Gubernur Melki Laka Lena dan “Diva Project” yang Mengubah Limbah Jadi Pupuk yang Bakal Menopang Program MBG
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pagi di SPN Polda NTT, Kupang, terasa berbeda pada Selasa (12/8/2025). Udara lembap bercampur aroma tanah basah dari sumur bor yang baru diremajakan. Di sudut lapangan, deretan kotak-kotak besar berisi larva tampak bergerak serempak, maggot berwarna krem, sibuk mengurai sisa-sisa organik. Di sinilah “Diva Project” (Desain Ikan dan Larva) resmi diluncurkan, sebuah kolaborasi antara Polda NTT dan PT Biocycle Indo yang ingin membuktikan: sampah tak selamanya jadi musuh, ia bisa jadi sumber kehidupan.
Di hadapan para tamu, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena berdiri tegap, menyampaikan apresiasinya. “Salah satu kendala besar di NTT adalah pengelolaan sampah organik. Diva Project ini menunjukkan bahwa masalah bisa menjadi peluang,” katanya. Program ini memanfaatkan larva Lalat Tentara Hitam, Black Soldier Fly yang dikenal rakus mengurai limbah organik menjadi pakan ternak kaya protein dan pupuk organik berkualitas tinggi.
Direktur PT Biocycle Indo, Christoper Tanu Wijaya, menyebut proyek ini sebagai salah satu pemanfaatan protein serangga terbesar di Asia Tenggara. “Maggot ini bisa mengurai limbah pertanian dan pangan mulai dari sisa makanan hingga buah busuk menjadi biomassa bernutrisi,” ujarnya.
Diva Project tak hanya bicara inovasi lingkungan, tapi juga ekonomi. Direktur Pemenuhan Gizi Nasional BGN, Nurjaeni, menilai konsep ini dapat menopang Program MBG yang sedang berjalan di NTT. “Program ini bisa mengubah ratusan ton limbah menjadi pasokan pakan ikan dan pupuk,” katanya.
Dukungan datang pula dari Tenaga Ahli Menteri PPN/Bappenas RI, Frans Dabukke. Ia menyebut Diva Project sejalan dengan prioritas nasional Presiden dalam penanganan sampah. “Kalau berhasil, ini akan kami replikasi di wilayah lain, masuk dalam rencana pembangunan nasional,” ujarnya.
Kapolda NTT, Rudi Darmoko, menambahkan dimensi lain: proyek ini bukan hanya inovasi, tapi juga pilot project yang akan diperluas ke seluruh wilayah Polda NTT.
Acara diakhiri dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita. Sumur bor yang baru direnovasi turut diresmikan membawa sumber air baru bagi aktivitas di SPN. Dari balik kerumunan, terdengar suara tawa dan tepuk tangan. Di sudut lapangan, larva-larva itu terus bekerja tanpa henti, mengurai sisa menjadi sumber daya. Seolah mengajarkan bahwa di balik sesuatu yang kita buang, kadang tersimpan jawaban untuk masa depan.*/Charles Gunawan/Laurens Leba Tukan
Komentar