Aneka Manfaat Aplikasi BPungPetani dari Bank NTT Hadapi Ancaman Krisis Pangan

180
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Bupati Sikka Robby Idong dan Deputi Kepala BI Perwakilan NTT Daniel Agus dalam forum High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT bersama seluruh Bupati se-daratan Flores, Lembata dan Alor. Juga Deputi Bidang Agribisnis Kemenko Perekonomian, Deputi Pimpinan BI NTT, Dirut Bank NTT, para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Sikka di Kantor Bupati Sikka, Minggu (11/9/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

MAUMERE,SELATANINDONESIA.COM – Gagasan cerdas Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Bank NTT yaitu aplikasi BPungPetani punya manfaat besar untuk banyak pihak terutama ketika menghadapi krisis pangan global.

Bagi Pemerintah Daerah, ada manfaat langsung yang diperoleh yaitu Peningkatan PAD melalui PDRB dan Pengendalian Inflasi. “Terjadi stabilisator supply dan demand. Juga kebijakan untuk kepastian pasar di daerah; meningkatkan daya beli daerah serta memperoleh data/informasi angka kemiskinan di daerah,” sebut sebut Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho ketika tampil bicara dalam High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT bersama seluruh Bupati se-daratan Flores, Lembata dan Alor. Juga Deputi Bidang Agribisnis Kemenko Perekonomian, Deputi Pimpinan BI NTT, Dirut Bank NTT, para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Sikka di Kantor Bupati Sikka, Minggu (11/9/2022).

Tidak hanya itu, aplikasi BPungPetani juga bermanfaat untuk Off Taker dari aspek kepastian produksi; Kepastian pasar; Kepastian distribusi; Kepastian penyediaan sarana produksi pertanian seperti Bibit, Pupuk, Nutrisi, Herbisida dan, Pestisida.

“Sedangkan bagi Petani, Peternak, dan Wirausaha, aplikasi ini memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas produksi mulai Benih, pupuk, pestisida, herbisida, dan lain-lain; Juga Kepastian pasar; Terapan teknologi; Dan, kelebihan produksi dimanfaatkan untuk industri lainnya. Serta dapat meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) serta Kesejahteraan petani; Memperluas akses pasar; dan Memotong jalur distribusi,” sebut Dirut Alex.

Bagi Masyarakat atau Konsumen, Dirut Alex menjelaskan, melalui aplikasi ini terjadi Stabilitas harga; Hasil produksi pertanian yang berkualitas dan sehat dikonsumsi. “Hasil produksi yang bervariatif dan beragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau konsumen. Dan, Lapangan kerja yang baru akan tercipta,” katanya.

Untuk para Pihak Terkait atau Stekholders, aplikasi BPungPentani memberikan manfaat semua pihak akan mendapatkan data-data yang valid terkait pelaku usaha, jenis usaha dan produksi yang dihasilkan. “Data informasi aktivitas pertanian; Bertumbuhnya industri baru, dan Penentuan kebijakan pemberian modal bagi petani/peternak/wirausaha,” sebutnya.

Dirut Alex menambahkan, manfaat lain bagi Penyuluh Pertanian melalui aplikasi ini adalah, bisa mendata kelompok tani; Mendata kebutuhan sarana produksi; Mendampingi kelompok tani hingga panen; Melaporkan hasil panen kelompok tani melalui aplikasi B’PungPetani. Dan, Mengkonsolidasi dan melaporkan data pemasaran produk pangan.

Ia berharapa, dengan adanya aplikasi ini terjadi Keseimbangan Permintaan dan Bahan Pangan. “Permintaan pasar terhadap bahan pangan selalu dapat dipenuhi dengan mengandalkan potensi daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Juga Inflasi akan tetap Terjaga, karena  dengan menjaga keseimbangan antara Supply dan Demand, maka Inflasi dapat terjaga,” katanya.

Selain itu Dirut Alex Riwu Kaho mengaharpan akan terjadi peingkatan Nilai Tukar Petani (NTP). “NTP meningkat oleh karena produksi bahan pangan yang dihasilkan secara kualitas dan kuantitas, serta memiliki mutu yang baik dan terseleksi dengan baik,” ujarnya.

Juga teradi peningkatan PDRB. “Kestabilan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah atau perencanaan, serta memberikan informasi yang menggambarkan kinerja perekonomian daerah,” ujarnya.

Dirut Alex membeberkan Permasalahan Rantai Supply dan Rantai Demand di NTT. Dijelaskan, Demand atau Permintaan Pasar bahwa jumlah barang akan selalu berbanding terbalik dengan harga, “Jika harga barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya Pendapatan/penghasilan masyarakat; Distribusi pendapatan masyarakat; Selera konsumen terhadap barang; Jumlah penduduk; Harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut; Prediksi masyarakat tentang kondisi di masa yang akan datang; serta adanya barang pengganti (substitusi); juga Kegunaan akan suatu barang,” sebutnya.

Selain itu, belum maksimalnya kontinuitas produksi, pengawasan produksi pangan dan jalur distribusi produk pangan, sehingga mengakibatkan supply bahan pangan menurun dan terjadi peningkatan permintaan pasar (demand). “Permasalahan yang terjadi yaitu Kapasitas produksi rendah yang tidak sesuai dengan permintaan pasar, kualitas dan volume produksi yang masih rendah mengakibatkan harga naik, serta jenis varietas yang tidak sesuai dengan spesifikasim,” katanya.

Ia menambahkan, dalam hukum penawaran, jumlah barang yang ditawarkan akan selalu berbanding lurus dengan harganya. Jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah. “Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu Biaya Produksi; Kemajuan teknologi; Harga bahan baku; Produsen yang menawarkan barang; serta Laba yang diinginkan produsen/penjual,” ujarnya.

Deputi Kepala BI Perwakilan NTT Daniel Agus dalam forum itu merekomendasikan sejumlah pengendalian inflasi. Menurut dia, secara umum, strategi pengendalian inflasi di Provinsi NTT dalam jangka pendek diantaranya mengintensifkan operasi pasar, kerja sama antar daerah (KAD), pemetaan produksi dan distribusi serta pengkinian database. Juga komunikasi penggunaan produk olahan, subsidi angkut komoditas dan optimalisasi penggunaan APBD, serta kampung sadar inflasi. “Untuk mewujudkan strategi tersebut dibutuhkan dukungan komitmen dan data dari OPD terkait,” sebutnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap