Di SMPS Awas Hinga, Maksi Masan Kian Beri Pikiran Cerdas Tentang Transformasi Pendidikan

85
Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur ketika berbicara dalam Lokakarya Transformasi Pendidikan yang diselenggarakan di SMPS Katolik Awas Hinga, Kecamatan Klubagolit, Kabupaten Flores Timur, Sabtu (23/9/2023). Foto: Dok Pribadi Maks

ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur memberikan sepuluh (10) pokok pikiran tentang transformasi Pendidikan. Gagasan cerdas Masan Kian itu disampaikan saat Lokakarya yang diselenggarakan di SMPS Katolik Awas Hinga, Sabtu (23/9/2023).

Sepuluh pokok pikiran itu disampaikan dengan lugas di hadapan Kepala Dinas PKO Kabupaten Flores Timur, Felix Suban Hoda, Ketua Perwakilan Biara OSF untuk Yayasan Marsudirini Tanjungpriok Jakarta Suster Maria Clarentine OSF, Pengawas Sekolah, Kepala SMPS Katolik Hinga, Komite Sekolah dan para guru dan Ikatan Alumni SMPS Katolik Awas Hinga.

Dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com, Minggu (24/9/2023) Masan Kian yang mantan Ketua Agupena Flores Timur ini menyebut, transformasi pendidikan adalah perubahan fundamental dalam pendekatan, metode, dan tujuan pendidikan.

“Artinya, bicara tentang perubahan butuh keberanian untuk mengubah mindset dan cara -cara lama yang biasa, ke cara baru yang luar biasa hingga mampu melahirkan yang namanya perubahan. Jangan harapkan adanya transformasi pendidikan jika masih bertahan dengan kebiasan-kebiasaan lama. Butuh keberanian untuk melakukan perubahan secara fundamental dalam pendekatan, metode, dan tujuan pendidikan,” sebut Masan Kian.

Adapun 10 pokok pikiran terkait transformasi pendidikan yang disampaikan meliputi, pertama Pembelajaran Berbasis Kompetensi, pendidikan harus lebih berfokus pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata. Dengan cara ini,  memungkinkan peserta didik untuk siap menghadapi tantangan masa depan.

Kedua, Teknologi dalam Pendidikan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran telah menjadi sangat penting. Dan menjadi kebutuhan pembelajaran masa kini. Platform daring, aplikasi mobile, dan alat-alat digital lainnya dapat meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas pembelajaran. Ketiga Pembelajaran Seumur Hidup: Transformasi pendidikan mencakup ide bahwa pembelajaran bukan hanya terjadi di sekolah. Siswa harus didorong untuk terus belajar sepanjang hidup mereka. Peserta Didik tidak saja belajar pada guru formal yang ada di sekolah, tetapi dapat menjadikan orang orang terampil di tengah masyarakat sebagai guru dalam melatih sebuah keterampilan

Keempat, Fleksibilitas Kurikulum, Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan perkembangan peserta didik. Pendekatan satu ukuran untuk semua harus digantikan oleh kurikulum yang lebih fleksibel. Kelima, Kolaborasi dan Keterlibatan, Melibatkan siswa, guru, Komite Sekolah, orang tua, Alumni dan komunitas edukatif terkait dalam proses pendidikan dapat meningkatkan efektivitas sistem pendidikan.

Keenam,  Penilaian yang Holistik, Penilaian harus mencakup lebih dari sekadar tes tertulis. Bukan hanya sekedar nilai 60,70,80/100. Pengukuran keterampilan, sikap, dan pencapaian yang lebih luas harus menjadi bagian dari penilaian pendidikan. Ketujuh, Pendidikan Inklusif, semua siswa harus memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus/Fifabel.

Kedelapan, Pendidikan Berkelanjutan untuk Guru. Guru perlu mendapatkan pelatihan dan dukungan berkelanjutan untuk mengikuti perubahan dalam pendidikan. Workshop-workshop. Kesembilan, Penekanan pada Kreativitas dan Kritisitas, Siswa harus didorong untuk berpikir kritis, berinovasi, dan mengembangkan kreativitas mereka. Kesepuluh Keberlanjutan dan Kewirausahaan:Pendidikan harus mengintegrasikan pemahaman tentang isu-isu keberlanjutan dan kewirausahaan agar siswa siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dijelaskan Masan ian, transformasi pendidikan adalah upaya yang kompleks dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa pendidikan mencerminkan tuntutan zaman modern dan membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan pribadi dan profesional. “Komitmen yang dibangun hari ini memampukan Keluarga Besar SMPS Katolik Swasta Awas Hinga untuk dapat melakukan transformasi pendidikan. Jangan berharap melakukan banyak hal tetapi fokus pada hal tertentu yang urgen. Geluti terus hingga kelak menjadi ikon, atau branding sekolah ini hingga dari waktu ke waktu SMPS Katolik Awas Hinga semakin dicintai,” katanya.

Perdana di Flotim

Lokakarya Pendidikan dengan tema “Kecerdasan Transformasi Menuju Sekolah Unggul SMPS Katolik AWAS Hinga” diselenggarakan Komite Sekolah SMPS Katolik Awas Hinga, Sabtu, 23 September 2023 di Ruang Pertemuan SMPS Katolik Awas Hinga, Kecamatan Kelubagolit, Flores Timur.

Lokakarya menghadirkan nara sumber utama Ketua Perwakilan Biara OSF untuk Yayasan Marsudirini Tanjungpriok Jakarta Suster Maria Clarentine OSF, yang pernah menciptakan prestasi menempatkan Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia (ASMI) Santa Maria Yogyakarta sebagai juara pertama Akademi Kesekretariatan tingkat nasional dari posisi sebelumnya yang relatif terpuruk.

Hadir dalam Lokakarya ini Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Flores Timur Feliks Suban Hoda; Ketua PGRI Flores Timur Maksimus Masan Kian; Staf Kecamatan Kelubagolit Fatimah; Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Kelubagolit Zakarias Duran; Kepala SMPS Katolik Awas Hinga Kornelis Kopong Tupen; dan Ketua Komite Sekolah SMPS Katolik Awas Hinga Hugo Sang Ratu. Lokakarya dipimpin dan dimoderatori mantan guru alumni SMPS Katolik Awas Hinga Andreas Ola Nama.

Lokakarya dimaksudkan untuk merefleksikan perkembangan sekolah SMPS Katolik Awas Hinga sekaligus mencari strategi dan cara-cara praktis untuk mentransformasikan kondisi sekolah dari keadaannya sekarang menuju suatu titik terjauh sebagai sekolah unggul yang dicita-citakan.

Menurut Suster Clarentine, prasyarat dasar transformasi sekolah adalah komitmen kuat dan tekad baja dari seluruh pemangku kepentingan dalam mengejar visi transformasi; kekompakan kerja sama antara kepala sekolah dan guru serta karyawan di bawah kepemimpinan yang kuat dan kolaboratif; disiplin siswa dan guru yang kuat; kreatifitas dan inovasi terus-menerus melalui iklim tukar gagasan yang kondusif; kompetensi guru yang terasah terus-menerus; dan pelibatan Tuhan dalam segala upaya transformasi melalui kegiatan-kegiatan kerohanian yang serius.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap