Melki Laka Lena dan Kisah Sukses Para Penyuling “Moke” Aimere

147
Calon Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena ketika menjumpai para penyuling 'moke" Aimere di dusun Enalewa lainnya di desa Legelapu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Senin (30/9/2024). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

AIMERE,SELATANINDONESIA.COM – Yulius Mone Lobo dan Samuel Lay Ratu sempat putus asa dan hilang harapan. Satu-satunya sumber kehidupan yang menopang perekonomiannya berpuluh tahun harus dilepas.

Sehari-hari, Yulius dan Samuel serta seluruh warga dusun Enalewa lainnya di desa Legelapu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada bekerja sebagai penyadap lontar dan penyuling “moke”, sebutan untuk minuman tradisional berkadar alkohol tinggi bagi warga setempat dan NTT pada umumnya.

Sampai pada suatu masa pada tahun 2020, lapangan pekerjaan sebagai penyadap lontar dan penyuling “moke” terancam dilenyapkan. Itu terjadi lantaran “moke” yang diproduksi oleh warga yang mayoritasnya merupakan diaspora Sabu Raijua itu oleh Pemda setempat tidak memenuhi syarat untuk dikonsumsi.

Aparat keamanan dipertintahkan untuk menertibkan pusat penyulingan “moke” Aimere, sekaligus peredarannya di masayarakat. Bahkan, “moke” yang sudah diisi dalam kemasan jerigen berbagai ukuran tidak jarang dibuang dengan alasan pemusnahan. Aparat kepolisian bersama Satpol PP pernah melakukan razia. Semua bahan baku pembuatan moke, termasuk moke yang sudah diolah dibuang karena dianggap miras oplosan.

Yulius dan Samuel serta warga yang sedang hilang harapan itu, menyampaikan keluhannya ke Romy Juji seorang tokoh muda Aimere. Romy lalu menyampaikan aspirasi dan keluahan itu kepada Emanuel Melkiades Laka Lena yang saat itu menjadi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI.

Melki Laka Lena hadir dalam masa sulit para pemasak “moke” Aimere. Ia bersama mitra kerjanya Balai POM Kupang dua kali bertemu masyarakat penyuling. Pertemuan itu dilakukan untuk mensosialisasikan standart kerja dan syarat-syarat produksi “moke” seturut regulasi dan kelayakan. Balai POM Kupang untuk mendampingi masyarakat dalam pengolahan moke.

Senin (30/9/2024), Melki Laka Lena hadir dalam kapastias Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur ke sejumlah tempat pengolahan moke (miras lokal) di Kecamatan Aimere. Tepatnya di Dusun Enalewa, Desa Legelapu. Melki bersama Ketua Tim Pemenangan Melki-Johni, Frans Sarong dan tim pemenangan tingkat Kabupaten Ngada, Romy Juji. Warga penyuling “moke” menyambut antusias.

Mateus Kesu, salah satu pemasak moke mengaku tidak akan melupakan jasa besar Melki Laka Lena. Melki diakuinya sangat responsif ketika mendengar persoalan mereka kala itu, yang mereka sampaikan melalui kader Golkar, Romilus Juji (Ketua DPRD Ngada saat ini).

“Dua kali Pak Melki datang lihat kami. Kami berterimakasih sekali karena berkat bantuan Pak Melki, usaha kami berjalan lancar sampai saat ini. Kami bisa bangun rumah permanen dan bisa menyekolahkan anak-anak kami sampai sarjan,” ungkapnya.

Ungkapan terima kasih kepada Melki Laka Lena juga disampaikan Rudolof Manu yang juga adalah pemasak moke. Dia mengaku bangga dengan sosok Calon Gubernur NTT itu. “Kami sangat berterimakasih kepada Pak Melki. Beliau sudah bantu kami. Jadi saatnya kami balas jasa beliau karena kami yakin beliau akan perhatikan kami,” ujar Rudolof.

Sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Melki Laka Lena, masyarakat Legelapu bertekad memenangkan Melki-Johni di Pilkada NTT. “Untuk Pilgub, sudah pasti kami tidak ke mana-mana. Pilihan kami pasti Melki Laka Lena dan Johni Asadoma,” ungkap Egi Kesu seraya mengajak masyarakat untuk sama-sama meneriakkan yel-yel kemenangan Paket Melki-Johni.

Melki Laka Lena pada kesempatan itu mengaku bangga melihat usaha pemasak moke yang berjalan lancar, sehingga bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga. “Saya pernah datang dengan Balai POM. Saya berbahagia sekali karena usaha masyarakat di sini makin baik dan bermanfaat untuk keberlangsungan hidup mereka,” kata Ketua Golkar NTT itu.

Menurut Melki Laka Lena, kesuksesan seorang politisi bukan dilihat saat terpilih dalam kontestasi politik. Sebaliknya, politisi disebut sukses ketika bermanfaat bagi masyarakat. “Perjuangan saya dengan Balai POM ketika itu ternyata bermanfaat bagi masyarakat di sini. Jadi letak kesuksesan politisi adalah membuat masyarakat tersenyum ketika mendapat manfaat dari apa yang dia perjuangkan,” ungkap Melki.

Kepada masyarakat pemasak moke, Melki Laka Lena menyarankan agar tetap memperhatikan proses produksi agar tetap alamiah dan tidak ada tambahan zat-zat yang berbahaya. Dia juga meminta pemasak moke untuk memperbaiki kemasan.

“Kalau usahanya sudah bagus, jangan lupa beri retribusi untuk desa dan daerah sebab  masyarakat harus juga berkontribusi untuk pembangunan daerah. Tapi kita akan buat peraturan daerah yang mengatur mekanisme produksi, hingga pemasaran. Yang pasti tidak boleh melanggar norma-norma,” pungkas Melki Laka Lena.*/)Thomy/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap