Dari Halaman Kecil Manuwolu, Tumbuh Harapan Baru Sumba Tengah
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Dari sebuah pekarangan sederhana di Desa Manuwolu, Kecamatan Mamboro, Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu meresmikan Pekarangan Pro Oli Mila Model yang digagas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Umbu Sulung. Program berbasis halaman rumah ini menjadi simbol ikhtiar baru pemerintah kabupaten membangun kemandirian pangan, menekan kemiskinan, dan mengangkat martabat keluarga miskin melalui kekuatan kerja kecil di tanah sendiri.
Pagi yang lembut di Desa Manuwolu, Kecamatan Mamboro, menjadi saksi lahirnya sebuah Impian baru menata kesejahteraan keluarga miskin di Sumba Tengah. Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu meresmikan Pekarangan Pro Oli Mila Model di rumah Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Umbu Sulung, S.Sos., Jumat (28/11/2025). Program ini diharapkan menjadi teladan daerah dalam membangun ekonomi rumah tangga dari halaman sendiri.
Acara peluncuran berlangsung hangat, dihadiri Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, sejumlah pimpinan perangkat daerah, Ketua BPMJ GKS Praikamaru, Dandim 1613 Sumba Barat, Kepala Desa Manuwolu, serta keluarga besar Umbu Sulung.
Program Ini Lahir dari Kepedulian
Umbu Sulung menegaskan bahwa keterlibatannya dalam program tersebut berangkat dari ketulusan. “Kami mau melayani dan menjadi saluran berkat bagi sesama,” ujarnya.
Ia memuji gagasan Bupati dan Wakil Bupati yang menempatkan nilai kemanusiaan sebagai inti kebijakan. Menurutnya, Pro Oli Mila merupakan konsep pemberdayaan yang berakar dari pergumulan panjang pemimpin daerah dalam memahami kebutuhan warga paling rentan.
Dengan optimisme yang kuat, Umbu Sulung menyebut bahwa program ini mampu menurunkan tingkat kemiskinan hingga 3 persen per tahun dalam periode 2026—2030. Ia juga memaparkan kesiapan pekarangannya: 15 ekor bebek, 1.500 ikan, 5 ekor kambing, dan lahan hortikultura seluas 1 are.
Role Model dari Sumba Tengah untuk NTT
Bupati Paulus menegaskan bahwa Pekarangan Pro Oli Mila Model dan Program Rumah Mandiri akan dikembangkan sebagai role model untuk kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur. Sejumlah kepala daerah, katanya, telah menjadwalkan kunjungan studi banding untuk melihat langsung model pemberdayaan yang dinilai efektif mengakselerasi penurunan kemiskinan.
“Program ini menyentuh aspek paling mendasar kehidupan keluarga miskin: ekonomi, gizi, kesehatan, dan pendidikan,” ujar Bupati Paulus. Selain pemberdayaan ekonomi keluarga, penerima manfaat juga akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis hingga beasiswa paket C.
Secara ekonomi, kata Bupati, satu pekarangan Pro Oli Mila Model berpotensi menghasilkan pendapatan Rp1,2 juta per bulan per keluarga, meningkatkan kesejahteraan dari desil 1 ke desil 3. “Pekarangan ini sekaligus menjadi aset produktif bagi warga yang sebelumnya tidak memiliki apa-apa,” tambahnya.
Sudah 18 Pejabat Memulai, Ditargetkan Jadi 100 Pekarangan
Uji petik kepada 14 penerima manfaat telah dilakukan melalui skema swadaya dan bela rasa. Pemerintah menargetkan 100 pekarangan Pro Oli Mila di lingkungan ASN, dan hingga kini 18 pejabat telah membangunnya di rumah masing-masing.
Bupati Paulus menutup sambutan dengan penegasan bahwa pekarangan hortikultura harus benar-benar menjadi sumber gizi: beragam, sehat, dan aman. Minimal 15 jenis tanaman hortikultura dan buah-buahan wajib tumbuh di pekarangan Pro Oli Mila sebagai fondasi ekonomi sekaligus ketahanan pangan keluarga.*/PeokopimSTeng/Laurens Leba Tukan



Komentar