Senja Pantai Lato Pertemukan IGI Flotim dan Duta Rumah Belajar NTT

949
Sunset di Pantai Lato, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur tempat pertemuan IGI Flotim dengan Duta Rumah Baca NTT, Gloria Watu Raka, Sabtu (4/7/2020). Foto: Helmy Tukan

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Terik siang tak dapat menghalau langkahku bersama teman- teman guru menuju jalur pantai utara Flores Timur, Sabtu (4/7/2020). Tiupan angin membelai lembut namun kadang terasa begitu kuatnya menggerayangi tubuh yang sedang berlari bersama kuda besi roda duaku.

Nampak di kejauhan terdengar riuh suara burung pemilik hutan di tepi-tepi jalan. Sesekali kami diguncang badan jalan yang kadang dipenuhi lubang disana-sini. Namun, semangat tak kunjung padam. Kerinduan untuk bertemu Sang Duta Rumah Belajar NTT membuat kami tetap bersemangat apalagi lokasi kegiatan kami di Pantai Lato yang katanya sangat indah berpasir putih.

40 menit perjalanan ditempuh dari pusat kota Larantuka menuju Desa Lato, Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Lelah terbayar, tetes keringat seolah mengering dengan sendirinya ketika menatap alam pantai yang indah.

Pantai berpasir putih, dengan lautnya yang bergelombang kecil yang setiap saat seolah mengecup bibir pantai membuat hati kian damai. Suara-suara burung laut riuh terdengar seakan ingin mengucap selamat datang bagi para pengunjung.

Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Flores Timur pose bersama Duta Rumah Belajar NTT, Gloria Watu Raka di Pantai Lato, Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur, Sabtu (4/7/2020). Foto: Dokumen Helmi Tukan

Yah…kepada kami, para guru yang tak henti-hentinya ingin menimba ilmu dari para senior hebat negri ini. Aku bersyukur karena telah bergabung dan menjadi bagian dari peristiwa ini. Menjadi bagian dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang akan bertemu dengan Bunda Gloria Watu Raka, Duta Rumah Belajar NTT.

Waktu terus berlalu dan suasana berubah menjadi begitu hangat ketika Bunda Glori tiba. Salam temu dilantunkan senyum dan tawa terjawab sudah. Kata dirangkai menjadi kalimat-kalimat beragam, yang tentunya sarat makna.

Tema pembicaraan tentunya terkait pembelajaran di masa pandemi ini. Kehadiran beliau membuat kami mendapat banyak hal mengenai teknik atau cara belajar yang baik di masa pandemi. Menurut beliau, ada beberapa cara dapat digunakan dan tentunya harus disesuaikan dengan situasi atau keadaan anak didik kita dengan beragam latar belakang ekonomi keluarganya tentunya kita tidak serta merta menyeragamkan teknik.

Ada kelompok anak kita gunakan teknik daring utuh dengan kelas maya, ada anak yang kita kelompokkan melalui group WA, ada kelompok SMS biasa karena memang mereka tidak memiliki HP Android bahkan ada pula anak yang harus membuat kita para guru melakukan home visit, tentunya dengan mengikuti protokol Kesehatan, karena mereka sama sekali tidak mempunyai ponsel pintar itu.

Hadir sebagai seorang duta, tentunya bunda Gloria memberikan banyak informasi terkait pembelajaran di masa sulit ini. Ia begitu kaget ketika mendengar laporan dari Pa Frans Berek bahwa di Desa Lato ini terjalin kerjasama yang luar biasa antara sekolah dan masyarakat desa, terutama kepala desa dengan caranya bersama-sama warga membantu setiap proses pembelajaran dari rumah.

Semua pihak terlibat, mulai aparat desa, para perawat, bidan dan masyarakat pada umumnya bersinergi membantu para guru. Hanya di tempat ini, di desa Lato ini beliau melihat kerjasama yang begitu luar biasa.

Menurut beliau hal ini akan menjadi masukkan yang bak baginya dan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Flores Timur maupun di luar Flores Timur.

Kegiatan pembelajaran secara daring ini akan berlaku hingga akhir tahun ini. Bagi kita di Flores Timur dengan beragam latar belakang ekonomi dapat kita sesuaikan teknik belajar yang tepat. Entah daring murni, semi daring ataupun luring atau luar jaringan (offline). Semua tergantung kesiapan kita sebagai guru, tenaga pendidik, orangtua dan warga masyarakat pada umumnya.

Saya teringat akan pesan Mas Mentri Nadiem, bahwa secanggih -canggihnya teknologi di bidang pendidikan tak akan bisa menggantikan peran guru sebagai pengajar dan pendidik. Namun, seorang guru yang hebat tentunya harus menguasai teknologi.

Guru dan Pegiat Literasi Kabupaten Flores Timur, Helmi Tukan pose bersama Duta Rumah Belajar NTT, Gloria Watu Raka di Pantai Lato, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Sabtu (4/7/2020). Foto: Dokumen Helmi Tukan

Tak terasa senja pun turun, mentari seolah berlalu pergi ditelan lautan di depan sana. Sepoi angin pantai menarikan pepohonan khas daerah tropis. Warna-warni lautan menghadirkan sejuta keindahan yang tiada dapat dilukiskan.

Cukuplah kita menjadi bagian dari warna indah di lautan itu, meski sederhana, namun menjadi sebuah lukisan alam yang indah. Tak perlu berlebih namun dengan warna kita yang berbeda kita telah dapat membangun kerjasama yang luar biasa. Itulah kita, itulah kerjasama yang baik antara sekolah dan warga desa Lato. Dalam kesederhanaan telah membangun sebuah suasana kerjasama yang harmonis tentunya seindah warna pantainya sore ini.

Terimakasih Bunda Gloria, Duta Rumah belajar NTT. Kami menanti kerjasama yang telah kita rancang bersama. Salam Literasi, salam Rumah Belajar. Belajar dimana saja, belajar kapan saja, dan dengan siapa saja.**) Helmi Tukan, (Guru, Pegiat Literasi, Pengurus IGI Flotim, dan Ketua PKBM Watogokok)

 

 

Center Align Buttons in Bootstrap