KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ruang Rapat Gubernur NTT di Gedung sasando, Rabu (23/7/2025), ramai oleh wajah-wajah serius yang menghadap layar dan daftar panjang agenda. Dari seberang jaringan daring, suara para bupati bersahutan melaporkan kesiapan daerah masing-masing. Di tengah ruang, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena memimpin rapat dengan satu pesan utama: NTT harus tampil di peta dunia.
Lewat hajatan akbar bertajuk Tour De EnTeTe, pemerintah provinsi mencoba mendefinisikan ulang wajah Nusa Tenggara Timur. Tak sekadar sebagai gugusan pulau eksotis, tapi juga sebagai panggung sport tourism berkelas dunia.
“Tour De EnTeTe adalah cara kita memperkenalkan NTT ke mata dunia lewat balap sepeda internasional,” ujar Gubernur Melki dengan nada mantap.
Event ini, yang bakal membentang lintasan dari pulau Timor, menyusuri Sumba, hingga meliuk di pegunungan Flores, ukan hanya soal kecepatan dan garis finis. Momentum itu adalah selebrasi budaya, pesta kuliner, dan etalase ekonomi kreatif. Di setiap etape, festival rakyat akan menyambut para pebalap dari berbagai negara. Atraksi pariwisata dan budaya lokal akan berpadu dengan semangat kompetisi global.
Wakil Gubernur Johni Asadoma, mantan jenderal yang juga mantan atlet nasional, menyebutnya sebagai “event kaliber dunia yang menguji kapasitas kita sebagai tuan rumah.”
“Semua mata tertuju ke kita. Ini bukan soal bisa atau tidak, tapi soal kompak dan serius,” kata Wagub Johni.
Sebagai wujud keseriusan, Pemerintah Provinsi menggelontorkan dana Rp 5 miliar untuk mendukung logistik dan promosi. Rapat juga menjadi ruang evaluasi antar-pemda se-NTT untuk merinci kesiapan masing-masing, dari penginapan hingga atraksi budaya.
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Namun, bukan hanya soal sepeda dan sorotan internasional. Di ruang yang sama, Gubernur Melki juga menggelar evaluasi mendalam atas program Makan Bergizi Gratis (MBG), kebijakan prioritas yang ditujukan untuk menekan angka stunting dan gizi buruk di NTT.
“Program ini bukan hanya urusan gizi, tapi juga soal ekonomi rakyat. Jangan sampai kita kehilangan dua kesempatan sekaligus: anak-anak kekurangan gizi dan masyarakat kehilangan pekerjaan,” tegas Gubernur Melki.
NTT mendapatkan jatah pendirian minimal 600 dapur MBG dari pemerintah pusat. Saat ini, pembangunannya belum merata. Gubernur pun mengumumkan pembentukan Satgas Percepatan MBG di tingkat provinsi, dan mendorong pembentukan serupa di kabupaten/kota.
Kepala daerah diminta mengeksekusi tanpa alasan. Apalagi setelah dua insiden keracunan makanan terjadi di Kupang dan Sumba Barat Daya. Melki menegaskan bahwa peristiwa itu bukan karena programnya, tapi lemahnya tata kelola.
“Kalau arahan Badan Gizi Nasional dan BPOM diikuti, tidak akan ada keracunan. Ini soal disiplin di lapangan,” katanya.
Dua wajah NTT ditampilkan sekaligus dalam rapat ini: satu yang menatap dunia lewat sport tourism, satu lagi yang berjuang di dapur-dapur sederhana demi masa depan anak-anak. Dari lintasan sepeda yang melintasi tiga pulau hingga piring makan anak sekolah, semuanya bagian dari visi besar Gubernur Melki Laka Lena: menaruh NTT di peta dunia, dari etape internasional sampai meja makan lokal.*/Baldus Sae/Laurensius Leba Tukan
Komentar