ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Senin pagi (8/9/2025), Aula Desa Waiwuring, Kecamatan Witihama, ramai dipenuhi perangkat desa, camat, pejabat kabupaten, hingga perwakilan komunitas lokal. Bupati Flores Timur, Ir. Anton Doni Dihen, memimpin rapat koordinasi yang disebutnya sebagai “langkah penyelarasan” pembangunan antara pemerintah daerah dan pemerintah desa.
Agenda utamanya: memastikan dukungan penuh untuk program prioritas pemerintah pusat, Makan Bergizi Gratis (MBG), yang masuk dalam kerangka Big Push. “Program ini tidak bisa jalan sendiri. Butuh dukungan semua pihak, termasuk masyarakat desa, agar hasilnya maksimal,” ujar Bupati Anton Doni membuka pertemuan.
Para camat dari empat kecamatan yaitu Ileboleng Yakobus Suban Sugi, Adonara Timur Ariston Tokan, Klubagolit Lambertus Ulin Tokan, dan Witihama Ismail Daton Ben, diberi kesempatan memaparkan potensi wilayah masing-masing. Dari ladang jagung dan sawah padi, ternak ayam petelur, hingga hasil laut yang melimpah, semua disodorkan sebagai modal lokal untuk mendukung pasokaiwuringan MBG tanpa harus bergantung dari luar daerah.
Diskusi berlanjut dengan pemaparan teknis. Badan Pusat Statistik (BPS) diminta menyiapkan data akurat sebagai dasar perencanaan. Dari sisi teknologi, BDS Edi Lamak bersama tim memperkenalkan Aplikasi Mistar dan Sistem Pasokan MBG, sebuah perangkat digital yang bisa memetakan potensi desa secara real time mulai beras, jagung, telur, hingga komoditas perikanan. “Aplikasi ini akan memastikan distribusi pasokan MBG berjalan sesuai rencana. Teknologi bukan sekadar alat, tapi penghubung antara petani, nelayan, peternak, dan pasar,” kata Edi Lamak, Kepala BDS.
Nada optimisme juga datang dari tokoh masyarakat, Beni Jawan, yang menekankan pentingnya membangun marketplace lokal. “Pasar Flores Timur harus hidup. Jangan sampai hanya jadi penyedia bahan mentah, sementara nilai tambah lari keluar daerah. Kuncinya ada di packing yang baik dan keberanian anak muda untuk kembali membangun desa,” ucapnya.
Rapat ini memperlihatkan bahwa MBG bukan sekadar soal memberi makan gratis, melainkan pintu masuk untuk menggeliatnya ekonomi desa. Dengan komitmen kolaboratif, mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, lembaga statistik, hingga inovator teknologi, Flores Timur sedang mencoba menjadikan program nasional ini sebagai momentum membangun kemandirian pangan dan ekonomi lokal.
“Kalau kita serius, MBG bisa jadi mesin penggerak Flores Timur ke depan,” tutup Bupati Anton Doni, disambut tepuk tangan hadirin. Pertemuan tersebut dihadiri ppimpinan OPD terkait dari Pemda Flotim.*/ProkompimFT/Laurens Leba Tukan
Komentar