WAINGAPU, NUSA TENGGARA TIMUR — Di Panti Asuhan Bakti Luhur, Waingapu, anak-anak berkebutuhan khusus menjalani hari-hari dalam ritme yang sederhana. Mereka belajar merawat diri, memahami keterbatasan, dan bertumbuh dalam kesunyian yang jarang disapa. Selasa (16/12/2025), keheningan itu terpecah oleh kehadiran Ikatan Isteri Fraksi Partai Golkar (IIFPG) DPR RI yang datang membawa perhatian, empati, dan harapan.
Sebanyak 17 anak berkebutuhan khusus yang diasuh oleh dua Suster Katolik dan empat pengasuh menyambut rombongan dengan senyum dan nyanyian sederhana. Di panti inilah IIFPG DPR RI berhenti, mendengarkan, dan memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus tidak terus berada di pinggir perhatian.
“Kami tidak sekadar datang membawa bantuan, tetapi ingin memastikan anak-anak ini merasa dilihat dan dihargai,” ujar Ketua IIFPG DPR RI, Luluk Maqnuniah Sarmuji. Menurutnya, kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus merupakan panggilan kemanusiaan yang harus terus dirawat. “Mereka memiliki hak yang sama untuk tumbuh dengan kasih dan perhatian.”
Suster Kepala Panti Bakti Luhur menyampaikan bahwa anak-anak di panti dilatih untuk hidup mandiri sesuai kemampuan masing-masing. “Kami berusaha menyiapkan mereka agar bisa mengurus diri sendiri. Kehadiran IIFPG memberi semangat, bukan hanya bagi anak-anak, tetapi juga bagi kami para pengasuh,” katanya.
Kunjungan ke Bakti Luhur menjadi bagian dari rangkaian bakti sosial IIFPG DPR RI di Pulau Sumba pada 15–18 Desember 2025, dalam rangka menyambut Natal dan memperingati Hari Ibu. Selain Panti Bakti Luhur, rombongan juga mengunjungi Panti Asuhan Yahaziel Waingapu dan Panti Asuhan Kristen Prailiu, menyerahkan bantuan sembako serta kebutuhan harian.
Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Asty Laka Lena, yang turut mendampingi rombongan, menegaskan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan keberpihakan nyata. “Mereka adalah anak-anak istimewa yang sering kali luput dari perhatian. Kehadiran IIFPG hari ini menjadi pengingat bahwa pembangunan harus menyentuh semua, termasuk mereka yang paling rentan,” ujarnya.
Asty Laka Lena menilai sinergi antara organisasi sosial, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci agar layanan dan perhatian terhadap anak berkebutuhan khusus terus berkelanjutan, terutama di wilayah 3T seperti Sumba.
Ikatan Isteri Fraksi Partai Golkar (IIFPG) DPR RI yang dipimpin Ketua IIFPG DPR RI Ibu Luluk Maqnuniah Sarmuji,ketika menyerhakan bingkisan menjelang Natal bagi anak-anak panti asuhan Katolik Bakti Luhur, di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (16/12/2025). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan
Apresiasi juga disampaikan Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, yang menerima rombongan di Rumah Jabatan Bupati Sumba Timur. Ia menyebut kunjungan IIFPG DPR RI sebagai bentuk kepedulian yang memberi makna bagi masyarakat.
“Kami bangga dan berterima kasih atas perhatian IIFPG DPR RI kepada Sumba Timur, khususnya kepada anak-anak berkebutuhan khusus yang memang membutuhkan sentuhan lebih,” ujar Umbu Lili yang juga Ketua DPD II Golkar Sumba Timur.
Anggota DPR RI asal Sumba, Umbu Rudi Kabunang, menilai kehadiran IIFPG sebagai bentuk keberpihakan nyata kepada kelompok rentan. “Anak-anak berkebutuhan khusus sering kali tidak terlihat dalam kebijakan maupun perhatian publik. Kehadiran IIFPG memberi pesan bahwa mereka tidak dilupakan,” ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan IIFPG DPR RI terdiri atas Ibu Luluk Maqnuniah Sarmuji, Ibu Eny Misbakhun, Ibu Yanti Doli, Ibu Iles Ferdiansyah, Ibu Halwiah Beniyanto, Ibu Lili Bambang Pati Jaya, Ibu Erna Rasyid Taufan, Ibu Dea Arnoli, Ibu Imelda Monavita Lamhot, dan Ibu Wiwiek Umbu Kabunang.
Selain kegiatan sosial, rombongan juga diajak mengenal budaya dan potensi lokal Sumba, mulai dari tenun khas hingga destinasi wisata. Namun, inti perjalanan ini tetap pada satu pesan: bahwa kepedulian sosial tidak boleh melupakan mereka yang hidup dengan keterbatasan.
Di Sumba Timur, Natal tidak hadir lewat gemerlap perayaan. Ia datang melalui langkah-langkah kecil yang tulus—menyapa anak-anak berkebutuhan khusus, merawat harapan, dan mengingatkan bahwa kemanusiaan selalu menemukan jalannya.*/Laurens Leba Tukan
Komentar