SEBA,SELATANINDONESIA.COM — Di tengah teriknya siang di Sabu Barat, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma berdiri di depan ratusan warga yang memadati aula Kantor Camat Sabu Barat. Dengan nada rendah namun tegas, ia menyampaikan pesan sederhana namun penuh empati.
“Ini hanya bantuan kecil dari pemerintah. Semoga bisa sedikit membantu bapak, mama, dan basodara semua,” ujarnya disambut tepuk tangan warga, Senin (27/10/2025).
Kehadiran Wagub Johni di Sabu Raijua merupakan bagian dari kunjungan kerja perdananya di kabupaten yang terkenal dengan hamparan garam dan ketahanan warganya terhadap cuaca ekstrem. Ia datang untuk menyerahkan paket sembako bersubsidi dalam program Pasar Murah Bersubsidi yang digagas Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTT.
Program ini menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan terhadap inflasi daerah tahun 2025, bagian dari upaya pemerintah daerah menekan laju inflasi, kemiskinan ekstrem, dan stunting.
“Kegiatan ini merupakan inisiatif Pemprov NTT untuk menekan tiga masalah utama: inflasi, kemiskinan ekstrem, dan stunting. Tahun ini kami melaksanakan di delapan kabupaten, termasuk Sabu Raijua,” jelas Kepala Disperindag NTT, Zeth Sony Libing.
Di Sabu Raijua, pasar murah ini menyasar dua kecamatan dengan 1.000 kepala keluarga penerima manfaat. Masing-masing keluarga mendapatkan kupon senilai Rp200.000, yang bisa ditukar dengan paket sembako berisi bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng.
Dorongan Kecil untuk Ketahanan Sosial
Wagub Johni mengakui, keinginan pemerintah provinsi sebenarnya agar program ini menjangkau seluruh 22 kabupaten/kota di NTT, namun keterbatasan anggaran membuat pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap.
“Sebetulnya kita ingin agar semua kecamatan bisa ikut, tapi karena keterbatasan anggaran, tahun ini baru di delapan kabupaten. Ke depan kita akan usahakan agar cakupannya lebih luas,” kata purnawirawan perwira tinggi Polri itu.
Meski begitu, ia berharap pasar murah ini dapat menjadi bantuan nyata bagi masyarakat di tengah tekanan harga kebutuhan pokok. “Bantuan kecil ini mudah-mudahan bisa sedikit meringankan,” tambahnya.
Bupati Sabu Raijua Krisman Bernard Riwu Kore menyambut kehadiran Wagub Johni dan bantuan dari Pemprov NTT dengan penuh rasa syukur.
“Bagi kami di Sabu Raijua, ini bukan sekadar bantuan sembako, tapi wujud perhatian dan solidaritas dari pemerintah provinsi. Terima kasih atas berkat ini,” ujarnya.
Antusiasme Warga dan Harapan dari Sabu
Antusiasme warga terlihat sejak pagi. Salah satunya John Dimu Hau, warga Desa Ledeana, yang datang bersama belasan tetangganya untuk menukarkan kupon.
“Senang sekali bisa dapat paket ini. Harga di pasar sekarang tinggi, jadi ini sangat membantu,” katanya singkat.
Sebanyak 16 desa di dua kecamatan menerima manfaat program ini. Setelah menyerahkan secara simbolis paket sembako kepada warga, Wagub Johni bersama rombongan meninjau tambak garam Kolouju di Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat.
Di lokasi itu, Wagub Johni meninjau produksi garam seluas 20 hektar, yang dikenal memiliki kadar NaCl lebih dari 98 persen, memenuhi standar industri nasional.
“Potensi garam Sabu Raijua ini luar biasa. Kita harap produksi dan kualitasnya terus ditingkatkan agar bisa menopang ekonomi daerah,” katanya.
Program pasar murah bersubsidi dan perhatian pada sektor garam menjadi dua sisi dari satu semangat yang sama: menggerakkan ekonomi rakyat dari bawah.*/Baldus Sae/Laurens Leba Tukan



Komentar