Rakor Keselarasan Perencanaan Pembangunan di Pulau Solor, Bupati Flotim Dorong Big Push dan Makanan Bergizi Gratis Berbasis Desa
SOLOR,SELATANINDONESIA.COM – Jumat (12/9/2025), Aula Desa Lewograran, Kecamatan Solor Selatan menjadi saksi pertemuan penting antara Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan pemerintah desa se-Kecamatan Solor Timur, Solor Barat, dan Solor Selatan. Bupati Flores Timur, Ir. Antonius Doni Dihen, memimpin langsung Rapat Koordinasi (Rakor) Keselarasan Perencanaan Pembangunan yang mengusung dua agenda utama: Program Big Push (Lompatan Jauh) dan Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Rakor ini merupakan titik ketiga setelah sebelumnya digelar di Adonara, tepatnya di Desa Waiwuring dan Desa Waiwadan. Sama seperti pola sebelumnya, pertemuan kali ini dibangun dalam suasana diskusi terbuka. Sejak awal, Bupati Doni menekankan pentingnya pendataan kebutuhan secara detail di tiap desa, khususnya stok untuk program MBG. “Kemampuan uang dari dana desa didata dulu kebutuhannya. Prinsipnya jangan sampai bangkrut, harus berjalan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk wilayah Solor, pemerintah menetapkan empat titik pusat MBG yang akan mendapat pendampingan dari Business Development Services (BDS) dan tenaga ahli. Selain pangan bergizi, fokus pembangunan di Pulau Solor diarahkan pada sektor pertanian dan ketahanan pangan. “Kita sulap sumur bor. Karena struktur tanah Solor berbeda dengan Adonara maupun Flores Timur daratan,” kata Bupati Anton Doni.
Dalam forum, peserta dibagi dalam empat kelompok diskusi yang dipimpin para camat dan kepala desa. Hasil pembahasan akan dirangkum rapi dalam laporan tertulis untuk diserahkan ke pemerintah daerah paling lambat sepekan ke depan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Bupati Anton Doni menegaskan semua laporan akan dihitung matang, sesuai kemampuan keuangan daerah dan dana desa. BDS akan berperan menguji kelayakan ide usaha dan memastikan keberlanjutan program. “Ini bagian dari mental kita untuk bisa bangkit. Bisnis direncanakan dengan baik, lalu dikembangkan lewat pelatihan kepada pengurus BumDes dan Koperasi Desa Merah Putih,” ujarnya.
Selain itu, koperasi daerah (Kopdes) juga diproyeksikan memperoleh keuntungan 10 persen dari belanja online melalui aplikasi Mistar. “Semangat kemandirian ini harus kita jadikan sebagai kebangkitan ekonomi 2026. Kita bangun ekonomi pelan-pelan, dengan modal yang ada, terutama di bidang pertanian,” tegasnya.
Usai Rakor, Bupati Flores Timur bersama jajaran meninjau perkebunan sayur milik petani Solor. Ia sempat menikmati ubi rebus dan tuak putih—hidangan khas keramahan warga Solor—sebelum melanjutkan kunjungan ke gedung baru Rumah Sakit Pratama Solor.
Turut hadir dalam kegiatan itu jajaran pimpinan perangkat daerah, camat se-Pulau Solor, kepala desa, perangkat desa, BPD, pengurus BumDes, pengurus Kopdes Merah Putih, masyarakat setempat, hingga perwakilan aplikasi Mistar.
Di Pulau Solor, rakor tak sekadar ruang rapat dan data. Ia menjadi titik perjumpaan antara cita-cita besar pembangunan dan denyut keseharian rakyat kecil dari sumur bor yang digali, ubi yang disuguhkan, hingga harapan agar tahun 2026 benar-benar menjadi awal kebangkitan ekonomi Flores Timur.
Di ujung hari, tatkala cahaya senja jatuh di balik bukit karang Solor dan laut berkilau bagai cermin raksasa, rakor itu bukan sekadar catatan birokrasi. Ia menjelma ikhtiar kolektif: menyulam kesejahteraan dari tanah berbatu, menjemput kehidupan dari hasil laut, dan menyalakan harapan baru bagi anak-anak yang kelak menikmati makanan bergizi. Dari pulau kecil di timur Flores ini, langkah-langkah pembangunan berangkat pelan tapi pasti, seperti perahu nelayan yang menembus ombak menuju dermaga masa depan.*/Cesy/ProkompimFT/Laurens Leba Tukan



Komentar