Hugo Kalembu dan Christian Taka Pimpin Tim Golkar Bawa Cinta untuk Korban Kebakaran Kampung Adat Wainyapu

205
Atas: Kondisi Kampung Situs Wainyapu di Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) sebelum terbakar. Foto:inews.id. Bawah: Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT Hugo Rehi Kalembu dan Ketua Dewan Pembina Golkar SBD, Marthen Christian Taka memimpin tim Partai Golkar membawa bantuan untuk korban kebakaran Kampung Situs Wainyapu. Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten SBD, Selasa (11/10/2022). Foto: Dok.PGSBD

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Kampung Situs Wainyapu di Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) tertimpa musibah kebakaran pada Selasa (20/9/2022) silam. Kabar tentang amukan si jago merah di salah satu kampung adat yang masih asli itu sontak menghebohkan publik. Simpati dating dari berbagai kalangan.

Terbaru, pada Selasa (11/10/2022), Keluarga Besar Partai Golkar Sumba Barat Daya dipimpin oleh Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT Hugo Rehi Kalembu dan Ketua Dewan Pembina Golkar SBD, Marthen Christian Taka membawa bingkisan “cinta” untuk korban kebakaran.

“Aksi kemanusiaan dari Partai Golkar itu untuk membantu meringankan beban warga yang terkena musiba kebakaran,” sebut Ketua Dewan Pembina DPD II Golkar SBD, Marthen Christian Taka kepada SelatanIndonesia.com. Turut hadir Ketua DPD II Golkar Kabupaten SBD, Antonius U Zasa, Ketu Fraksi Partai Golkar Kabupaten SBD Hery Pemu Dadi serta Anggota Fraksi Lodofik Lendu serta pengurus DPD II Golkar SBD diantaranya Hermanus Holo serta para Bakal Calon Anggota Legislatif.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu mengatakan, kunjungan tersebut selain turut meringankan beban para keluarga korban kebakaran juga, untuk melihat dari dekat kondisi kampung Wainyapu. Kampung tersebut terdapat tiga puluhan rumah besar, dan dimana setiap rumah besar beranggotakan seratusan lebih keluarga batih.

“Kita membawa bantuan berupa sembako antara lain beras, mie instan dan telur ayam yang menjadi kebutuhan mereka  dalam usaha membangun lagi rumah rumah yang terbakar,” sebut Hugo Kalembu.

Hugo juga memberikan semangat kepada para korban agar mereka jangan patah semangat kendati cobaan yang mereka alami amat berat. “Saya himbau agar mereka lebih berhati-hati saat memasak, dan urusan  kenduri dan lain lain sambil nanti dipikirkan cara yang lebih baik untuk menjaga kelangsungan hidup kampung situs ini,” sebutnya.

Anggota DPRD sembilan periode beruntun ini mengatakan, pihaknya memperjuangkan adanya perlindungan dari pemerintah pusat maupun daerah. “Sekaligus mengatur agar pengelolaan kampung situs ini bisa mendatangkan penghasilan bagi kesejahteraan warga kampung khususnya,” ujar Hugo Kalembu.

Ia mengatakan, pembangunan kembali rumah rumah adat itu akan memakan waktu yang lama. “Maka tetap Golkar akan kembali lagi dalam satu dua bulan ke depan untuk memberikan bantuan yang mereka sangat butuhkan. Golkar tetap bersama mereka sampai rumah rumah adat tersebut selesai dibagun lagi.” ujarnya.

Dijelaskan Hugo Kalembu, menurut Partai Golkar, Roh, adat-istiadat  dan budaya serta seluruh peradaban masyarakat Kecamatan Kodi Balaghar  terejawantah di kampung Wanyapu.

Sebelum musibah kebakaran, kampung Wainyapu memiliki daya tarik karena keaslian rumah adat Uma Kalada (rumah beratap rumbia yang menjulang) berjumlah 60 rumah masih terpelihara dengan baik. Hamparan batu-batu kubur megalit yang unik sebanyak 1.058 buah mengitari perkampungan adat ini.

Dikutip dari inews.id, Kampung Wainyapu menjadi salah satu kampung adat yang menarik untuk dikunjungi. Keindahan alam dan kebudayaan masyarakat setempat masih memegang kepercayaan marapu, serta memelihara adat istiadat leluhur.

Kampung yang terletak di tepi pantai selatan Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya berjarak sekitar 63 km dari Kota Tambolaka, Ibu Kota Kabupaten SBD. Pemandangan elok tepi pantai dengan deretan rumah adat yang menjulang ke awan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Menuju kampung ini, para pengunjung akan disambut dengan hamparan kuburan batu megalit pada hamparan tanah lapang depan perkampungan.

Memasuki perkampungan, pengunjung disuguhi bangunan rumah adat dengan menara menjulang tinggi yang mencakar langit. Bangunan tradisional di sini tidak menggunakan unsur logam. Atap ilalang yang menjulang tinggi itu ditopang empat tiang utama. Keempat tiang utama berukir itu berdiri kokoh di tengah rumah.

Uniknya di tengah keempat tiang ini menjadi tempat tungku atau dapur berada. Di sekitar keempat tiang itu pula, benda-benda pusaka dan upacara disimpan. Aksesori lainnya yang bisa ditemui di dalam rumah adalah tanduk kerbau dan rahang babi yang dipajang di dinding dan bawah atap ilalang.

Perkampungan yang konon telah ada sejak abad 15 silam ini, termasuk salah satu yang tertua di Sumba. Kampung ini dikenal dengan pembuatan rumah adat dan penarikan batu kubur.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap