GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT
Beranda / Gubernur NTT / Johni Asadoma dan Benny Nahak Temui Kemenkoinfra: Dari Jalan Berliku hingga 446 Ribu Rumah Tak Layak Huni

Johni Asadoma dan Benny Nahak Temui Kemenkoinfra: Dari Jalan Berliku hingga 446 Ribu Rumah Tak Layak Huni

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenkoinfra) RI, Ayodhia G. L. Kalake, SH, MDC. pose bersama Wagub NTT, Johni Asadoma dan sejumlah pejabat Provinsi NTT di Kantor Kemenkoinfra di Jakarta, Kamis (11/9/2025). Foto: Dok.JA

JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma, Kamis (11/9/2025), tiba di kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenkoinfra) RI, Jakarta. Ia datang tidak sendiri. Mendampingi Johni, Kepala Dinas PUPR NTT, Benyamin Nahak, bersama jajaran pejabat teknis Pemprov NTT: Staf Ahli Gubernur Bidang Kesra Ady Endezon Mandala, Kadis Perhubungan Mahadin Sibarani, dan Kadis LHK Ondy Christian Siagian.

Mereka diterima Sekretaris Menko, Ayodhia G. L. Kalake, SH, MDC. Audiensi itu bukan sekadar seremonial, melainkan ruang strategis untuk menyuarakan wajah riil NTT: provinsi kepulauan dengan bentangan kemiskinan ekstrem dan stunting yang masih menghantui.

“Ke depan, pembangunan infrastruktur harus jadi senjata utama menekan stunting dan kemiskinan ekstrem,” tegas Johni di hadapan para pejabat kementerian. Ia membeberkan data yang mencolok: kondisi jalan provinsi yang mantap masih di bawah 70 persen, embung di Pulau Sumba jauh dari cukup, serta 446 ribu rumah tak layak huni tersebar dari Alor hingga Rote.

Di balik angka-angka itu ada kenyataan getir. Akses air minum layak masih di bawah 90 persen. Setiap liter yang tak mengalir ke rumah tangga miskin berarti risiko kesehatan yang lebih tinggi, dan anak-anak lah yang paling rentan jatuh ke dalam jerat stunting.

Kepala Dinas PUPR NTT, Benyamin Nahak menimpali dengan nada penuh penekanan. “Arah pembangunan kali ini tak boleh berhenti pada capaian fisik. Jalan, air, rumah layak huni, semua itu ujungnya adalah kesejahteraan. Kita ingin anak-anak NTT tumbuh sehat, keluar dari stunting dan kemiskinan ekstrem,” ujarnya.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

NTT berharap penuh pada dukungan pemerintah pusat. Ayodhia Kalake, mewakili Menko, memastikan kementeriannya akan memfasilitasi penuh: mulai dari koordinasi lintas kementerian, percepatan alokasi anggaran, hingga asistensi teknis. “Ini bagian dari komitmen nasional mempercepat pembangunan di daerah dengan tantangan geografis seperti NTT,” katanya.

Wagub Johni menambahkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga akan diarahkan merata ke 20 kabupaten/kota, dengan prioritas pada infrastruktur yang memberi dampak langsung bagi kesejahteraan.

Pembangunan, tentu saja, bukan perkara semalam. Ia seperti jalan panjang berliku di pegunungan Timor dan Flores: beraspal tapi terjal, penuh tikungan tajam namun menuju harapan. Setiap kilometer jalan yang diratakan, setiap embung yang menampung hujan, setiap rumah yang dipugar, semua adalah jejak kecil menuju tujuan besar. Jalan itu masih panjang, tapi langkah-langkah hari ini menentukan apakah esok anak-anak NTT berjalan di tanah gersang, atau melangkah di jalan mulus menuju masa depan yang lebih terang.*/JA/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement