TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Di tengah gegap gempita perayaan HUT RI ke-80, ada denyut baru yang lahir di Sumba Barat Daya, Minggu (17/8/2025). Bukan sekadar upacara bendera, melainkan langkah nyata menuju wajah daerah yang lebih modern. Bank NTT tampil sebagai motor penggerak, membawa kabupaten di ujung barat Sumba itu masuk ke era baru digitalisasi, pemberdayaan SDM, dan budaya bersih.
Momentum itu ditandai dengan peluncuran layanan E-Retribusi di 16 puskesmas, yang membuat seluruh pembayaran retribusi kesehatan kini tercatat non-tunai. Transparansi, akuntabilitas, sekaligus peningkatan Pendapatan Asli Daerah jadi target. Bupati, wakil bupati, ketua DPRD, dan jajaran forkopimda serentak menekan tombol sirene bersama Pimpinan Cabang Bank NTT Waitabula, Yusthinus Malli Negara Dunga, sebuah simbol bahwa modernisasi daerah tak mungkin terjadi tanpa kehadiran bank pembangunan daerah.
Tak berhenti di digitalisasi, Bank NTT menyalurkan CSR senilai Rp370 juta untuk melatih generasi muda di desa wisata Kecamatan Kodi. Mereka disiapkan bukan hanya jadi pekerja, melainkan pelaku ekonomi baru yang mandiri dan berdaya saing.
Langkah kecil lain tapi strategis: puluhan unit tempat sampah ditempatkan di puskesmas, dinas kesehatan, hingga ruang publik dan destinasi wisata. Infrastruktur sederhana yang menunjukkan satu hal: modernisasi bukan hanya soal teknologi, tapi juga pola pikir baru yang bersih dan tertib.
“Bank NTT hadir bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tapi mitra strategis pemerintah dan rakyat. Kami ingin Sumba Barat Daya maju bukan karena dipaksa, tapi karena warganya siap bersaing di era baru,” ujar Yusthinus Malli Negara Dunga kepada SelatanIndonesia.com.
Bupati Sumba Barat Daya Ratu Wulla, menyambutnya dengan nada politis: “Digitalisasi kesehatan akan memperkuat PAD dan membangun pelayanan publik yang lebih efisien.”
HUT RI ke-80 di Sumba Barat Daya akhirnya tak sekadar menjadi seremoni, melainkan sebuah tanda lahirnya arah baru pembangunan. SBD ibarat sebuah kapal besar yang lama berlabuh di dermaga, kini mulai mengembangkan layar dan bergerak menuju samudra peradaban baru. Di ruang mesin kapal itu, Bank NTT berdiri sebagai motor penggerak, menghidupkan tenaga, mengatur ritme, dan memastikan kapal tidak hanya berlayar, tetapi melaju dengan percaya diri.
Dengan SDM yang terlatih, pelayanan publik yang terdigitalisasi, dan budaya bersih yang mulai ditanamkan, Sumba Barat Daya perlahan menatap cakrawala. Ombak mungkin menghadang, angin bisa berubah arah, tetapi dengan mesin yang kokoh dan nakhoda yang visioner, kapal ini diyakini akan tiba di pelabuhan masa depan: sebuah daerah yang maju, sejahtera, dan berdaya saing di tengah arus besar bangsa.*/Laurens Leba Tukan



Komentar