MBAY,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat terus mengajak semua Bupati di NTT untuk memanfaatkan lahan yang tidur untuk pertanian yang produktif.
“Dalam perspektif Bapa Gubernur memanage lahan yang tidak fungsional menjadi lahan yang fungsional. Yang tidur itu bukanlah lahannya, tapi yang tidur alias malas bekerja adalah manusianya,” sebut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang diwakili oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT, Kosmas D. Lana, dalam acara Talk Show Radio dengan topik Memperkokoh Sinergitas Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam rangka NTT Bangkit NTT Sejahtera, yang digagas Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, Jumat (29/10/2021).
Slain itu menurut Kosmas Lana, Bapak Gubernur berkeberatan tentang kondisi petani yang dari dulu terus berpredikat Petani Subsistem. “Dari tanam sampai panen hanya dia sendirilah yang menikmati hasilnya, ini yang harus diubah bahwa petani harus menjadi petani yang produktif. Harus ada komitmen dalam aksi nyata untuk mewujudkan perubahan besar bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dalam rangka menatap masa depan lebih baik”, sebut Kosmas Lana.
Mantan Penjabat Bupati Nagekeo selama enam bulan pada tahun 2018 ini menambahkan, bicara tentang sinergitas adalah hal yang sangat menarik. “Sinergitas adalah menyatukan dan memperkokoh semua energi dan kekuatan dalam bekerja bersama-sama. Maju terus jangan gampang menyerah dan perlu dibangun kesepakatan-kesepakatan bersama untuk memperjelas arah kebijakan dan arah sinergitas antara dua belah pihak”, sebut Kosmas Lana.
Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do mengatakan, usaha untuk mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi NTT dalam bidang Pariwisata dan Pertanian telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo. “Sejak saya menjadi Bupati bersama Wakil Bupati Bapak Marianus Waja, telah mencanangkan berbagai program pemberdayaaan masyarakat, karena kita tahu bersama bahwa Kabupaten Nagekeo ini merupakan daerah yang subur, sebagai salah satu produsen beras bagi NTT selain Lembor,” sebut Bupati Don Bosco.
Selain itu, Nagekeo juga memiliki potensi unggulan yang telah dikembangkan seperti Coklat Kobar, Garam serta Pariwisata dengan destinasi unggulan yang terus dikembangkan untuk mendukung Pariwisata sebagai ring of beauty, serta mendukung Pariwisata sebagai leading sector pembangunan Pemerintah Provinsi NTT. “Inilah sinergitas yang kuat antara Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Nagekeo yang harus dikokohkan dan terus dikembangkan guna mewujudkan masyarakat NTT yang sejahtera”, ungkap Politisi Partai Nasdem ini.
Ketua DPRD Kabupaten Nagekeo, Marselinus Aju Bupu juga menyatakan siap mendukung dari sisi politik anggaran terhadap berbagai program kerjaan kegiatan sinergitas antara Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Nagekeo. “Sepanjang untuk kesejahteraan masyarakat, maka legislatif sebagai representasi masyarakat Nagekeo, tetap mendukung melalui fungsi penganggaran dan pengawasan agar kerja kita semua sebagai mitra benar-benar bisa memenuhi kesejahteraan dan kemakmuaran masyarakat yang kita layani,” ujar politisi Partai PDI Perjuangan tersebut.
Dalam sesi interaksi dengan peserta talk show yang hadir langsung, salah satu tokoh Pendidikan Nagekeo, Amandus Embo, menanyakan tentang Sekolah Kejuruan atau SMK. Dan dijelaskan oleh Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT, Kosmas Lana, bahwa untuk jenjang pendidikan SMK sudah ada tambahan satu tahun lagi dalam pendidikan. “Setelah tiga tahun belajar di bangku pendidikan SMK, maka sudah ada putusan bahwa setiap siswa SMK harus belajar setahun lagi, untuk peningkatan kompetensi keterampilan sehingga bisa terserap dengan cepat pada lapangan kerja. Setelah itu barulah siswa SMK berhak untuk mengambil ijasah SMK dan Sertifikat Kompetensi”, jelas Mantan Asisten Adminstrasi Umum Sekda Provinsi NTT tersebut. Kosmas juga menambahkan, masalah human trafficking hampir tidak ada lagi di NTT.
Bupati Nagekeo dalam menjawab pertanyaan dari drg. Martha Lamanepa yang hadir mewakili tokoh perempuan yang menanyakan tentang Penanganan Sampah di Kabupaten Nagekeo, mengajak para aktivis peduli lingkungan, khususnya yang peduli tentang penanganan sampah untuk bersama sama Pemerintah Kabupaten Nagekeo menggandeng seluruh elemen masyarakat Nagekeo, untuk dapat memproduksi sampah organik agar bisa menjadi pupuk kompas.
Disela–sela diskusi talk show tersebut, Kosmas Lana menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Nagekeo harus benar-benar serius menyiapkan lahan seluas-luasnya untuk mendukung Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dengan pendampingan dari provinsi. Pasalnya, program TJPS sangat penting untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat petani/peternak di NTT, termasuk yang ada di Kabupaten Nagekeo.
“Saya berpesan bahwa peran Pemerintah Provinsi NTT ada dua dilihat dari tugas dan fungsinya, yaitu memfasilitasi semua jenis-jenis usaha di seluruh wilayah NTT, dan bersama seluruh Bupati untuk bangun satu komitmen agar usaha tersebut jangan bersifat glondongan, tetapi terapkan satu teknologi untuk semua usaha,” tambah Salah Satu Penggagas berdirinya Kabupaten Nagekeo tersebut.
Acara yang dimoderatori Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Nagekeo, Ndona Andreas Corsini itu berlangsung pada ruang tamu VIP Lantai Dua Kantor Bupati Nagekeo di Mbay, dan dihadiri langsung oleh 10 orang perwakilan tokoh yang ada di Kabupaten Nagekeo. Talk Show yang dimulai pukul 12.00 s.d. 13.30 Wita tersebut disiarkan secara langsung oleh Radio Suara Nagekeo pada gelombang 98,4 FM dan live streaming pada Facebook Radio Suara Nagekeo (RSN).
Acara tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran kepada publik tentang bagaimana membangun dan terus memperkokoh sinergitas antara pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan menyatukan energi, kekuatan, dan berbagai sumber daya untuk mewujudkan visi Pemerintah Provinsi NTT yaitu NTT Bangkit, NTT Sejahtera, serta memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui representasi elemen masyarakat yang hadir langsung dalam talk show tersebut, dalam hal ini perwakilan dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan, Tokoh Pendidikan, Tokoh Seniman, Tokoh Pemuda serta LSM serta tokoh Pemuda untuk bertanya langsung kepada para narasumber, serta membuka kesempatan bagi publik yang mengikutinya melalui siaran langsung pada FB RSN untuk menanyakan berbagai hal dan meberikan masukan seputar topik yang diangkat pada talk show tersebut.*)FransTiran/BiroAP
Editor: Laurens Leba Tukan