kehormatan dan Renungan Suci

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Malam itu, Sabtu (116/8/2025) jelang tengah malam di Taman Makam Pahlawan Dharma Loka, suasana hening menusuk. Angin laut yang membawa dingin Kota Kupang berbaur dengan cahaya obor yang berderet rapi di sisi makam. Jarum jam mendekati pukul 23.55, tanda Apel Kehormatan dan Renungan Suci segera dimulai.

Di barisan depan, Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena berdiri berdampingan dengan Wakil Gubernur Johni Asadoma. Keduanya larut dalam suasana khidmat bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Kapolda NTT, Irjen Pol Rudi Darmoko, bertindak sebagai Inspektur Upacara, sementara AKBP I Wayan Dewantha memimpin pasukan sebagai Komandan Upacara.

Satu per satu prosesi dilaksanakan dengan disiplin militer: penghormatan kepada arwah pahlawan, pembacaan naskah apel, penyalaan obor, mengheningkan cipta, doa, hingga penghormatan terakhir yang diiringi tiupan sangkakala. Tiap bunyi trompet seakan menjadi suara masa lalu yang mengingatkan bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan darah dan nyawa yang dipertaruhkan.

Hadir pula Ketua DPRD Emilia Nomleni, Danlanud El Tari Marsma TNI Djoko Hadipurwanto, Danlantamal VII Laksma TNI Irwan S.P. Siagian, Danrem 161/Wira Sakti Kolonel Hendro Cahyono, Sekda Kosmas Lana, serta para pejabat sipil-militer lainnya. Dari jajaran ASN, prajurit TNI/Polri, Satpol PP, Resimen Mahasiswa, hingga barisan Pramuka, semua membaur dalam satu tujuan: memberi hormat kepada para pahlawan.

Empat Nyali, Satu Arah: Umbu, Amandio, Danny Ferdito, dan Kingstone Menggeliatkan Indonesia di Arena Drift Dunia

Usai upacara, Gubernur Melki menyampaikan refleksinya dengan suara yang tertahan, seakan menimbang berat sejarah bangsa.

“Momentum ini menjadi pengingat bagi kita semua, juga bagi masyarakat, untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Diharapkan perjuangan tersebut terus kita lanjutkan melalui pengabdian, dedikasi, serta karya dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa ini,” ujarnya.

Di atas pusara pahlawan, kata-kata itu terasa lebih dari sekadar seruan. Ia adalah janji yang menuntut pembuktian dari generasi hari ini, termasuk dari Melki dan Johni yang kini memimpin NTT di usia republik yang ke-80.

Emanuel Melkiades Laka Lena lahir di Kupang, tumbuh sebagai kader organisasi sejak mahasiswa, hingga kini dipercaya sebagai Gubernur NTT. Rekam jejaknya panjang di Partai Golkar, dikenal sebagai politisi yang mengutamakan dialog, pembangunan SDM, dan transformasi energi. Kepemimpinannya ditandai dengan upaya merangkul semua elemen demi membangun provinsi kepulauan ini.

Johni Asadoma, Wakil Gubernur NTT, adalah purnawirawan jenderal polisi yang pernah menjabat Kapolda NTT dan Kadiv Hubinter Polri. Ia juga dikenal luas sebagai legenda tinju Indonesia yang mengharumkan nama bangsa pada 1980-an. Kepribadiannya yang disiplin, lugas, dan bersahaja melengkapi gaya kepemimpinan Melki yang penuh narasi dan gagasan.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Keduanya malam itu berdiri tegak di hadapan pusara pahlawan. Seolah ada pesan yang hendak disampaikan: bahwa estafet perjuangan dari mereka yang gugur di medan tempur kini diteruskan di medan baru, panggung kebijakan, pembangunan, dan pengabdian bagi Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.*/Alex Radith/Laurens Leba Tukan

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement