BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Dari sudut paling selatan Republik, tepatnya di Kabupaten Rote Ndao, lima Aparatur Sipil Negara menorehkan capaian yang tak sekadar administratif. Mereka melahirkan lima inovasi pelayanan publik yang digadang-gadang bakal mengguncang sunyinya sistem birokrasi daerah. Pada Selasa (8/7/2025), di ruang kerja Tim Bupati untuk Percepatan Pembangunan (TBUPP), kelima inovasi itu dipaparkan di hadapan Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, para asisten daerah, serta mentor dari lima organisasi perangkat daerah.
Dari sistem pengawasan berbasis digital hingga manajemen informasi proyek infrastruktur, ide-ide segar itu hadir dalam rangkaian Aksi Perubahan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVI, sebuah program pengkaderan pimpinan madya yang difasilitasi BPSDMD Provinsi NTT.
“Ini bukan sekadar laporan akhir pelatihan. Ini adalah bibit-bibit perubahan yang siap mengguncang cara kerja kita selama ini,” kata Bupati Paulus Henuk dalam arahannya. Ia tak hanya memberi pujian, tetapi sekaligus dorongan konkret agar kelima inovasi itu diadopsi lintas sektor. “Saya minta segera disosialisasikan dan diformalkan dalam regulasi,” katanya tegas.
Kelima inovasi tersebut adalah:
- SOI SALAK (Sistem Online Integratif untuk Pengawasan Laporan Hasil Temuan) – Gagasan Refly Therik dari Inspektorat ini merancang sistem digital untuk memantau tindak lanjut atas temuan pemeriksaan.
- E-ASET MALOLE (Elektronifikasi Aset UMKM melalui Sistem Tertelusur) – Dirancang Anthenety A. Lapudooh dari Dinas Koperindag dan UMKM, sistem ini mendigitalisasi aset UMKM agar transparan dan termonitor.
- ESA OFFICE (Efisiensi Sistem Administrasi melalui Optimalisasi Fungsi Digital) – Inovasi Maraden A. Patola dari Dinas Kominfo ini menawarkan platform administrasi berbasis digital untuk efisiensi perkantoran.
- MAI FALI (Manajemen Akurasi Informasi: Fasilitasi Analisis Layanan Integrasi) – Sherwin M. R. Ufi dari Bapelitbangda merancang sistem data perencanaan sub-bidang kesehatan yang presisi dan integratif.
- HOHOLOK (Harmonisasi Operasional Pengawasan Proyek Lapangan) – Ide dari Sonny Saban, Kepala Bidang SDA dan Irigasi Dinas PUPR, ini menyuguhkan pemantauan progres proyek berbasis lapangan yang real-time dan efisien.
Bagi Bupati Paulus Henuk, langkah ini lebih dari sekadar laporan kinerja individu. Ini adalah pengejawantahan dari Sembilan Agenda Perubahan atau Mbule Sio yang menjadi kerangka kerja besar pemerintahannya. “Saya pikir ini perlu disinergikan dengan kebijakan politis kita, sehingga tidak hanya ASN yang berubah, tapi sistemnya juga ikut berbenah,” ujarnya.
Tak ingin berhenti di seremoni, Bupati juga mendorong penyusunan skema apresiasi ASN berprestasi, tak hanya untuk peserta PKA, tapi untuk semua inovator birokrasi. “Kita perbanyak kategori apresiasi agar budaya inovasi ini hidup dan menjadi kebanggaan,” kata dia.
Ia pun menegaskan bahwa birokrasi modern bukan melulu soal gedung dan seragam baru. Tapi tentang sistem yang responsif, data yang presisi, serta pelayanan publik yang menyentuh kebutuhan rakyat paling dasar. Dalam nada optimisme, Bupati Henuk menyebut lima inovasi ini sebagai peluru awal menuju tata kelola yang lebih bersih, cepat, dan transparan.
“Ini bukan puncak, tapi titik tolak. ASN Rote Ndao harus jadi mesin perubahan. Bukan hanya pengikut sistem, tapi penggeraknya,” pungkasnya.
Sebuah pesan yang gamblang dari pemimpin daerah yang tampaknya mulai menanam benih revolusi birokrasi, dari pulau paling selatan negeri ini.*/DKISP/Laurens Leba Tukan
Komentar