Difasilitasi Bank NTT, Wiman Sumba Barat Panen Jagung TJPS 5 Ton/Ha, Offtaker Beli Langsung di Kebun

321
Pimpinan Bank NTT Cabang Waikabubak, Ketut Edy Suryantha (atas, kedua dari kanan) bersama Kadis Pertanian Sumba Barat Jantje Lakumau, dan wira usaha mandiri/petani melakukan panen jagung pada program TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi) Pola Kemitraan untuk Masa Tanam 2 (MT 2) April-September 2022 di Desa Kareka Nduku Selatan, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat, Sabtu (28/1/2023) Foto: Dok.KES

WAIKABUBAK,SELATANINDONESIA.COM – Bank NTT Cabang Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat terbukti membawa kesejahteraan bagi wira usaha mandiri (wiman/petani jagung) di Kabupaten Sumba Barat dalam program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pola Kemitraan.

Bank NTT hadir dengan memberikan fasilitas kredit Mikro Merdeka sebesar Rp 10 juta/wiman. “Pengembalian kredit tersebut dilakukan setelah masa panen, sehingga petani tidak dipusingkan dengan pola angsuran bulanan,” sebut Pimpinan Bank NTT Cabang Waikabubak, Ketut Edy Suryantha yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Minggu (29/1/2023).

Dijelaskan Ketut Edy, kredit Mikro Merdeka merupakan produk Bank NTT yang menjadikan para nasabah atau wira usaha mandiri/petani bisa merdeka dari rentenir, merdeka dari bunga karena bunga 0% dan merdeka dari agunan. “Para wiman/petani hanya sediakan KTP, KK, dan surat keterangan kepemilikan lahan dari Kepala Desa, setelah itu Bank NTT bisa melayani kredit,” ujarnya.

Pada Sabtu (28/1/2023), Ketut Edy bersama Kadis Pertanian Sumba Barat, Jantje Lakumau, dan wira usaha mandiri/petani melakukan panen jagung pada program TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi) Pola Kemitraan untuk Masa Tanam 2 (MT 2) April-September 2022 di Desa Kareka Nduku Selatan, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat.

Turut hadir Kabid TPH, para penyuluh pertanian Wilayah Kecamatan Tanarighu, serta Pendamping TJPS Provinsi NTT dan Offtaker dari PT. Bahtera Laju.

“Pada panen TJPS MT2 ini, luas lahan yang dipanen sebanyak 17 Ha. Memang MT 2 hanya 17 Wiman karen masa tanam September curah hujannya hanya di beberapa desa saja. Dan yang aktif ikut program ini hanya 17 Wiman karena terkendala hujan yang sedikit,” sebut Ketut Edy.

Sedangkan untuk MT 1 atau Masa Tanam Okmar (Oktober-Maret) akan lebih banyak jumlahnya yakni sebanyak 158 hektar. Lahan seluas itu sudah dimulai penanaman pada bulan Oktober atau November dan akan dipanen pada pertengahan Maret.

“Pada panen kali ini rata-rata per hektare menghasilkan sekitar 5 ton. Seharusnya bisa 7-10 Ton/ha, namun karena terkena penyakit hawar daun mesikupun tidak banyak berefek,” katanya.

Ketut Edy menyebut, lantaran Masa Tanam 2 ini belum banyak wilayah yang panen, maka harga jualnya masih relatif tinggi sehingga wira usaha mandiri/petani sangat diuntungkan. “Saat ini harga jualnya berkisar Rp 5.000/Kg. Dan kemungkinan besar harga jual bulan depan akan semakin menurun karen sudah banyak wilayah yang akan panen di bulan Maret,” jelasnya.

Ia menambahkan, dengan harga jual tersebut maka wiman akan mendapatkan banyak keuntungan karen bisa menutupi pinjaman di Bank NTT sebesar Rp 10 juta.

Dikatakan Ketut Edy, PT. Bahtera Laju selaku offtaker untuk wilayah Sumba Barat langsung hadir dalam panen tersebut dan membeli semua hasil panen sesuai komitmen PKS dalam pola kerjasama kemitraan TJPS. “Tetapi tentunya para wiman/petani wajib melakukan penjemuran hasil panen agar kadar air dalam jagung sesuai dengan PKS yang ada,” sebutnya.

Ketut Edy mengatakan, para wiman (petani) sangat berharap agar di tahun 2023 ini mereka diikutkan kembali dalam program TJPS Pola Kemitraan karena sudah terbukti untung. “Mereka tidak perlu khawatir bahwa hasil panennya tidak terjual seperti sebelum ada TJPS Pola Kemitraan ini. Dulunya para wiman/petani sering sulit menjual hasil panennya sehingga banyak petani jagung yang sudah mulai malas tanam jagung. Ini menjadi suatu dorongan untuk tahun ini kita targetkan diatas 100 wiman atau 100 hektar yang akan ikut dalam TJPS MT 2 pada September tahun 2023 ini,” katanya.

Ia mengatakan, keberhasilan program TJPS Pola Kemitraan ini berkat kemitraan antara Dinas Pertanian, Bank NTT dan Offtaker serta pendampingan yang sangat intens dari para penyuluh pertanian kecamatan dan pendamping TJPS.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap