JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Teka teki tentang siapa yang dilantik dan direshuffle dari jajaran Kabinet Indonesia Bersatu sisa masa jabatan 2019-2024 terjawab sudah. Presiden Ri Joko Widodo secara resmi melantik dua menteri di Istana Negara, Rabu (15/6/2022).
Kedua menteri yang dilantik adalah Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan dan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Selain melantik kedua Menteri, Kepala Negara juga melantik tiga Wakil Menteri diantaranya Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, Afriansya Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan, dan Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Untuk diketahui, Dr. H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. yang lebih dikenal dengan nama Zulhas adalah seorang politisi berkebangsaan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin sejak 2022.
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional ini lahir di Lampung, 31 Agustus 1962. Suami dari Soraya Mohamad Ali ini pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat sejak 2014 hingga 2019. Zulhas adalah lulusan Sekolah Tinggi Manajemen PPM (2003), dan Universitas Krisnadwipayana.
Zulhas pernah menjabat sebagai Menteri Kehutanan Republik Indonesia menggantikan Malem Sambat Kaban, yaitu sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014.
Pada masa jabatannya sebagai Menhut RI, ia telah dua kali menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa), yaitu yang pertama untuk bidang Administrasi Publik dari Sejong University (Seoul, Korea) dan yang kedua untuk bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dari Universitas Negeri Semarang (Semarang, Indonesia).
Selama tahun 2004–2009, ia berkiprah di lembaga legislatif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan selama tahun 2005–2010, ia memegang jabatan internal partai sebagai Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN).
Zulkifli Hasan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 53 Jakarta pada tahun 1982. Selanjutnya, ia mengambil program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1996.
Ia kemudian mengambil program pasca sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan mendapat gelar Magister Manajemen pada tahun 2003.
Di awal masa jabatannya sebagai Ketua MPR RI, ia mengemban tugas menyelenggarakan pelantikan presiden-wakil presiden untuk masa pemerintahan 2014–2019 di tengah situasi politik yang penuh ketegangan.
Dalam persiapan jelang pelantikan tersebut, dirinya berkomitmen untuk dapat menyelenggarakan pelantikan dengan baik dan akan mengupayakan kehadiran semua pihak, termasuk Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa selaku calon presiden dan calon wakil presiden yang menjadi pesaing pasangan pemenang, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Ia berhasil melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan pelantikan berlangsung damai.
Anak Kopral TNI AU
Sedangkan Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. lahir 8 November 1963. Hadi adalah pensiunan perwira militer Indonesia yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia antara tahun 2017 dan 2021.
Hadi Tjahjanto lahir dari keluarga TNI AU. Ayahnya berpangkat Kopral dengan pangkat terakhir Sersan Mayor (Teknik).[Ibunya penjual rujak cingur. Hadi bersekolah di SMP Negeri 3 Singosari (dulunya adalah SMPN 7 Malang), lulusan 1979. DIa alu melanjutkan ke Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Malang angkatan 1982, yang kini bernama SMAN 1 Lawang.
Semasa menempuh pendidikan di tingkat SMA, Hadi memilih jurusan IPA dan dikenal cerdas oleh teman-temannya. Pemilihan jurusan ini untuk mempermudah dirinya merintis karier sebagai penerbang TNI AU.
Pendidikan militer dijalani Hadi Tjahjanto di Akademi Angkatan Udara (1986), Sekolah Penerbang TNI AU (1987), Seskoau, Sesko TNI. Dia juga tercatat sebagai siswa Lemhannas
Lulus dari Akademi Angkatan Udara, Hadi dilantik sebagai perwira TNI AU dengan pangkat Letda oleh Presiden Soeharto pada 20 September 1986.
Hadi mengawali kariernya di Skadron Udara 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Tugas Skadron Udara 4 adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, SAR terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut.
Tugas Hadi saat itu adalah menjadi pilot pesawat angkut Cassa. Pada 1993, kariernya meningkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh. Selepas itu, tahun 1996 ayah dua putra itu tidak lagi mengurusi pesawat angkut ringan.
Dia berganti memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops “A” Flightlat Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh.
Kemudian, Hadi memimpin pendidikan penerbang sebagai Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarmo tahun 1997. Tahun 1998, Hadi menjadi Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarmo. Pada tahun yang sama, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI. Setahun kemudian, Hadi menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto.
Memasuki tahun 2000 Hadi dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.
Tahun 2001, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I. Kemudian, tahun 2004, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara. Berikutnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdul Rachman Saleh tahun 2006, dan Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara tahun 2007.
Pada tahun 2010, Hadi menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo. Setahun kemudian, dia menjabat tugas di luar TNI AU menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI dan Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara.
Dua tahun setelah itu, Hadi berpangkat Kolonel dan dipercaya menjadi Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional. Dua bulan menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013–2015), Komandan Lanud Abdul Rachman Saleh.
Pada Juli 2015, Hadi ditugasi menjadi Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia Presiden Joko Widodo dan pangkatnya naik menjadi Marsekal Muda. Pada November 2016, Hadi dilantik menjadi Irjen Kementerian Pertahanan.
Tiga bulan setelahnya, Hadi terpilih menjadi Kepala Staf Angkatan Udara, tepatnya pada 18 Januari 2017 menggantikan Agus Supriatna. Pada masa ini banyak terbongkar kasus korupsi di Kemenhan, antara lain pengadaan pesawat dan helikopter.
Hadi Tjahjanto dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi Panglima TNI menggantikan Jendral Gatot Nurmantyo. Setelah disetujui DPR, Hadi resmi dilantik sebagai Panglima TNI, pada 8 Desember 2017.
Kini, Hadi Tjahjanto sudah purna tugas, tongkat komandi Panglima TNI beraih dipegang Jenderal TNI Andika Perkasa.*/)BI/Fitri Sartina Dewi
Editor: Laurens Leba Tukan