OELAMASI,SELATANINDONESIA.COM – Di Desa Sahraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, suara mesin potong kayu kini bersaing dengan suara burung di pagi hari. Dari batang-batang kayu yang dulu dibiarkan lapuk di ladang, kini mengalir harapan baru bagi ratusan warga. Semua berawal dari kerja sama yang tak biasa antara korporasi, akademisi, dan pemerintah.
Pada Kamis (7/8/2025), Direktur Utama PT Timor Bio Energy, Yusak Benu, bersama tim peneliti dari Universitas Nusa Cendana (Undana) yang dipimpin Prof. Fred Benu, menyerahkan satu unit mesin biomassa untuk menghasilkan wood chip sebagai subtitusi batu bara, kepada masyarakat Desa Sahraen. Unit ini secara resmi diresmikan oleh Bupati Kupang, Yos Leda, dalam sebuah seremoni sederhana namun penuh makna di gedung gereja yang belum selesai dibangun.
Tak hanya mesin, program ini juga menghadirkan satu kelompok produksi yang terdiri dari warga lokal. Mereka tidak hanya diberi alat, tapi juga ilmu dan kemandirian. “Kami tidak sedang membuat pabrik, kami sedang membangun martabat,” kata Yusak dalam pidatonya.
Proyek ini bagian dari program CSR PT Timur Bio Energy. Perusahaan energi ini memang tak sedang mencari untung. Bahkan ketika harga batubara dan biomassa jatuh, mereka tetap membeli hasil produksi warga dengan harga tinggi, Rp700 per kilogram. Sebuah langkah yang disebut Yusak sebagai “komitmen moral untuk masyarakat yang selama ini terpinggirkan.”
Di sisi lain, Bupati Kupang Yos Leda tak hanya datang meresmikan. Ia menyumbang Rp200 juta untuk pembangunan gereja tempat kegiatan berlangsung. Bantuan itu, menurut Yusak, adalah refleksi dari kepemimpinan yang “tak suka bicara, tapi bekerja diam-diam.” Ia mengaku terinspirasi oleh gaya kerja sang bupati, sehingga berkomitmen membantu bukan dengan pujian, tapi dengan aksi.
Kini, peluang ekonomi terbuka lebar bagi warga Sahraen. Menurut perhitungan, warga yang memotong dan mengumpulkan kayu bisa memperoleh hingga Rp1 juta hanya dalam tiga hari kerja. “Kalau ini digarap serius, penghasilan mereka bisa melonjak jauh di atas rata-rata desa lain,” ujar Yusak.
Yusak dan timnya tidak berhenti di Sahraen. Senin pekan depan, ia dijadwalkan berbicara di hadapan seluruh kepala desa se-Kabupaten Kupang untuk menyosialisasikan perluasan program ini. Target berikutnya: wilayah Amarasi dan desa-desa potensial lainnya.*/Laurens Leba Tukan



Komentar