WAIKABUBAK,SELATANINDONESIA.COM — Angin kerja sama internasional mulai bertiup dari ruang kerja Wakil Bupati Sumba Barat, Thimotius Tede Ragga. Pada Jumat pagi (18/7/2025), tamu dari Konsulat Jenderal Tiongkok di Denpasar datang berkunjung. Tak sekadar silaturahmi, kunjungan ini membuka ruang dialog dan eksplorasi peluang kerja sama strategis di bidang ekonomi, budaya, hingga pariwisata antara Tiongkok dan Sumba Barat, sebuah kabupaten yang tengah bergeliat memperkuat identitas dan potensi lokalnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Wakil Bupati Thimo Ragga menyampaikan apresiasinya atas perhatian diplomatik dari negeri Tirai Bambu itu. Baginya, kunjungan ini bukan sekadar seremonial, melainkan peluang konkret memperluas cakrawala pembangunan daerah.
“Kami berharap kerja sama ini bisa membantu memenuhi kebutuhan daerah, khususnya di sektor ekonomi, sosial-budaya, dan pariwisata yang tetap menghargai kearifan lokal,” ujar Thimo dengan mantap.
Pihak Konsulat Tiongkok pun tak datang dengan tangan kosong. Mereka menyampaikan komitmen untuk memperdalam hubungan dengan masyarakat Sumba Barat, antara lain melalui promosi kebudayaan, pengembangan pariwisata, dan peluang ekonomi. Salah satu usulan konkret adalah pembukaan jalur penerbangan langsung dari Labuan Bajo ke Sumba, tanpa transit di Bali, ide yang disambut antusias oleh jajaran Pemkab.
Tak hanya itu, perwakilan Konsulat juga menyarankan pembelajaran bahasa Mandarin bagi generasi muda Sumba sebagai jembatan menuju peluang global. Wabup Thimo Ragga menyambut baik gagasan itu, namun menekankan pentingnya kualitas pengajar.
“Pengajarnya harus benar-benar fasih berbahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Kalau bisa, dari Tiongkok langsung,” tegasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumba Barat, Semuel Dato Mesa, turut hadir dan menambahkan bahwa kemitraan ini diharapkan melahirkan model pariwisata yang ramah terhadap manusia, budaya, dan lingkungan.
Pertemuan itu juga dihadiri pejabat lintas sektor, termasuk Kepala Bapelitbangda, Plt. Kadis PUPR, Kabag Tata Pemerintahan, serta Kadis Pendidikan. Sebuah sinyal bahwa Pemkab tak sekadar menerima tamu, tapi siap membangun pondasi kerja sama yang terintegrasi lintas bidang.
Di ujung pertemuan, disepakati untuk menyusun nota kesepahaman (MoU) sebagai bukti keseriusan dua pihak. Sebuah langkah awal diplomasi akar rumput yang tak sekadar berorientasi ekonomi, tapi juga menjunjung nilai-nilai budaya dan identitas lokal.
Dengan langkah ini, Sumba Barat tampaknya tengah membuka jendela ke dunia. Bukan untuk menjadi tiruan siapa pun, tapi untuk menguatkan dirinya sendiri dengan mitra global yang bisa memahami dan menghormati kekayaan lokalnya.*/ProkopimSB/Laurens Leba Tukan
Komentar