WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Malam menuruni Sumba Timur dengan lembut ketika deru knalpot terakhir di lintasan Sirkuit GBY Kanatang akhirnya reda. Di tengah riuh tepuk tangan penonton dan gemuruh suara pembalap muda merayakan podium, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena berdiri di atas panggung dengan wajah penuh semangat. Ia tak hanya menutup Kejurda Drag Bike Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur, & Umbu Kabunang Cup 2025. Ia juga membuka babak baru dalam sejarah sport tourism Nusa Tenggara Timur.
“Ini bukan sekadar balapan,” kata Gubernur Melki dalam sambutannya, “tetapi panggung harapan untuk generasi muda, ruang pertumbuhan bagi para mekanik, dan momentum kebangkitan UMKM kita.”
Namun malam itu, tepuk tangan Melki bukan hanya untuk para pembalap. Ia khusus mengarahkan apresiai kepada satu nama, Dr. Umbu Rudi Kabunang, Direktur Hukum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat yang juga anggota DPR RI asal Sumba Timur yang menjadi inisiator event otomotif terbesar di Pulau Sumba itu.
“Atas nama Pemerintah Provinsi NTT, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Umbu Rudi Kabunang,” ujar Melki dengan nada penuh penghargaan. “Inisiatif beliau ini bukan hanya tentang kompetisi, tapi juga soal bagaimana membangun ruang aman, kreatif, dan produktif bagi anak muda kita.”
Umbu Rudi memang bukan nama baru di lintasan politik maupun aktivisme masyarakat. Namun di balik jas formal dan gelar akademik, ia adalah pecinta otomotif sejati. Di hadapan Gubernur, Forkopimda, hingga ribuan penonton yang memadati sirkuit, ia tak ragu mengenakan seraham IMI dengan warna dasar kuning. Sebelumya, Umbu Rudi berbaur dan berdiri sejajar dengan para mekanik dan pembalap muda. Baginya, olahraga otomotif adalah jalan baru membumikan pembangunan dari bawah, dari aspal dan deru mesin, bukan hanya dari podium pidato.
“Drag Bike ini bukan cuma ajang adu nyali,” ucap Umbu Rudi sehari sebelumnya, “tetapi ruang tumbuh. Di sini ada pembalap yang belum pernah naik podium tapi sudah jadi panutan di desanya. Ada mekanik muda yang sekarang dipercaya garap motor komunitas dari luar Sumba. Dan yang paling membanggakan, ratusan pengusaha mama-mama UMKM yang omzetnya meningkat dua kali lipat karena event ini.”
Gagasan ini mendapat resonansi penuh dari Gubernur Melki. Dalam sambutan penutupannya, ia menyebut apa yang dilakukan Umbu Rudi dan seluruh panitia sebagai contoh kolaborasi lintas sektor yang patut dicontoh daerah lain. Sumba Timur, menurutnya, telah menjadi “magnet baru otomotif nasional”.
Ajang yang berlangsung selama dua hari itu diikuti 157 rider dari berbagai daerah Sumba, Timor, Flores, NTB, bahkan Jawa. Dari kelas Sport TU 2T 140cc hingga Bracket 10 detik, adrenalin berpacu di sepanjang lintasan. Tapi di balik tiap putaran roda, ada harapan yang berputar lebih kencang: harapan untuk sebuah NTT yang bergerak cepat, penuh daya saing, dan berani tampil di panggung nasional.
Bagi Gubernur Melki, suksesnya event ini adalah indikasi bahwa sport tourism bukan lagi mimpi. “Ini drag bike perdana malam hari. Sangat luar biasa. Artinya, ke depan kita bisa laksanakan lagi dengan lebih baik, lebih luas, dan lebih berdampak,” katanya dengan mimik optimis.
Tak hanya itu, Gubernur juga menegaskan komitmennya untuk bersama Umbu Rudi mengorbitkan para pembalap muda NTT ke Kejurnas 2026. “Kami percaya, dari lintasan sirkuit GBY Kanatang ini, akan lahir juara-juara nasional baru,” ujarnya.
Di akhir acara, sorotan lampu tidak hanya jatuh pada para pemenang. Ia juga menyinari jalur sinergi yang dibangun dari atas sirkuit: pemerintah, legislatif, komunitas otomotif, UMKM, dan masyarakat lokal. Sebuah model pembangunan yang menyatukan deru mesin dan denyut ekonomi rakyat.
Sumba Timur sudah tancap gas. Dan malam itu, Gubernur Melki dan Umbu Rudi didampingi Wakil Bupati Sumba Timur Yonatan Hani, Ketua Panitia Umbu Aryad serta Forkopimda berdiri sebagai navigator bagi generasi yang siap melaju lebih jauh.*/)Alex Raditia/Laurens Leba Tukan
Komentar