Warga Sunu TTS yang Semula Tolak Gibran Cawapres di Patung Jokowi Berbalik Mendukung

642
Tokoh adat Desa Sunu, Nithanel Benu bersama tokoh masyarakat menyatakan klarifikasi di bawah Patung Jokowi di Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten TTS, Provinsi NTT, Selasa (24/10/2023). Foto: Tangkapan video klarifikasi.

SOE,SELATANINDONESIA.COM – Warga masyarakat Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT yang semula menggelar ritual adat dan memberikan pesan demokrasi kepada Presiden Joko Widodo dan menolak pencalonan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres, kini berbalik arah mendukung.

Tokoh adat Desa Sunu, Nithanel Benu dalam video klarifikasi bersama masyarakat Desa Sunu yang diterima SelatanIndonesia.com, Selasa (24/10/2023) menyatakan dengan resmi menarik semua pernyataan yang direkam dan diviralkan segelintir orang yang mengaku sebagai Relawan Jokowi.

“Kami masyarakat Desa Sunu dan  tokoh adat, kami tidak mau digiring. Sehingga hari ini kami menyatakan mementahkan pernyataan kami sebelumnya. Dan mulai hari ini, tanggal 24 Oktober 2023 kami menarik pernyataan kami bahwa pernyataan itu adalah tidak sah. Dan atas nama masyarakat Desa Sunu, kami siap mendukung Jokowi sampai akhir masa jabatan presiden. Dan hari ini kami mendukung sepenuhnya semua Calon Presiden dan Wakil Presiden siapapun yang mencalonkan diri karena itu hak politik, termasuk Gibran anak Presiden,” sebut Nithanael Benu yang juga mantan Kepala Desa Sunu.

Disebutkan Nithanel, pada Sabtu (21/10/2023) ada sekelompok orang yang mengaku sebagai Tim Relawan Jokowi datang dari Jakarta ke Desa Sunu. “Kami sebagai masyarakat Desa Sunu menyambut dengan gembira karena kami masyarakat Sunu merasa memiliki Bapak Jokowi sebagai Presiden RI sampai menempatkan patungnya di puncak Gunung Sunu. Maka stetmen kami pada 21 Oktober 2023 kami tarik kembali dengan resmi. Dan kami sangat mendukung Bapak Presiden Jokowi dan kami mendukung sampai akhir masa jabatannya,” sebutnya.

Dikatakan Nithanel, ketika orang-orang yang mengaku sebagai Relawan Jokowi itu datang ke Desa Sunu dan mengajak para warga ke Gunung Sunu tempat didirikan Patung Jokowi. “Kami diajak untuk menari bonet dan menggelar ritual ada dan direkam. Kami juga berdoa bersama dibawah Patung Jokowi dan dikataan bahwa seolah-olah kami menghadap langsung Presiden Jokowi di Isatan Negara,” sebutnya.

Setelahnya, sebut Nithanel, usai acara ritual dan doa, mereka diwawancarai oleh sejumlah wartawan. “Namun pada saat ini tanggal 24 Oktober 2023, kami tokoh adat Desa Sunu bersama Pemerintah Desa, kami menarik kembali pernyataan kami baik ritual adat dan deklarasi maupun wawancara yang dilakukan oleh satu tim yang datang ke sini atas nama Relawan Jokowi,” katanya lagi.

Disebutkan, sehari setelah itu, pihaknya mendapat informasi di media sosial bahwa kelompok yang datang ke Desa Sunu itu bukan Relawan Joko tetapi dari Forum Pemuda G.

Sebelumnya, warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) buat heboh. Pasalnya, sejumlah tokoh masyarakat Desa Sunu melakukan ritual di bawah patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Puncak Bukit Sunu. Patung tersebut dibuat pada tahun 2021.

Untuk diketahui, pada Sabtu (21/10/2023), warga setempat pergi ke Bukit Sunu untuk menyampaikan doa dan harapan di depan patung Jokowi. Merek menari dan menggelar ritual adat di depan Patung Jokowi. Warga meminta Gibran Rakabuming Raka jangan dipaksakan jadi cawapres, Tak hanya itu, warga juga menggelar ritual berupa tarian bonet mengitari patung Jokowi. Tarian dengan gerakan melingkar ini merupakan tanda kebersamaan dan tidak boleh putus.

“Lewat ritual adat bersama di depan patung Presiden Jokowi, para warga desa berharap Presiden Jokowi dapat tetap menjadi bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk sekelompok orang, atau keluarga saja,” ujar Kepala Desa Sunu Yakob Kase, dilansir Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Bagi warga Desa Sunu, Jokowi merupakan presiden sekaligus bapak bangsa yang menyentuh kehidupan mereka secara nyata. Namun, mereka melihat ada potensi nama Jokowi dirusak di akhir masa jabatan karena banyak pihak mencalonkan putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. “Jangan sampai, dengan pencalonan Gibran, merusak nama baik Pak Jokowi, jangan sampai merusakan ketokohan beliau,” ungkapnya.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap