GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Kota Kupang
Beranda / Berita Hari Ini NTT / Kota Kupang / Aspirasi dan Sampah

Aspirasi dan Sampah

Sampah di Jln. E. Tari Kota Kupang usai aksi masa di depan Kantor Gubernur NTT, Senin (4/8/2025) Foto: Milan Babys

Oleh Milan Babys

Pasca menyampaikan aspirasi terkait Penyelenggaraan Angkutan Pasar dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin 4 Agustus 2025 di Jl. El Tari depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur, mereka yang tergabung dalam Aliansi Cipayung, Organisasi Kepemudaan dan Komunitas Pick Up Kupang justru meninggalkan kesan buruk.

Bagaimana tidak, ribuan sampah bekas makan dan minum serta puntung rokok berserakan dimana – mana. Pemandangan buruk ini dibiarkan begitu saja oleh mereka yang baru saja menyuarakan soal keadilan. Mereka menuntut hak, tetapi mengabaikan kewajiban mereka ketika menggunakan tempat umum. Mereka meninggalkan lokasi dengan teriakan lantang atas kebijakan pemerintah, tetapi tidak dengan masalah lingkungan. Mereka pandai merangkai kata – kata, tetapi tidak dengan tindakan.

Disaat gaung soal kebersihan lingkungan sedang didengungkan, perilaku kotor justru makin diperlihatkan. Tentu tidak ada larangan untuk menyampaikan orasi dan aspirasi sampai menutup jalan, tetapi harus tetap menjaga fasilitas umum, bukan saja dari kerusakan, tetapi juga dari keasriannya, karena tempat umum terbuka adalah milik semua masyarakat.

Lokasi ini seketika berubah bak Tempat Pembuangan Akhir. Tiupan angin semakin menambah kesan jorok karena sampah semakin berserakan dimana – mana. Dari sebuah video yang beredar di media sosial, tampak seorang wanita tua yang menggunakan sarung sedang mengemasi sampah yang berserakan. Dia begitu tekun memungut sampah satu per satu. Saya meyakini, wanita tua ini bukan salah satu dari mereka, ya, mereka yang baru saja memperlihatkan ketidakberadaban.

Darah di Barak Sendiri: Menuntut Keadilan untuk Prada Lucky

Bukankah keadaan kemarin sudah menjawab semua argumen kita terkait masalah sampah di Kota Kupang? masalah sampah bukanlah masalah manejemen. Masalah sampah juga bukan masalah berapa banyak pasukan kuning di lapangan, ataupun berapa banyak armada untuk mengangkut sampah yang ada. Tetapi masalah sampah adalah masalah karakter. Sekeras apapun aturan dibuat, sehebat apapun jalan keluar yang ditawarkan, tetapi jika itu harus berhadapan dengan masalah karakter maka semuanya akan sia – sia. Jika keadaan kemarin sudah selesai dan tidak mungkin dilihat lagi, sebagai penulis saya mengajak kita untuk menyaksikan pemandangan di sepanjang ruas jalan El Tari selepas kegiatan Car Free Day. Bukankah itu masalah karakter?

Lantas, adakah jalan keluarnya?

Ya.

Bagaimana caranya?

Mari kita bentuk karakter anak – anak kita (PAUD, TK, SD) agar mereka tidak saja pandai berkata – kata, tetapi pandai juga dalam menjaga kebersihan lingkungan ini. Memang butuh waktu, tetapi kalau tidak dari sekarang, mau kapan lagi? (**)

Umbu Rudi Kabunang Desak Keadilan untuk Prada Lucky: TNI Profesional Lindungi Bangsa dan Negara, Manunggal Bersama Rakyat

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement