
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, bersama para bupati dan wali kota se-NTT, tengah mengukir sejarah baru dalam perjuangan pembangunan daerah. Dengan membawa semangat Pluricentris Pluriformis, mereka melakukan tur strategis ke lebih dari 20 kementerian dan lembaga di Jakarta, memperjuangkan akses yang lebih luas bagi NTT dalam pembangunan nasional.
Mantan Ketua Tim Pemenangan MELKI–JOHNI dalam Pilgub NTT, Frans Sarong, menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar audiensi biasa. “Ini bukan sekadar pertemuan seremonial, tapi langkah konkret membuka jalan bagi NTT untuk mendapatkan perhatian dan dukungan maksimal dari pemerintah pusat. Pluricentris Pluriformis bukan sekadar slogan, melainkan strategi nyata yang menjadikan gotong royong dan kolaborasi sebagai kekuatan utama pembangunan di NTT,” ujar Frans Sarong di Kupang, Jumat (21/3/2025)
Menurut Frans, konsep Pluricentris Pluriformis yang diusung Gubernur Melki Laka Lena menegaskan bahwa pembangunan di NTT harus dilakukan dengan pendekatan multi-sentra (pluricentris), di mana seluruh kabupaten/kota menjadi pusat pertumbuhan. Di sisi lain, keberagaman (pluriformis) menjadi kekuatan, sehingga pembangunan tidak hanya terpusat di satu wilayah, tetapi merata sesuai dengan potensi masing-masing daerah.
Membuka Akses, Meminimalisir Rente
Salah satu dampak nyata dari tur strategis ini adalah terbukanya akses langsung para kepala daerah ke kementerian dan lembaga pusat. Selama ini, banyak kepala daerah mengeluhkan sulitnya birokrasi serta praktik rente yang sering menjadi hambatan dalam mengakses program dan anggaran pembangunan dari pusat. Dengan pendekatan yang lebih langsung dan terstruktur ini, hambatan tersebut dapat diminimalisir.
“Ini akses mahal yang kini bisa lebih mudah dijangkau. Dengan bertemu langsung lebih dari 20 menteri dan kepala lembaga, komunikasi menjadi lebih efektif, keputusan bisa lebih cepat diambil, dan kepentingan NTT lebih diperhatikan,” tambah Frans.
NTT Menuju Era Baru
Dengan pendekatan Pluricentris Pluriformis, Gubernur Melki Laka Lena tidak hanya membawa NTT lebih dekat ke pusat pengambilan kebijakan, tetapi juga membangun sinergi antar-daerah agar bisa saling menopang dalam pembangunan. Frans Sarong optimistis, jika konsep ini terus dijalankan dengan konsisten, NTT akan memasuki era baru yang lebih maju dan berdaya saing.
“Ini bukan sekadar perjuangan satu-dua tahun, tapi visi jangka panjang untuk menjadikan NTT sebagai wilayah yang maju, mandiri, dan berkembang dengan kekuatan sendiri. Yang terpenting, ini adalah perjuangan bersama, bukan hanya tugas gubernur, tapi seluruh kepala daerah dan masyarakat NTT,” tutupnya.
Dengan terobosannya di Jakarta, Gubernur Melki Laka Lena dan para kepala daerah NTT menunjukkan bahwa perubahan nyata tidak hanya membutuhkan niat, tetapi juga strategi yang kuat dan eksekusi yang tepat. Pluricentris Pluriformis kini bukan sekadar konsep, tetapi menjadi nafas perjuangan baru bagi NTT menuju masa depan yang lebih gemilang.*/)llt