KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Universitas Katolik (Unika) Widya Mandira Kupang dibawah naungan Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (Yapenkar) adalah lembaga Pendidikan Tinggi besar dan terbaik di wilayah Timur Indonesia, sudah lama mandiri. Yapenkar dan Unwira Kupang dengan terbuka menyatakan siap mengembalikan dana sumbangan pribadi Menteri Jhoni Plate.
“Sebagai Universitas besar yang sejak lama sudah sangat mandiri, dan sudah sangat mampu menyiapkan fasilitas-fasilitas perkuliahan moderen bagi para mahasiswanya, Unwira tidak ingin menutup fakta-fakta sesungguhnya terkait kasus ini. Karena posisi Unwira saat itu hanya mengundang Menteri Jhonni Plate untuk peresmian gedung dan tidak pernah tahu bahwa bantuan pribadi sang menteri yang diberikan saat sang Menteri memberi sambutan, di kemudian hari, ternyata dikaitkan dengan kasus korupsi BTS Kominfo ini,” sebut Dosen Fisip Unwira Kupang Michale Rajamuda Bataona kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (30/6/2023).
Rajamuda Bataona mengatakan, sebagai Universitas swasta terbaik di NTT dan wilayah Indonesia Timur, yang selalu menjunjung tinggi transparansi dan nilai-nilai kejujuran dalam tata kelola pemerintahan dan lembaga, Unwira dan Yapenkar dengan terbuka menyatakan siap mengembalikan dana sumbangan pribadi Menteri Jhoni itu jika nanti diminta.
Dijelaskan, Unwira tidak pernah terlibat dalam urusan dugaan korupsi ini. Pasalnya, konteks ruang dan waktu ketika sumbangan pribadi Menteri Jhonni G. Plate itu diberikan, itu jauh sebelum kasus ini dibongkar oleh pihak Kejaksaan. “Bahwa saat ini apabila bantuan pribadi itu ternyata datang dari hasil korupsi kasus BTS, maka sudah sangat jelas komitmen dari Pimpinan Yapenkar dan Unwira, bahwa dana tersebut siap dikembalikan,” tegas Rajamuda Bataona.
Pria kelahiran Lamalera Lembata ini menyebut, seperti yang dijelaskan Ketua Yapenkar, Pater Yulius Yasinto, SVD, bahwa sebagai Lembaga pendidikan Katolik yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan transparansi, Unwira dan Yapenkar siap memberikan keterangan jika diperlukan. Dan, siap juga untuk mengembalikan dana sumbangan itu secara utuh, jika sumbernya terbukti dari korupsi.
Karena Yapenkar dan Unwira sangat prihatin membaca berbagai berita yang menyebutkan Yapenkar Kupang juga ikut terseret dalam kasus korupsi proyek BTS 4G Bakti Kominfo. “Prinsipnya adalah sebagai lembaga pendidikan Unwira dan Yapenkar sangat siap mengembalikan dana bantuan itu jika sumbernya ternyata dari hasil korupsi,” katanya.
Rajamuda Bataona menambahkan, Unwira hanya berharap agar pemberitaan dan informasi ke publik itu berimbang. Supaya pemahaman publik itu menjadi lengkap dan benar tentang latar belakang masalah dan duduk soal kasus ini. Di mana, bantuan pribadi itu diberikan Menteri Jhonny Plate ketika sang menteri datang ke Kupang untuk hadir dalam beberapa kunjungan kerja atau urusan dinas saat itu.
“Ketika itu, Menteri Jhoni ternyata mau menyempatkan diri datang ke Unwira untuk meresmikan Gedung Rektorat dan Aula St. Maria Immaculata Unwira yang baru slesai dibangun dan mulai digunakan para dosen dan mahasiswa. Gedung-gedung yang diresmikan ini dibangun dengan dana mandiri dari Yapenkar. Dana yang diambil dari kas Yayasan. Bukan dana dari pihak luar,” tegasnya.
Posisi Unwira saat itu hanya mengundang Menteri Jhonni Plate untuk peresmian gedung dan tidak pernah tahu bahwa bantuan pribadi sang menteri yang diberikan saat sang Menteri memberi sambutan, di kemudian hari, ternyata dikaitkan dengan kasus korupsi BTS kominfo ini.
“Yapenkar dan Unwira memahami bahwa adalah wajar ketika media tertentu mengaitkan Unwira dengan kasus Menteri Jhoni ini sebab kasus ini sedang viral sebagai issu politik dan hukum. Tetapi menjadi kurang bijaksana jika pemberitaan tersebut tidak menggunakan prinsip-prinsip jurnalistik yang benar, yaitu selalu mengutamakan prinsip akurasi, cover both side, dan mengutamakan check and recheck sebelum sebuah berita ditayangkan oleh media,” ujar Rajamuda Bataona.
Ia berharap, semoga dengan data dan fakta-fakta yang diberikan Unwira ini, pemberitaan tentang posisi Unwira menjadi jelas dalam masalah ini.
Sebelumnya diberitakan, Universitas Katolik (Unika) Widya Mandira Kupang dibawah naungan Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (Yapenkar), siap mengembalikan sumbangan senilai Rp 500 juta dari mantan Menteri Kominfo Johnny G Plate. Pengembaliannya segera dilakukan sesaat setelah dipastikan kalau sumber sumbangan itu terbukti dari dana korupsi proyek BTS 4G Bakti Kominfo, bukan dari sumber dana pribadi Johnny G Plate, sebagaimana penyampaian awalnya.
“Kami prihatin membaca berbagai berita yang menyebutkan Yapenkar Kupang juga ikut terseret dalam kasus korupsi proyek BTS 4G Bakti Kominfo. Kami siap memberikan keterangan jika diperlukan. Dan, kami pun siap mengembalikan dana sumbangan itu secara utuh, jika sumbernya terbukti dari korupsi,” ungkap Ketua Yapenkar, P Yulius Yasinto SVD di Kupang, Jumat (30/6/2023). Pernyataannya secara tak langsung menggenapi pemberitaan sejumlah media tanpa menyertakan pernyataan: “siap mengembalikan” sumbangan yang diduga bermasalah tersebut.
Melalui pernyataan publiknya yang disebarkan ke berbagai media, P Yulius Yasinto sebagai Ketua Yapenkar Kupang mengakui pihaknya menerima sumbangan senilai Rp 500 juta dari Menteri Kominfo Johnny G Plate, pada Maret 2023. Saat itu bertepatan dengan peresmian Gedung Rektorat dan Aula St Maria Immaculata Unika Kupang, yang juga dihadiri Johnny G Plate dalam kapasitasnya sebagai Menteri Kominfo.
Sumbangan Pribadi
P Yulius Yasinto menjelaskan ketika acara presemian itu, Johnny G Plate berkesempatan menyampaikan sambutan. Lalu, di ujung sambutannya, Johnny G Plate secara spontan menyampaikan sumbangan senilai Rp 500 juta itu. Johnny G Plate pun mengakui bantuan itu sebagai sumbangan pribadi mendukung ketersediaan peralatan dan sistem teknologi informasi di Unika Kupang.
“Kami mengharapkan media mengutip secara penuh pernyataan publik kami terkait polemik aliran dana koprupsi proyek BTS 4G Bakti Kominfo, ini. Dengan demikian terhindar dari penafsiran seolah Yapenkar tak berniat mengembalikan dana sumbangan yang ternyata diduga kuat bermasalah,” tegas P Yulius Yasinto.***Laurens Leba Tukan