JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah pusat bakal mengembangkan investasi tambak budidaya udang berbasis kawasan dengan nilai investasi mencapai Rp 7,5 Triliun. Lokasi pengembangan investasi tersebut di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono di di Gedung Mina Bahari I Ruang Rapat ZEE, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Rabu (15/3/2023). “Hari ini saya rapat bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Pak Sakti Wahyu Trenggono dan jajaran di Jakarta. Kami membahas tentang tahapan percepatan pelaksanaan pembangunan investasi Tambak Budidaya Udang berbasis Kawasan dengan nilai investasi 7,5 triliun,” sebut Gubernur Laiskodat.
Gubernur Laiskodat bakal membantu semaksimal mungkin terkait dengan beberapa persoalan yang menjadi kendala dalam pembangunan tersebut seperti suplay listrik dan lahan.
“Pemerintah Daerah akan mendukung program dan kegiatan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, dengan menfasilitasi ketersediaan lahan. Terkait dengan suplay listrik kami akan bekerjasama dan mendatangkan tenaga ahli dari China,” ujar Gubernur Laiskodat.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono menyambut baik kedatangan Gubernur Laiskodat bersama rombongan, dan juga melakukan pembahasan terkait pembangunan kawasan Budidaya Udang Terintegrasi (Integrated Shrimp Farming) di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.
Dalam penjelasannya, rencana pembangunan kawasan tersebut tidak hanya digunakan untuk budidaya udang tetapi akan didorong menjadi sebuah kawasan industri. “Dari sisi lahan rasanya sudah yang terbaik, karena berada diatas laut, karena kalau budidaya udang yang paling bagus itu bukan yang rata dengan laut tetapi harus diatas dari laut. Kita harapkan, dapat berjalan dengan baik dan juga dibantu dan diperhatikan serta diawasi dengan baik oleh Pemerintah Provinsi NTT,” ungkapnya
Disebutkan, yang dibangun bukan hanya sekedar untuk berbudidaya udang tetapi kemudian bakal dikembangkan menjadi industri. “Nanti disitu selain ada processing, terus limbah/sampah berupa kulit harus diubah menjadi kolagen. Saya janji Tender 2024 selesai tahap 1 dengan 500 hektare, sementara kontraknya akan terus kita bangun dengan total yang akan kita investasi disana untuk infrastruktur kira-kira 7,5 Triliun”, papar Menteri Trenggono.
Ia mengatakan, setelah di Sumba Timur berhasil dibangun, dan jika kedepannya ada 10 lokasi budidaya yang sama maka Indonesia bisa mengalahkan industri udang di Ekuador.
Menteri Trenggono juga berharap agar semua proses mulai dari tender segera dilaksanakan sehingga pekerjaan selanjutnya juga dapat dikerjakan. “Harapan saya proses tendernya harus segera, dimana dalam bulan-bulan ini harus sudah beres sehingga nanti kemudian pekerjaan juga langsung dkerjakan. Selanjutnya kita serahkan Pemerintah Provinsi NTT untuk mensuplay listrik, lalu kita juga harapkan ada perumahan yang dibangun. Nanti disitu ada real estatenya yang tertata dengan bagus, karena kerjanya disitu”, katanya.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. TB. Haeru Rahayu, A.Pi, M.Sc juga memaparkan terkait dengan perkembangan pembangunan Budidaya Udang Terintegrasi (Integrated Shrimp Farming) di Kabupaten Sumba Timur.
“Saat ini posisi kita berada di posisi atau tahapan kedelapan yaitu Penetapan Sumber Pembiayaan (PSP) dan sudah selesai. Kami sedang menempuh di tahapan kesembilan dan kesepuluh yaitu Lelang Rancang Bangun dan Lelang Manajemen Konstruksi. Jadi untuk menuju ke tahapan 9 dan 10 persyaratannya 1 kalau kami sudah ada Kepmen Desain and Build yang akan ditandatangan oleh Pak Menteri kemudian lahan juga sudah clear and clean. Kalau ini tercapai maka selanjutnya kami akan melobi teman-teman di Kemenkeu terkait dengan lelang KSA”, sebut Dirjen Perikanan Budidaya.
Untuk diketahui Integrated Shrimp Farming merupakan perwujudan besar dari pengembangan Budidaya Udang Berbasis Kawasan yang telah terlebih dahulu dilakukan dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 9 Maret 2023 lalu di Kebumen, Jawa Tengah.
Konsep pembangunan yang diterapkan pada Integrated Shrimp Farming adalah terintegrasi dari hulu ke hilir dalam satu kawasan. Adapun Zona Hulu adalah Hatchery dan Pabrik Pakan, lalu Zona Budidaya (On Farm) yang merupakan Kawasan Pembangunan Tambak, dan Zona Hilir berupa Coldstorage, Pabrik Es dan Pabrik Styrofoam. Kemudian ada juga Zona Fasilitas Umum yang terdiri dari kantor, rumah ibadah, jalan, rumah karyawan, dll. Pembangunan Integrated Shrimp Farming akan menghasilkan banyak dampak seperti meningkatkan devisa melalui ekspor, penerimaan pajak (PNBP dan PAD), menciptakan lapangan kerja dan Multiplier effect lainnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manopo, Staf Khusus MKP Wahyu Muryadi, Sesditjen PDSPKP Machmud, Sesditjen Perikanan Tangkap Trian Yunanda, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT Christian Mboeik, Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Anwar Pua Geno, Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Stefania T. Boro, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q. Parera, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumba Timur Markus Windy, Kepala Badan Penghubung NTT Hendry Donald Librianto Izaac.*/)Meldo/BiroAdpim
Editor: Laurens Leba Tukan