BA’A,SELATANINDONESIA.COM — Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan perlunya perubahan pola pikir aparatur daerah dari sekadar pengelola rutin menjadi pencetak pendapatan. Dorongan itu ia sampaikan saat meninjau kinerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendapatan Daerah Provinsi NTT Wilayah Rote Ndao, Sabtu (20/9/2025).
Dalam pertemuan di Kantor Samsat Rote Ndao, Gubernur Melki yang didampingi Bupati Rote Ndao Paulus Henuk dan Kaban Aset dan Pendapatan Daerah Provinsi NTT, Alexon Lumba, menegaskan bahwa setiap instansi pengelola potensi daerah harus berperan sebagai “badan pendapatan”, bukan “badan pengeluaran”.
“Kita ini badan pendapatan, pikirannya harus cari duit. Jangan lebih besar pengeluaran daripada pendapatan,” ujar Gubernur Melki.
Ia pun menginstruksikan agar segera disusun rencana aksi terukur di sektor pajak kendaraan bermotor, kehutanan, pertanian, hingga perikanan.
Dorongan dan Inovasi
Gubernur Melki mengapresiasi capaian Samsat Ba’a yang tahun lalu melampaui target dengan realisasi Rp 15,19 miliar dari target Rp 12,02 miliar. Namun, ia menyoroti perlambatan tahun ini: hingga 19 September 2025, realisasi baru Rp 5,67 miliar atau 34,59 persen dari target Rp 16,40 miliar. Angka tersebut jauh di bawah periode sama 2024 yang sudah hampir menyentuh 98 persen dari target.
“Kita harus ganti cara pikir. Semua harus berpikir bagaimana mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan,” katanya.
Ia mencontohkan potensi kehutanan, madu, serta sektor pertanian yang menurutnya belum dikelola optimal. Gubernur mendorong pemetaan potensi bersama perguruan tinggi dan pelaku usaha serta peningkatan standar kualitas pertanian agar produk NTT mampu bersaing lebih luas.
“Madu punya nilai ekonomi tinggi. Pertanian juga tidak boleh biasa-biasa saja. Kualitas harus ditingkatkan agar pendapatan masyarakat naik,” ujarnya.
Dukungan Daerah dan Aparat
Bupati Rote Ndao Paulus Henuk menegaskan kesiapannya menindaklanjuti prioritas bersama dengan Pemprov NTT. Ia menargetkan pendapatan asli daerah kabupaten naik dari Rp 33 miliar menjadi Rp 42 miliar.
“Segala sesuatu yang perlu ditindaklanjuti akan segera kami kerjakan. Jika ada kendala di lapangan, segera komunikasikan,” katanya.
Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, juga menyatakan dukungan lewat Operasi Zebra Turangga untuk menertibkan lalu lintas dan meningkatkan kepatuhan pajak kendaraan bermotor. Polisi juga mengoperasikan bus keliling guna menjangkau masyarakat di daerah terpencil.
Tantangan dan Harapan
Dari 22.730 kendaraan yang terdata di Rote Ndao, baru separuhnya yang aktif membayar pajak. Kepala UPTD Pendapatan Daerah Wilayah Rote Ndao, Petrus A. Manehat, menyebut strategi jemput bola dan operasi gabungan lintas instansi akan terus digencarkan.
Meski menghadapi perlambatan, Gubernur Melki mengingatkan pentingnya konsistensi dan mentalitas bisnis.
“Kita tidak boleh puas dengan capaian lalu, tetapi harus menatap target lebih besar ke depan,” ujarnya.
Kunjungan ini menjadi momentum memperkuat sinergi pemerintah provinsi, kabupaten, kepolisian, dan masyarakat untuk mengoptimalkan PAD, sekaligus memperbaiki layanan publik di bidang perhubungan, kehutanan, pertanian, dan perikanan.*/Riky Ndolu/Oan Wutun/Laurens Leba Tukan



Komentar