KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Jajaran DPD Partai Demokrat NTT berterimaksih kepada Paul Papa Resi, SH, salah satu Kader/Pengurus Partai Demokrat yang secara terbuka menyatakan ke publik sebagai Pendukung KLB Deli Serdang, Sumatera Utara.
“Terhadap pengakuannya sendiri, bahwa dia adalah salah satu pendukung KLB bahkan turut menghubungi kader-kader di NTT untuk menghadiri KLB di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, tentu kami hargai sebagai hak pribadinya. Malah kami berterima kasih atas pengakuan terbuka yang bersangkutan, sehingga memudahkan kami untuk menyikapinya,” sebut Sekretaris DPD Partai Demokrat NTT, Ferdinandus Leu dalam ketrangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com, Jumat (19/3/2021) malam.
Dikatakan Ferdi, Paul Papa Resi, SH adalah kader Partai Demokrat, namanya tercatat sebagai Wakil Ketua II BPOKK DPD NTT berdasarkan SK No. 323/SK/DPP.PD/DPD/VII/2018. Namun yang bersangkutan sudah jarang aktif baik menghadiri rapat-rapat maupun terlibat dalam kegiatan-kegiatan partai, karena pindah domisili ke Soe, Kabupaten TTS.
“Nama yang bersangkutan memang disebut-sebut dan dilaporkan ke DPD PD NTT, seperti halnya beberapa nama kader kami lainnya, namun hingga kini belum kami sikapi karena, sebagaimana telah berulang kali kami katakan, kami sedang dalam tahap penyelidikan dugaan keterlibatan kader-kader dari NTT dalam KLB Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara,” katanya.
Diakui Ferdi, pihaknya melarang kader-kader di NTT terlibat dalam KLB karena ilegal dan inkonstitusional. “Termasuk kami telah menerbitkan dan memublikasikan Maklumat DPD Partai Demokrat NTT beberapa hari lalu.
Dasar kami melarang, menertibkan dan menegakkan disiplin kader adalah karena kami (kubu Kongres V, Maret 2020) merupakan pengurus partai yang sah lantaran telah terdaftar di Kemenkumham dan secara de jure diakui pemerintah. KLB secara de facto ada namun kami tolak karena ilegal dan inkonstitusional. Sudah sering kami kemukakan ke publik beragam cacat KLB, mulai dari legal standing penyelenggara (mereka sudah bukan anggota partai) hingga keabsahan peserta dan kuorum (tidak memenuhi ketentuan AD/ART),” jelasnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini kepengurusan Partai Demokrat yang legal dan sah adalah hasil Kongres V di Jakarta, 15 Maret 2020, termasuk kepengurusan di daerah (DPD dan DPC) yang eksis saat ini. Di luar itu jelas ilegal atau abal-abal; dan tentu akan dilawan.
Disebutkan, lantaran sudah mengaku secara terbuka atas kemauan sendiri, maka Paul Papa Resi, SH akan dilaporkan ke Dewan Kehormatan (Wanhor) DPD PD NTT. “Apakah yang bersangkutan akan dipanggil untuk klarifikasi atau langsung diberi sanksi, kami serahkan sepenuhnya ke Wanhor. Kewenangan untuk itu ada di Wanhor. Sesuai ketentuan AD/ART Partai Demokrat, sanksi dapat berupa peringatan (lisan/tertulis), pemberhentian dari pengurus, hingga pemberhentian dari keanggotaan. Saya tidak mau berandai-andai tentang sanksi. Sepenuhnya kami serahkan kepada Wanhor,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua BPOKK Partai Demokrat Provinsi NTT Paul Papa Resi, SH yang memilih untuk bergabung dengan Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang memperingatkan pendukung AHY di NTT agar tidak mengekang kader yang memilih jalur politiknya untuk bergabung dengan KLB dengan cara mengancam untuk dipecat.
“Tidak perlu kekang. Tidak perlu juga ancam pecat. Karena apa yang kami lakukan adalah pilihan politik yang kami anggap benar untuk tidak setia kepada keluarga Cikeas. Ini Partai Politik, bukan perusahaan, jadi harus buat surat pernyataan kesetiaan segala macam,” kata Paul Resi kepada wartawan, Jumat (19/3/2021).
Wakil Ketua DPC Partai Demokrat TTS ini mengaku bahwa dialah salah satu kader Partai Demokrat yang memilih bergabung kelompok Jhoni Allen Marbun karena Partai Demokrat karena tidak sesuai dengan asas sebagaimana awal Partai berlambang bintang mercy tersebut didirikan.
“Saya lihat arahnya sudah lain. Mulai dari ada perubahan pasal-pasal baik dalam Anggaran Dasar maupun dalam Anggaran Rumah Tangga,” tegas pria kelahiran Ende ini.
Paul Resi mengakui bahwa dialah salah seorang yang penggerak dan menghubungi beberap Ketua-Ketua DPC untuk mengikuti Konggres Luar Biasa (KLB). “Saya salah seorang yang menghubungi beberapa Ketua DPC di NTT yang saya kenal untuk bergabung mengikuti KLB. Tapi memang, tingkat kesetiaan mereka terhadap AHY cukup tinggi,” ucap Paul Resi.***Laurens Leba Tukan