Linus Lusi Turunkan Tim Investigasi ke SMK Bina Karya Larantuka, Ijin Operasional Bisa Dicabut

484
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Linus Lusi

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Tindakan brutal yang dilakukan oknum guru pada siswa SMK Bina Karya Larantuka dengan memaksa mencelupkan tangan siswa dalam air panas berujung petaka. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT bakal menurunkan tim investigasi ke SMK Bina Karya Larantuka.

“Esok Senin, kami turunkan tim investigasi terhadap kasus ini,” sebut Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (6/8/2023).

“Ijin Operasional kami tinjau kembali. SMK Bina Karya Larantuka sebagai sekolah tua di Flores Timur mestinya memilki tradisi mendidik secara profesional bercirikan sekolah berbasis keagamaan nasionalis dan nasionalis keagamaan yang memanusiakan manusia,” ujar Kadis Linus Lusi.

Ia menyebut, tindakan malpraktek pembelajaran yang dilakukan oknum guru tersebut dengan label apapun serta dalil apapun tidak dibenarkan dalam pendidikan. “Karena itu Yayasan tidak boleh berdiam diri terhadap kasus ini, tetapi lakukan juga investigasi secara total untuk diambil keputusan demi menciptakan rasa nyaman buat para siswa serta orang tuanya,” ujar Kadis Linus Lusi.

Ditegaskan, pihak Dikbud NTT segera turunkan tim investigasi ke sekolah tersebut dan mengambil langkah tegas. “Kita melihat kembali ijin operasional yang dikeluarkan dan terburuk ijin operasionalnya dicabut,” tegas Linus Lusi.

Dilansir dari NTTEXPRESS, Bruder Nelson, rohaniwan Katolik yang juga guru di STM Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tergolong kejam dan sadis. Prilakunya sungguh tak mencerminkan sebagai seorang gembala umat.

Ia tega menyiksa anak didiknya hingga terluka parah. Korbannya adalah, YAP alias Fendi, siswi kelas II STM Bina Karya Larantuka.

Pelajar asal Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado ini dipaksa mencelupkan tangannya ke air panas mendidih.

Aksi keji ini dilakukan Bruder Nelson hanya gegara mencurigai Fendi bersama beberapa temannya mencungkil lemari rekan seasrama.

Meski tak pernah melakukan hal yang dituduhkan, Bruder Nelson terus mengancam dan memaksa Fendy dan rekannya menyelup tangan ke air mendidih.

“Kalau benar-benar kalian tidak mencuri, celup tangan kalian ke air panas pun tidak akan terasa sakit,” ujar Bruder Nelson, diceritakan keluarga korban, Emang Lagadoni, via telepon, Jumat 4 Agustus 2023.

Karena terus diancam, Fendy kemudian mendahului rekannya mencelupkan tangan kanannya ke air panas. Alhasil, seluruh jari tangan kanannya langsung melepuh dan membengkak.

Meski melihat Fendy sudah terluka parah, Bruder Nelson malah membiarkannya dan tak ada niat membawa korban ke tenaga medis.

“Kami sangat kecewa. Lebih menyakitkan lagi, setelah melihat tangan korban melepuh, dia (pelaku) tidak ada inisiatif untuk memberikan pertolongan medis. Korban menangis menahan sakit dan tidak bisa tidur sampai pagi,” katanya.

Kekejaman Bruder Nelson kini berujung pidana. Keluarga korban sudah melaporkan ke Polres Flores Timur.

“Laporan sudah diterima kemarin dan korban sudah divisum. Kita tetap proses seusai aturan hukum,” kata Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus M. La’a.***Amar/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap