Melki Laka Lena dan Johni Asadoma Memimpin Upacara HUT ke-80 RI di NTT
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Matahari pagi menebar cahaya keemasan di Alun-Alun Rumah Jabatan Gubernur, Minggu (17/8/2025). Dentang genderang dan derap langkah pasukan upacara membuka prosesi peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Di hadapan ribuan peserta, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena berdiri tegak, memimpin upacara sebagai Inspektur.
Tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” terasa menemukan gaungnya di Kupang. Kapolda Irjen. Pol. Rudi Darmoko dengan suara lantang membacakan Pembukaan UUD 1945, sementara Ketua DPRD NTT Emelia J. Nomleni mengumandangkan teks Proklamasi. Detik itu, seakan gema 17 Agustus 1945 kembali hidup di tanah Flobamorata.
Khidmat bercampur semarak. Paskibraka NTT dengan gerak pasti mengibarkan Sang Merah Putih. Para pejabat, ASN, hingga pelajar SMA/SMK Kota Kupang tampak serempak menundukkan kepala memberi hormat. Semuanya mengenakan busana adat NTT: Gubernur Melki bersama istrinya Mindriyati Astiningsih berbalut tenun Ende, Wakil Gubernur Johni Asadoma bersama istrinya Vera Christina Sirait mengenakan pakaian adat Alor. Warna-warni kain tenun dari seluruh kabupaten/kota seakan menjadikan lapangan upacara sebagai panggung persatuan budaya.
Rangkaian upacara semakin hidup dengan marching band SMA Negeri 7 Kupang dan tarian kolosal SMA Mercusuar. Usai upacara, Gubernur dan Wakil Gubernur menyerahkan hadiah lomba paduan suara, gerak jalan indah, hingga drumband antar SMA/SMK se-NTT, serta bantuan bagi penyandang disabilitas.
’Tabola Bale’ Mengguncang Istana
Selepas upacara, Gubernur Melki dan Wagub Johni bergegas menuju arena Pameran Pembangunan NTT di depan Hotel Harper. Di sana, Forkopimda dan warga NTT mengikuti siaran langsung upacara kemerdekaan dari Istana Negara. Ada kejutan membanggakan: penyanyi muda NTT, Silet Open Up, tampil membawakan lagu viral Tabola Bale. Irama riang itu bukan hanya mengguncang Istana, tapi juga membuat Gubernur, Wakil Gubernur, dan hadirin di Kupang larut berjoget di bawah terik matahari.
“Hanya dengan persatuan kita bisa kokoh, hanya dengan berpijak pada Pancasila kita bisa berdaulat. Dengan keduanya, kita bisa mewariskan Indonesia maju untuk generasi emas mendatang,” ujar Gubernur Melki di sela perayaan.
Johni Asadoma dan Senja Penurunan Bendera
Sore harinya, giliran Wakil Gubernur Johni Asadoma bertindak sebagai Inspektur Upacara Penurunan Bendera. Dengan pakaian adat khas Rote Ndao, mantan jenderal polisi itu memimpin prosesi di alun-alun yang sama. Penurunan Merah Putih dilakukan oleh tiga pelajar pilihan dari Nagekeo, Kupang, dan TTU, sementara baki bendera dibawa siswi dari Manggarai.
Suara sangkakala TNI AL dan paduan suara SMA Negeri 3 Kupang menambah syahdu momen senja itu. Setelah bendera dilipat dengan sempurna, Johni Asadoma menutup upacara dengan pekik tiga kali: “Merdeka!”
“Atas nama Pemerintah Provinsi NTT, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak: TNI, Polri, ASN, pelajar, mahasiswa, hingga veteran yang ikut menyukseskan peringatan bersejarah ini. Semua berjalan lancar dan penuh semangat kebersamaan,” katanya lantang.
Menatap Indonesia Emas 2045
Peringatan HUT ke-80 RI di NTT tahun ini tidak sekadar seremonial. Diwarnai tarian, tenun, marching band, hingga lagu viral yang menembus istana, ia menjelma menjadi simbol kebanggaan daerah sekaligus perayaan nasionalisme.
Di bawah Sang Merah Putih yang berkibar dan senja yang perlahan meredup, gema semangat terasa satu: Sekali merdeka tetap merdeka. Dari Kupang hingga pelosok desa, dari tarian Tabola Bale hingga ikrar Pancasila, Nusa Tenggara Timur ikut menabuh genderang menuju Indonesia Emas 2045.*/Baldus Sae/Alex Radith/Laurens Leba Tukan



Komentar