GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Eksbis
Beranda / Eksbis / Bupati Paulus Henuk, Dari Panggung Rakyat Rote ke Panggung Indonesia

Bupati Paulus Henuk, Dari Panggung Rakyat Rote ke Panggung Indonesia

Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk ketika meninjau barisan stan di Lapangan Ba’a, tempat Pameran Pembangunan dan Pesta Rakyat digelar, Sabtu (3/8/2025). Foto: Dok.PH

BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Langkah Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, malam itu, Sabtu (3/8/2025) pelan tapi pasti menyusuri barisan stan di Lapangan Ba’a, tempat Pameran Pembangunan dan Pesta Rakyat digelar. Dikerubungi warga yang antusias, Bupati Henuk menyapa ramah pelaku UMKM, berfoto bersama komunitas pemuda, dan mencicipi kuliner lokal dari kacanag rote hingga kue-kue kering buatan tangan ibu-ibu kampung.

Di tengah euforia rakyat yang merayakan kemajuan kecil tapi nyata, Bupati Henuk tidak sekadar hadir sebagai pejabat. Ia bertindak sebagai tuan rumah yang menyambut tamunya dengan bangga, namun juga tak sungkan menyampaikan catatan kritis bagi perbaikan ke depan.

“Saya sangat mengapresiasi seluruh pihak yang sudah bekerja keras menyukseskan kegiatan ini. Ini bukan sekadar pameran, tapi cermin optimisme rakyat Rote Ndao menyambut usia ke-80 Republik kita,” ujar Bupati Paulus Henuk, disambut tepuk tangan warga.

Namun ia menegaskan, semangat kolaboratif ini mesti dibarengi dengan tata kelola yang lebih baik. Setidaknya ada empat hal yang menurutnya perlu segera dibenahi.

Pertama, persoalan sampah. Bupati Henuk menilai manajemen kebersihan masih lemah dan menjadi tantangan yang berulang dalam event semacam ini. “Penting untuk menyediakan tempat sampah yang memadai dan melakukan edukasi kepada pengunjung. Jangan sampai semangat pesta berubah jadi beban lingkungan,” katanya.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Kedua, ia menyoroti absennya posko panitia yang jelas dan keberadaan petugas keamanan yang cukup. Ia mendorong ada kehadiran nyata panitia dan aparat keamanan untuk memastikan acara berjalan aman dan tertib dari awal hingga akhir.

Ketiga, Bupati Henuk mengkritik kendaraan bermotor yang bebas keluar-masuk lapangan pameran. “Ini mengganggu kenyamanan dan bahkan bisa membahayakan pengunjung. Kita harus jadikan zona ini milik pejalan kaki selama pameran berlangsung,” tegasnya.

Keempat, soal estetika dan strategi. Penataan stan UMKM, menurutnya, harus lebih tertib dan tematik agar pengunjung tidak hanya belanja, tetapi juga mendapatkan pengalaman visual dan budaya yang menarik. “Ruang promosi UMKM lokal harus dikemas sebaik mungkin. Inilah wajah ekonomi rakyat kita,” ujarnya.

Di balik kritik itu, semangat yang dibawa Bupati Henuk tetap optimistis. Ia berharap pesta rakyat seperti ini tak hanya jadi rutinitas seremonial tahunan, melainkan menjadi panggung nyata bagi Rote Ndao menampilkan diri sebagai bagian dari Indonesia yang bergerak maju dari pinggiran.

“Mari kita bangun Indonesia dari Nusa Fua Funi tercinta. Dari sini, dari rakyat, dan untuk rakyat,” tutupnya sambil mengepalkan tangan.*/PH/Laurens Leba Tukan

Modal yang Menyapa: Strategi Jemput Bola Bank NTT Rote Ndao untuk UMKM

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement