
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Perjuangan panjang menembus medan berat akhirnya membuahkan hasil. Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto kini telah menjangkau anak-anak di daerah terisolir, salah satunya di Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, bersama tim dari UNICEF, Wakil Ketua DPRD NTT Fernando Ozorio Soares, serta perwakilan Pemkab TTS, melakukan kunjungan langsung ke lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di desa tersebut. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dapur gizi yang akan menyuplai makanan sehat bagi 1.200 anak sekolah, ibu hamil, dan balita di wilayah itu.
Namun, perjalanan menuju Desa Koa bukan perkara mudah. Rombongan harus melewati jalan berbatu, menyeberangi lima sungai—salah satunya selebar 40 meter dengan arus deras—hingga kendaraan harus diderek beberapa kali. Bahkan, warga setempat terpaksa membentuk pagar betis untuk membantu mobil rombongan agar tidak terjebak di palung sungai dan batu-batu besar.
Meski demikian, semangat warga dan tim tidak surut. Setibanya di SPPG Desa Koa, mereka disambut hangat oleh masyarakat yang antusias menyambut program MBG ini. Janse Priskila Punuf, seorang Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), menjelaskan bahwa SPPG yang dibangun di Desa Koa akan menjadi percontohan nasional dalam pelayanan gizi di daerah terpencil.
“Kami sangat bersyukur karena Desa Koa dipilih sebagai lokasi SPPG percontohan. Kami akan melayani 14 sekolah dengan tenaga lokal yang telah dilatih khusus. Kami yakin program ini akan sukses dan menjadi inspirasi bagi daerah lain,” ujar Janse penuh semangat.
Menurutnya, pasokan bahan makanan di Desa Koa tidak mengalami kendala karena daerah ini merupakan salah satu lumbung beras di TTS, dengan ketersediaan sayur mayur dan ternak sapi yang melimpah. Satu-satunya tantangan adalah pasokan buah-buahan, yang akan didatangkan dari luar.
Tigor Pangaribuan pun memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat setempat yang telah bekerja keras menyiapkan dapur gizi ini.
“Saya sangat bangga dengan semangat masyarakat di sini. Program Pak Prabowo dan Pak Gibran harus sukses, dan saya melihat sendiri bagaimana kerja keras dan antusiasme warga bisa mewujudkannya. Meski medan sulit, kami yakin ini akan berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Sebagai bentuk dukungan, perwakilan BGN dan UNICEF menyerahkan bantuan berupa peralatan dapur serta kompor berbasis energi terbarukan, yang diharapkan dapat memudahkan penyediaan makanan di wilayah tanpa akses listrik dan gas elpiji.
Program MBG di Desa Koa ini diharapkan menjadi model nasional dalam upaya memperluas akses pangan bergizi bagi masyarakat di daerah terpencil. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, masa depan gizi anak-anak di pelosok negeri semakin cerah.
“Program ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga harapan. Anak-anak di daerah terpencil kini memiliki akses yang sama terhadap gizi yang baik, seperti anak-anak di kota. Ini adalah langkah besar menuju generasi Indonesia yang lebih sehat dan kuat,” tutup Tigor.*/)boy/llt