GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Sumba Tengah
Beranda / Berita Hari Ini NTT / Sumba Tengah / Dari Mimbar ke Masyarakat: Pentahbisan yang Menyatukan Jemaat Pondok

Dari Mimbar ke Masyarakat: Pentahbisan yang Menyatukan Jemaat Pondok

Penthabisan Pdt. Sarinto Herminata Ngongo, S.Th di Jemaat GKS Pondok, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, KKabupaten Sumba Tengah, Kamis (10/7/2025). Foto: ProkopimSTeng

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Di antara hamparan bukit dan ladang kering Desa Pondok, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, ratusan jemaat memenuhi halaman gereja sederhana yang dinaungi tenda. Hari itu, Kamis (10/7/2025) tak hanya udara yang terasa hangat. Hati umat pun dipenuhi sukacita. Jemaat GKS Pondok akhirnya memiliki gembala baru. Sarinto Herminata Ngongo, S.Th. resmi ditahbiskan sebagai Pendeta.

Momen ini menjadi lebih bermakna karena disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Sumba Tengah, M. Umbu Djoka, yang hadir tak sekadar sebagai pejabat publik, tapi juga sebagai bagian dari umat yang mendambakan perubahan. “Perbedaan itu indah, tapi kesatuan lebih mulia,” ucapnya dalam sambutan yang menggugah, mengajak jemaat melampaui sekat-sekat lama menuju arah baru kehidupan bergereja dan bermasyarakat.

Bagi Jemaat Pondok, pentahbisan ini adalah buah dari perjalanan panjang penuh doa dan kerja keras. Proses pemanggilan dimulai sejak Oktober 2024, dengan restu Sinode turun sebulan kemudian. Sejak itu, gotong royong menghidupkan semangat pembangunan rumah pastori dimulai, diskusi teologis dilakukan, dan pelayanan pastoral tetap dijalankan meski tanpa gembala definitif.

Ketua Umum BPMS GKS menyebut, pentahbisan Pendeta Sarinto menjadi tonggak penting: ia adalah pendeta ke-50 di Sumba Tengah, bagian dari jejaring 359 pendeta dalam GKS yang membentang di 52 klasis se-Sumba. Gereja pun terus bertumbuh, dengan proyeksi penambahan lima klasis baru hingga akhir tahun.

Namun, pentahbisan ini bukan hanya urusan rohani. Wakil Bupati Umbu Djoka menekankan, perubahan spiritual mesti bersanding dengan perubahan sosial. Ia menyebutkan program Rumah Mandiri sebagai contoh sinergi antara gereja dan pemerintah. Salah satu unit rumah bahkan akan difungsikan sebagai pastori. “Jemaat harus kembali ke kebun, pelihara ternak, kerja keras, agar lepas dari belenggu kemiskinan,” serunya tegas.

Reputasi Baru di Usia ke-63: Gubernur Melki Ingin Bank NTT Jadi Jantung Ekonomi Rakyat

Dalam lanskap masyarakat Sumba yang masih bergulat dengan isu ketimpangan dan keterbatasan akses, kehadiran seorang pendeta tak hanya berarti pelayanan di mimbar, tetapi juga penggerak perubahan di akar rumput. Dan dalam sosok Sarinto Herminata Ngongo, harapan itu terasa nyata.

Di akhir ibadah, suasana haru tak terbendung. Jemaat menyalami ibu pendeta baru, satu per satu. Sebuah pemandangan sederhana tapi menggetarkan: potret gereja dan masyarakat yang saling menopang, menuju hari esok yang lebih bersatu dan berdaya.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement