KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) NTT sedang berupaya untuk mencari jalan alternatif di jalur Takri yang tertimbun longsor, Jumat (17/2/2023) malam. Pasalnya, upaya menggerus longsoran yang menimbun jalur jalan Nasional itu bajal memakan waktu hingga satu minggu kedepan.
Pada Sabtu (18/2/2023) BPJN NTT, Dinas PUPR NTT dan BPBD NTT menurunkan 4 unit excavator untuk mengeruk longsor yang menimbun Jalan Trans Timor di Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
Empat unit alat berat tersebut beroperasi bersama-sama sejak pukul 15.00 Wita dan mulai mengeruk sisi bagian kiri jalan dari arah Kupang. Longsor yang menimbun jalan Nasional ini diperkirakan bisa dikeruk dalam waktu satu pekan kedepan untuk bisa membuka kembali jalur akses transportasi.
Kepala BPJN NTT, Agustinus Junianto yang dikonfirmasi di lokasi longsor mengatakan, untuk mengatasi longsor ini sekitar 8 unit alat berat yang akan mereka turunkan.
Ada empat unit excavator yang sudah mulai beroperasi dan dua loder ditambah dua excavator lagi yang akan diturunkan besok di lokasi longsor. “Targetnya ini kita bisa segera tuntaskan tapi saya belum bisa memastikan berapa lama, tapi saya lihat dengan kondisi ini sekitar satu minggu baru bisa selesai,” sebutnya dilansir dari POS.KUPANG.COM.
Sementara akses alternatif yang ada sementara hanya bisa dilintasi roda dua yang berada di bawah kaki bukit yang longsor. Untuk itu mereka masih mencoba melalukan survey beberapa ruas jalan yang bisa dilintasi oleh kendaraan roda empat.
“Lokasi yang longsor ini sekitar 200 hingga 300 meter kedepan dengan ketebalan longsor di atas 10 meter ini tidak bisa kita pastikan, tapi saya yakin kami bisa berikan waktu maksimal,” tegasnya.
“Sebentar kami akan turunkan tim untuk survey jalan alternatif yang paling dekat di mana. Karena kalau beri akses jalan terlalu jauh juga kasian masyarakat, harapan kami masyarakat bersabar dengan kondisi ini,” tutupnya.
Peristiwa tanah longsor terjadi di Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang pada Jumat (17/2/23) malam. Longsor terjadi sekitar pukul 21.00 wita hingga mengakibatkan ruas jalan Timor Raya pada Km 75 lumpuh total.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Dinas PUPR Provinsi/Kabupaten, TNI/Polri, lembaga terkait dan unsur pentahelix langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan penanganan darurat, melakukan assesment dan mengevakuasi korban.
Sebanyak empat unit alat berat excavator turut digerakkan dalam upaya membersihkan material longsor agar ruas jalan tersebut dapat dilalui kendaraan. Sementara itu, pihak PUPR Provinsi dan Kabupaten saat ini sedang melakukan survei untuk membuka jalan alternatif melalui jalur Amabi Oefeto Timur.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo yang dihubungi SelatanIndonesia.com menyebut, pihaknya telah menurunkan tim kaji cepat ke lokasi bencana dan menyerahkan dukungan logistik bagi warga terdampak di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang pada Sabtu (18/2/2023) siang.
“Kami mengimbau kepada semua unsur di Kabupaten untuk meningkatkan kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorologi basah di periode puncak musim hujan seperti banjir dan longsor. Perhatikan kondisi lereng saat sedang melintas atau melakukan aktifitas. Tingkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan saat berada di wilayah rawan longsor. Antisipasi bahaya longsor susulan yang dapat diperburuk dengan intensitas hujan yang masih mungkin berlanjut,” sebutnya.
Ambrosius menghimbau masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri dengan aman atau dengan bantuan petugas setempat. Di samping itu, warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit agar berinisiatif melakukan evakuasi mandiri apabila di wilayahnya diguyur hujan lebat dengan durasi lama.
Untuk diketahui, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Kupang melaporkan pada Sabtu (18/2/23), sebanyak 2 KK terdampak dari peristiwa tanah longsor tersebut. Longsor juga menyebabkan satu alat berat excavator dan satu kendaraan besar turut tertimbun serta 9 KK terpaksa dievakusi sementara di rumah keluarga untuk menghindari adanya longsor susulan.***Laurens Leba Tukan