Panen Padi di Manusak, Gubernur Laiskodat Ajak Petani Maksimalkan Bendungan Raknamo

405
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika melakukan panen padi di persawahan Manusak, Kabupaten Kupang menggunakan combine, Sabtu (29/5/2021). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan panen padi menggunakan combaine atau mesin panen modern di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Sabtu (29/5/2021). Tanaman padi seluas seluas 160 Ha itu merupakan milik masyarakat petani Kuledoki, Kabupaten Kupang.

Diatas lahan seluas 800 Ha tersebut, para petani baru menggarapa lahan seluas 160 Ha. “Pemerintah Provinsi NTT akan segera membantu Alsintan agar masyarakat bisa mengolah lahan lebih luas lagi dan memaksimalkan bendungan Raknamo yang dibangun oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” sebut Gubernur Laiskodat.

Gubernur Laiskodat mengatakan, NTT membutuhkan pemimpin teknis di lapangan yang mampu bertahan dengan situasi dan kondisi alam apapun. “Manusia lapangan itu, badai sekalipun dia harus bertahan di lapangan, baru program bisa jalan. Sehingga kedepan ini kita butuh pemimpin teknis yang tangguh. Sehingga kalau mau supaya 800 Ha di sini jadi diolah dan menghasilkan produksi yang maksimal maka sedikit-dikitnya, Camat, Kapolsek dan Danranmil dan Kadis harus setiap hari ada di sini, Bupati seminggu sekali disini serta Gubernur sebulan sekali disini,” sebut Gubernur Laiskodat.

Dikatakannya, untuk mewujudkan produksi pertanian yang maksimal maka dibutuhkan kepedulian semua pihak. “Dan ini sudah dibuktikan di Kabupaten Sumba Tengah, lahan 5.000 Ha dikerjakan dan berhasil hanya karena kepedulian mulai Bupati, Kapolres, Dandim, Kapolsek, Kadis dan para Maramba atau tokoh adat dan para pemuda di Sumba Tengah,” ujar Gubernur Laiskodat.

Politisi dan pendiri Partai NasDem ini mengatakan, alat pertanian pemerintah dilarang diberikan ke para petani. “Yang dibutuhkan para petani adalah lahannya diolah, benih disipakan, pasokan air yang memadai, mereka tanam kita jaga. Bukan mereka butuh traktor, tetapi traktor dikendalikan oleh pemerintah sehingga kalau ada kerusakan dapat diperbaiki oleh pemerinta. Kondisi ini hanya bisa diketahui jika pemimpinnya ada di lapangan,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT, Lecky F. Koli memberikan apresiasi kepada para petani wilayah itu lantaran meski dalam situasi sulsit namun bisa melakukan panan 160 Ha. “Kalau kita hitung 5 Ton gabah, maka ada 800 Ton gabah disni dan jika dikonvensi ke beras maka ada 400 ton beras dan itu serata Rp 4 Miliar sekali panen,” katanya.

Menurutnya, capaian itu merupakan sebuah peluang khususnya bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan NTT untuk segera masuk menggarap 800 Ha TJPS dan dimulai hari ini. “Beosk kita kirim traktor dan pompa air untuk digarap bersama petani. Jika dikelola 800 Ha maka nilai ekonomisnya akan besar sekali. Dengan proyeksi 3000 Ton saja maka kita berada pada angka Rp 90 miliar dalam tempo 100 hari. Jika diintegrasikan lagi dengan ternak maka nilainya akan mencapai Rp 300-400 miliar. Ini merupakan potensi yang akan dikelola dan dijabarkan segera agar areal dikaki Raknamo ini bisa dikerjakan minimal 2 kali setahun bahkan bisa sampai tiga kali karena setelah padi, jagung dan diikuti dengan kacang-kacangan,” sebut Luky Koli.

Dikatakan Luky Koli, pihaknya segera mendistribusikan alsintan, benih, bibit dan pupuk sesuai dengan tahapannya dan SDM Provinsi dari persiapan hingga panen. “Untuk pupuk perlahan kita beralih dari pupuk kimia menuju ke pupuk organik dengan persentase 80:20 persen dan dipastikan, hasilnya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bagi daerah ini,” katanya.

Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan siap berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT. “Di tempat ini potensinya 800 Ha, baru digarap 160 Ha untuk padi, segera kami berikan bantuan bibit dan pupuk sebagai program kami Revolusi 5P, namun dengan senang hati juga TJPS (Tanam Jagung Panan Sapi) masuk di wilayah ini untuk optimalisasi lahan seluas 800 Ha,” katanya.

Rektor Undana, Prof. Frederik L. Benu menyampaikan dukungan secara lembaga untuk program TJPS. “Undana mendukung penuh pelaksanaannya sebagai wujud kontribusi lembaga pendidikan terhadap pembangunan NTT. Atas nama para petani menyampaikan apresiasi, kami sangat merespon dan mendukung program TJPS, pada saat yang sama, lokasi ini kami manfaatkan air dari bendungan Raknamo, harapan kami bapak Gubernur mendorong semua pihak terlibat aktif mengelola lahan 800 Ka ini. Kami siap bekerjasama termasuk Kampus Undana, termasuk 30.000 mahasiswa yang kami optimalkan untuk mendukung Program TJPS,” sebut Prof. Fred Benu.

Turut hadir dalam acara itu Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, Kadis Perikanan dan Keluatan NTT Ganef, Kadis Peternakan Yohana Lispaly dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Marius Ardu Jelamu dan Direktrur Pemsaran dan Kredit Bank NTT, Paulus Steven Messakh. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap