GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Gubernur NTT
Beranda / Gubernur NTT / Ti’i Langga Menjulang, OVOP Menggema: Misi Gubernur Melki Satukan Diaspora NTT di Gorontalo

Ti’i Langga Menjulang, OVOP Menggema: Misi Gubernur Melki Satukan Diaspora NTT di Gorontalo

GUbernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika menggelar pertemuan bersama tokoh dan warga Diaspora NTT di Gorontalo, Minggu (27/7/2025). Foto: Edy Naga

GORONTALO,SELATANINDONESIA.COM — Suasana di Kota Gorontalo, Minggu pagi (27/7/2025), berubah syahdu. Sebuah ti’i langga, penutup kepala tradisional khas Rote, tampak menjulang di tengah kerumunan warga saat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, tiba di Gorontalo. Simbol kebanggaan itu bukan sekadar aksesori adat. Ia menjelma pesan: bahwa identitas Flobamora hidup dan tumbuh, bahkan di tanah rantau yang jauh dari Timur.

Baru sehari sebelumnya Gubernur Melki tiba dari Batam, namun semangatnya belum luntur. Di Gorontalo, ia menghadiri temu akbar bersama warga diaspora NTT yang menyambutnya dengan hangat dan penuh hormat. Pertemuan itu bukan seremonial kaku. Ia menyerupai reuni keluarga besar Flobamora, penuh tawa, haru, dan janji bersama untuk tetap bergandeng tangan.

“Ini bukan hanya tatap muka biasa,” ujar Gubernur Melki dalam sambutan. “Ini perjumpaan batin, antara anak-anak Flobamora yang rindu dan terpanggil untuk membangun kampung halaman, dari mana pun mereka berasal.”

OVOP Jadi Jembatan Ekonomi Rantau dan Kampung Halaman

Dalam pertemuan itu, Gubernur Melki memperkenalkan Program One Village One Product (OVOP) sebagai skema strategis pengembangan ekonomi desa berbasis keunggulan lokal. Ia mengajak warga diaspora memikirkan kembali kampung halamannya, bukan hanya sebagai nostalgia, tetapi sebagai potensi.

Prof. Umbu Data: Rumah Mandiri, Laboratorium Masa Depan di Sumba Tengah

“Saya membayangkan adanya Restoran Flobamora di Gorontalo,” ucapnya. “Tempat kita menyajikan rasa, budaya, dan semangat NTT, sekaligus jadi ruang promosi UMKM dan jendela kampung halaman.”

Ajakan itu langsung beresonansi. Ketua Ikatan Keluarga Flobamorata Gorontalo, Herman Nanga, mengusulkan pembentukan Rumah Singgah Flobamorata, semacam pusat transit sekaligus rumah penguatan sosial bagi pelajar, pekerja migran baru, atau warga NTT yang transit di Gorontalo.

“Diaspora jangan hanya jadi penonton. Kita bisa bantu pelatihan keterampilan, softskill, bahkan menciptakan lapangan kerja sendiri,” tegas Herman.

Pekerjaan Layak Menanti Anak NTT

Menariknya, dalam forum itu muncul peluang nyata. Tokoh diaspora Tery Baunfinit membeberkan bahwa Koperasi Konsumen Primer Nasional Mekar Jaya Indonesia di Gorontalo membuka lapangan kerja khusus untuk pemuda-pemudi NTT lulusan SMA.

Dr. Umbu Rudi Kabunang Minta Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Selidiki Pelanggaran HAM PT Toba Pulp Lestari

Paket kerjanya cukup menjanjikan:

Gaji Rp3 juta (laki-laki) dan Rp2,6 juta (perempuan), Fasilitas mess, kendaraan roda dua, BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan, Proses rekrutmen awal dilakukan melalui wawancara daring

Gubernur Melki merespons cepat. Ia menyatakan akan menugaskan tim kecil penghubung diaspora untuk menindaklanjuti peluang ini, memastikan anak-anak NTT bisa mengakses kerja layak tanpa harus ke luar negeri.

“Ini bentuk simbiosis mutualisme. Diaspora bantu kampung halaman, tapi juga mendapat dukungan dari pemerintah provinsi,” ujarnya.

Dari Tii Langga ke Hilirisasi: Misi Kultural dan Ekonomi

Gubernur Melki Tegas, Perusahaan Geotermal Tak Masuk Lintasan Sponsor

Tak hanya ekonomi, budaya juga menjadi agenda penting. Gubernur Melki mendorong agar budaya NTT tampil di pentas lokal Gorontalo, baik dalam bentuk tari-tarian, kuliner, maupun pakaian adat. Ia mencontohkan model pengembangan kuliner ikan asap Gorontalo yang bisa diadaptasi di NTT, sekaligus menyebut peluang kolaborasi lintas daerah untuk mendorong hilirisasi produk lokal.

“Apa yang bagus dari Gorontalo bisa kita bawa pulang ke NTT, begitu pun sebaliknya,” kata Gubernur Melki.

Gotong Royong dari Rantau untuk NTT

Dalam sesi akhir pertemuan, suasana menjadi emosional. Gubernur Melki kembali menegaskan bahwa membangun NTT bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif semua anak daerah—baik yang tinggal di kampung, di kota besar, atau di tanah rantau.

“Bantu kami sebarkan cerita baik tentang NTT. Cerita dari Gorontalo bisa sampai ke Jakarta, bahkan dunia.”

Ketika pertemuan usai, para warga diaspora masih berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil. Tii langga telah dilepas, tapi semangat yang menyertainya belum pudar. Dari Gorontalo, nyala Flobamora menjalar lagi, menghidupkan mimpi membangun tanah leluhur, dari manapun kaki berpijak.*/Edy Naga/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement